Balinese is a lot of thing, but one thing for sure that they work efficiently when it is related to the documents. Gw selalu kasih tepuk tangan meriah kalau urus-urus dokumen di Bali tuh serba cepet banget. Di Denpasar ya terutama karena gw tinggal di sini. Nggak tau lagi kalau di daerah lain. Ini testimoni gw yang tiap tahun harus urus dokumen visa suami, tiap tahun harus ke Dukcapil, Polres, wira-wiri di desa urus printilan. Akhirnya tahun ini gw putuskan untuk pindah domisili ke Bali. Yeay. Bukan tanpa alasan, tapi karena untuk menjamin KITAP, gw harus domisili Bali. Suami gw udah terdaftar di Imigrasi Bali. Jadi daripada gw harus pindahin dia ke domisili asal gw, yang mana gw udah nggak tinggal di sana hampir 20 tahun, ya lebih baik gw yang pindah. Ternyata, pindah KTP tuh gampang banget ya. Gw kira gw harus pulang dulu ke domisili untuk cabut berkas. Setelah tanya langsung ke domisili asal gw (Pake WA dan jawabnya nunggu lama banget), mereka bilang untuk urus surat SKPWNI (Su
Bicara soal pemanfaatan ilmu yg didapat setelah kuliah, hmmmm gimana ya? Jurusanku matematika murni, dan sekarang aku mengajar bahasa korea. *Fiuh... Jauh amat*. Oke bicara soal itu, dibilang percuma gak sih belajar matematika??? Mikirlah aku selama beberapa hari *kayak kayak serius banget gt*. Dan jawabannya adalah ndak percuma. Kok bisa? Emang sih, jujur aja ilmu semacem sejenis sebangsa kalkulus, aljabar, analisis, statistik itu emg 96% aku lupa. Trus apa yg diinget coba? Yaaa ilmu lainnya seperti komputasi. Kalo ini, lupa pun aku masih bisa buka buku dan baca bentar uda bisa aplikasi buat lain kasus. Beda ma ilmu matematika yg uda tersebut diatas tadi, ilmu itu emg aku udah lupa bahkan saat ganti semesterpun. Tapi satu yg jelas jelas udah terpatri dari dulu dan semakin dalam saat kuliah itu analisis. Secara ndak sadar emg sih, kalo ada kulia berjudul analisis blablabla gitu emg aku rada bodho. Tapi ndak sadar itu membuat dan melatih otakku menjadi lebih tertata dalam penyelesaian s