Skip to main content

Book: The Midnight Library

It is one of the books that blown my mind. It's very well written and would probably relate with a lot of people who are in their journey to find themselves.  So many people are talking about it but I did not buy it until a few months ago where I read the preview on the first pages. Easy for me to see if I want to buy the book or not. When the first pages hook me right away, I don't need to think twice. This book is one of them.  This contains spoiler of course.  Nora, the main character, like many of us, fall into depression and decided to kill herself. But she's not dead right away. She went into a kind of limbo between life and death. In that library she met a librarian, this librarian is a kind of a guide. Our guide that probably tasked when we were born.    The librarian shows her lives that she could have had if she wants to. She is so depressed and thinks that no life will makes her happy enough to live it. I can totally understand her state. I was there....

Sosok 66 tahun

Sosok seorang papi yang kurindukan akan selalu tampak jelas di ingatanku sosok seorang dengan badan tegas, kuat, tinggi besar dan berusia 66 tahun. Tak akan pernah kulihat papiku menjadi tua renta dengan usia 80, 90 atau bahkan 100. Seorang papi yang kumiliki akan selalu kuingat dengan penampakannya terakhir yang kulihat, 66 tahun. Penampakan yang masih sangat kuat di usianya itu.

Hmmm... Seorang papi yang kurindukan. Aku kadang berpikir, apakah papiku akan mengijinkanku mengejar impianku di negeri ginseng jika saja papiku masih berada disampingku saat ini?? Apapun, aku yakin papi akan mengijinkan walaupun berat. Beliau adalah salah satu orang yang sangat menyayangiku dan sangat menjagaku. Aku masih ingat waktu aku bercerita salah satu teman lelakiku memukulku di TK, dan papiku menjawab, "kene tak ketak e nggawe cincin e papi seng gede iki. Akik iki nek digawe ngetak iso loro. Pokoke nek ngganggu putune papi maneh, ngomongo papi yo nduk". Masih sangat jelas kata itu dipikiranku.

Durian atau berkotak2 es krim kesukaanku slalu diberikan untukku selepas papi pulang kerja. Agenda rutin papi pulang kerja adalah membelikanku durian atau es krim. Setelah pensiun, pekerjaannya adalah merawat apapun yang bisa dirawat. Anggap saja yaaa mengusili sesuatu lah. Ada motor yang dibeli papi setelah pindah rumah. Motor itu tiap hari digunakan untuk mengantarku sekolah SD. Motor itu juga tiap hari di lap, dibersihkan, kadang malah dibongkar biarpun ga ada yg rusak. Dan akhirnya motor itu dijual beberapa bulan setelah papi pergi. Apapun dilakukan untuk menyibukkan diri. Campursari itu lagunya.

Akhir masa hidupnya papi mengalami gangguan di syaraf kakinya yg menyebabkan tidak bisa merasakan rangsangan apapun. Sampai2 pulang dari sholat di mushola tidak menggunakan sandal dan tidak sadar. Kadang juga lupa, lupa melepas kunci motor yg diparkir di teras. Yahh... Wajar. Kita maklum. Sering banget berantem ma mami, gara2 hal sepele. Namanya orangtua, tingkah lakunya balik seperti anak kecil. Berebut video player, yg satu ingin campursari sedangkan satunya menyetel lagu barat. Tp kl terpisah, pasti saling mencari dan merindukan satu sama lain. Fiuuhh mami papi yg wonderful

However, I miss him so much. So so so much. Aku tidak bs memenuhi permintaan terakhirnya, ku akui itu kekecewanku terbesar selama ini. Aku juga tidak bisa memenuhi permintaan papi untuk sekolah di kesehatan, (kalo ini otak jg g seberapa nyampe hehe). Papi juga tidak bisa melihatku sekarang yg sudah menjadi sarjana.

I miss him so much
Doaku dan pintaku, Ya Allah, berikanlah keluargaku panjang umur. Agar mereka bisa melihatku sukses dan berhasil, dan bisa membanggakan keluarga. Agar aku bisa bermanfaat bagi mereka. Agar aku bisa memenuhi semua permintaan mereka. Berikan aku kekuatan untuk bisa menjaga keluargaku apapun yg terjadi, aku tak menginginkan penyesalan yg lain datang. Engkau adalah maha segalanya Ya Allah. Jagalah keluargaku.. Karena aku sangat menyayangi mereka..

Comments

Popular posts from this blog

Pengalaman Bikin (Free) Schengen Visa di VFS Swiss

I know this is so normal but anyway I like to compare the experiences because people might have different cases and because I have nothing to lose so... here's my experience for applying Schengen Visa via Swiss (VFS). Kenapa nggak via Belanda? Karena rencana kita berkunjung lamanya ke Geneve - Swiss (ada urusan kerjaan suami gw) dan kami belum tau akan ke Belanda apa nggak saat itu (nggak jadi sih soalnya mepet banget).  Seperti yang sudah sering dibahas orang lain perihal syarat dan ketentuan apply Schengen visa, gw nggak akan nulis itu ya. Udah ada di website VFS, lengkap. Gw cuma tambahin dikit-dikit aja infonya yang mungkin sama seperti kasus yang baca kalo emang kebetulan sama sih 😂 "Ok jadi total pembayarannya 280 ribu rupiah ya" "HAH?? Cuma 200an mbak??? Visanya gratis???" "Suaminya masih WN Belanda kan mbak?" "Iya" "Oiya itu gratis, bisa pake visa tipe C. Jadi cuma bayar biaya admin aja" ...

Not A Robot

  There are so many things I did recently. It was all started since February. Not to complain about this, I just want to write it to release the stress. Because I know every choices has its own risks. Started from January, I commits to work on another blog of mine. Joining with another friend, we are committed to post at least one writing every week with different theme each week. This is still under construction *ahem, ini bukan bangunan* to make it good to read at. I will publish it here once it is ready to be published. We both are trying to be consistent. So far, I have been consistent and always post one every week. After decided to get married, I realize that it won't be that easy. No matter what, marrying someone never be easy. About the preparation and this and that. To be honest, I will not having a big feast for that. I will invite my close friends and family, although I still have to respect what my parents want to invite the neighbors (one block neighbors are tota...

[Book] Dunia Cecilia

'apakah kalian membicarakan hal semacam itu di surga?' 'tapi kami berusaha tidak membicarakannya dekat-dekat Tuhan. ia sangat sensitif terhadap kritik' Yap, sepenggal dialog antara Cecilia dan malaikat Ariel. Saya mengenal Jostein Gaarder sejak kuliah. Ehhhh 'mengenal' dalam artian kenal bukunya ya, kalo bisa kenal pribadi mah bisa seneng jingkrak-jingkrak hehehe. Jadi karena teman saya mendapat tugas kuliah membaca satu novel filsafat berjudul Dunia Sophie, saya jadi sedikit mengetahui si bapak Gaarder ini. Enak ya tugasnya anak sastra baca novel, tugas anak matematika ya baca sih, tapi pembuktian kalkulus -_- Dunia Cecilia ini buku pertama Jostein Gaarder yang saya baca, karena buku Dunia Shopie sangatlah berat berdasar review teman saya. Saya sih nggak perlu baca buku itu karena teman saya sudah benar-benar mahir bercerita. Jadilah saya sudah paham bener cerita Dunia Sophie tanpa membacanya. Novel ini atas rekomendasi teman saya, dia bilang kala...