Skip to main content

Urus Pindah Domisili ke Denpasar - Bali

Balinese is a lot of thing, but one thing for sure that they work efficiently when it is related to the documents.  Gw selalu kasih tepuk tangan meriah kalau urus-urus dokumen di Bali tuh serba cepet banget. Di Denpasar ya terutama karena gw tinggal di sini. Nggak tau lagi kalau di daerah lain. Ini testimoni gw yang tiap tahun harus urus dokumen visa suami, tiap tahun harus ke Dukcapil, Polres, wira-wiri di desa urus printilan.  Akhirnya tahun ini gw putuskan untuk pindah domisili ke Bali. Yeay.   Bukan tanpa alasan, tapi karena untuk menjamin KITAP, gw harus domisili Bali. Suami gw udah terdaftar di Imigrasi Bali. Jadi daripada gw harus pindahin dia ke domisili asal gw, yang mana gw udah nggak tinggal di sana hampir 20 tahun, ya lebih baik gw yang pindah.  Ternyata, pindah KTP tuh gampang banget ya. Gw kira gw harus pulang dulu ke domisili untuk cabut berkas. Setelah tanya langsung ke domisili asal gw (Pake WA dan jawabnya nunggu lama banget), mereka bilang untuk urus surat SKPWNI (Su

Saatnya mengubah orientasi


Orang sering salah mengartikan jika bersekolah nanti kau harus menyelesaikannya dengan tepat dan lulus dengan nilai yang bagus. Dulu saya memang seperti itu. Dulu saya sangat memandang kalau nilai yang bagus akan membawa dampak yg bagus. Iya memang, tapi itu bonus. Itu bukan tujuan utama orang bersekolah. Jika saja mereka tau dan menyadarinya.
Nilai yang bagus, lulus kuliah dengan predikat kumlot, menjadi juara internasional, jelas menjadi satu kebanggan tersendiri bagi seseorang, atau sebut saja orangtua. Orangtua seringkali menginginkan anaknya menjadi juara kelas dan mendapatkan nilai terbaik. Pola pikir yang seperti itu menjadikan kita salah jalan. Salah jalan gimana maksudnya? Yang kita kejar hanya nominal, bukan intisarinya. Nilai tentu saja menjadi barometer penilaian tingkat pemahaman siswa. Tapi lagi-lagi itu bukan tujuannya. Nilai bagus itu bonus kawan. Saya ingat betul kata guru saya, beliau mengatakan “kowe arep njaluk nilai piro? Ngomongo ae, aku lo nilai gak kulakan. Nilaiku gratis, sak njalukmu tak kek I”. artinya kurang lebih beliau akan memberikan kita nilai berapapun karena nilai itu gratis dan tidak membeli di grosiran terlebih dahulu. Tapi nilai yg gratis itu tetap harus sebanding dengan pemahaman yang didapat. Jika ingin nilai 9, maka pemahaman yg didapat juga harus selevel 9 dong. Hal itu juga saya terapkan ketika mengajar.

Orientasi akan nilai membuat siswa-siswa kita berorientasi kosong. Bukan pada pemaham tapi pada “ah yang penting lulus dapat nilai bagus”. Tanpa disadari itu sudah menjadi salah satu kelemahan bangsa ini. Siswa akan cenderung menghafal tanpa memahami. Itu juga terjadi juga kepada saya dahulu. Tapi setelah merubah orientasi, langkah menjadi pemahaman bukan menghafal. Kalau dipikir-pikir, kita sekolah minimal sampai SMA dan apa yg kita dapatkan sebanyak belasan tahun tersebut? Tidak ! yang kita dapatkan mungkin hanya secuil persen dari belasan tahun yg kita habiskan untuk besekolah. Sekolah memang menyenangkan dg adanya teman seperjuangan, atau guru yg menyenangkan. Apapun itu sekolah memang menyenangkan. Tapi alangkah lebih menyenangkan dan menguntungkan jika kita mendapatkan banyak hal juga selama itu.

Jika kita terus berorientasi pada nilai, ini akan menjadikan kita orang yang selalu berpegang teguh pada hafalan dan kita akan jadi sarjana hafalan. Hanya paham dan unggul dalam teori tapi nol dalam praktek itu juga percuma. Ketika terjun dalam kehidupan, apakah kita hanya akan mengatakan “LAh, dibuku seperti itu pak? Lho dibuku kok gak kayak gitu?”. Apa yg terjadi dalam kehidupan adalah hal yg fleksibel. Tidak semua hal bisa disamakan dengan teori atau buku  diktat.

Saya bukan seorang sarjana dengan lulusan terbaik. Nilai saya pas-pasan, saya akui. Soal ilmu semua hanya ilmu yg saya sukai saja yg saya ingat, selebihnya tidak. Tapi saya akui selama kuliah saya mendapatkan banyak hal, kemampuan berpikir juga berkembang, skill yang lain juga berkembang. Saya bisa mempelajari bahasa asing yang mana membawa saya ke pekerjaan saya saat ini.

Kalau ada yang tanya, orang diterima kerja kan yg nilainya bagus? Hmm gak juga sih, itu semua tentang manajemen diri kita sendiri. Saat kita bisa me-manage diri  kita dengan baik dan kita bisa adaptasi dengan lingkungan baru dengan baik, kita bisa kok. Buktinya, dengan IP pas-pasan saya bisa juga diterima di perusahaan yg bagus *kata orang*. Ini kita kalau mengejar soal pekerjaan itu. Tapi semuanya kembali kepada diri kita sendiri dan mendengar apa yg benar2 kita inginkan. Soft skill itu jauh lebih dibutuhkan dalam kehidupan. Kembangkan soft skill yang dimiliki, cari keinginan dan kemampuan yg ingin dikembangkan, gali lebih dalam dan berjuanglah. Karena pintu rezeki itu datangnya tidak dari satu pintu saja, dia bisa datang dari arah mana saja 😊

Comments

Popular posts from this blog

Ujian hari senin

Kejadian ini terjadi tepat senin minggu lalu. Baru kali itu aku merasa 'WOW.. ini senin yeay'. Karena biasanya 'haduhh udah senen lagi'. Kebayang kan kalo seneng begitu dihari senen menyambut pagi dan hari itu rasanya langka banget. Otomatis pengennya hari itu berlangsung indah. Jam setengah 9 pagi, seperti biasa ke pantry ambil minum bareng sama temen sebangku. Dia bikin teh, aku nyuci botol sekalian ngisi dong. Seperti biasa juga, kadang aku males sih nyuci botol dengan ritual lengkapnya, akhirnya cuman bilas pake air panas. Ya mungkin nggak sampe 50 ml juga. Dikit banget deh. Temen juga selalu bersihin gitu gelasnya pake air panas. Pic source is here Eh lakok lakok... si bapak pantry yang serem itu tiba-tiba bilang 'Gak bisa ya gak nyuci botol pake air panas? Tiap sore itu banyak komplain gara-gara airnya abis'. Yakaliii air abis tinggal isi aja, ibu yang dulu aja nggak pernah ada komplain. Ya aku bilang lah ini cuman dikit, lagian yang ngelakuin ini

Gojek ke bandara juanda

While waiting, jadi mending berbagi sedikit soal gojek. Karena saya adalah pengguna setia gojek, saya pengen cobain ke bandara pake gojek. Awalnya saya kira tidak bisa *itu emang sayanya aja sih yang menduga nggak bisa*, trus tanya temen katanya bisa karena dia sering ke bandara pakai motornya. Nah berarti gojek bisa dong?? Sebelum-sebelumnya kalo naek gojek selalu bayar cash, tapi kali ini pengen cobain top up go pay. Minimum top up 10ribu. Jadi saya cobain deh 30ribu dulu. Eh ternyata lagi ada promo 50% off kalo pake go pay. Haiyaaaaa kenapa ga dari dulu aja ngisi go pay hahaha. Dari kantor ke bandara juanda sekitar 8km. Kantor saya sih daerah rungkut industri. Penasarannn banget ini abang mau lewat mana ya. Tertera di layar 22ribu, tapi karena pakai go pay diskon 50% jadinya tinggal 11ribu. Bayangin tuhh... pake bis damri aja 30ribu hahaha. 11ribu udah nyampe bandara. Biasanya 15ribu ke royal plaza dari kantor haha. Lagi untung. Bagus deh. Nah sepanjang perjalanan, saya mikir ter

Dapet Visa UAE (Dubai) Gampang Banget

Dubai creek Beberapa waktu yang lalu, kita pusing berat karena H dapet libur kali ini cuman 10 hari. 10 hari dari yang biasanya 14 hari. Akhrinya diputuskan untuk tetap mengambil libur tapi nggak ke Indonesia.  Ternyata, beberapa hari kemudian, dia bilang, kalau liburnya malah jadi 7-8 hari aja. Mau ga mau saya yang harus kesana. Maksudnya terbang mendekatinya. Udah milih-milih negara mana yang harganya rasional, yang ga banyak makan waktu buat terbangnya H, dan tentunya ga ribet urus visa buat pemegang paspor hijau yang ga sesakti paspornya H.  Btw warna paspor Indonesia jadi biru ya sekarang?? Pilihan jatuh ke Dubai. Pemegang paspor hijau harus bikin visa, ya pusing lagi deh cara bikin visa Dubai nih gimana. Apa iya sesusah bikin visa schengen, visa US, visa lainnya. dari persyaratan sih standar ya, termasuk  record  bank account selama 3 bulan. Emang nggak pernah bikin visa Dubai sebelumnya ya, apalagi H yang paspornya super sakti kemana-mana (hampir) ga perlu visa, dia ga pernah ad