Balinese is a lot of thing, but one thing for sure that they work efficiently when it is related to the documents. Gw selalu kasih tepuk tangan meriah kalau urus-urus dokumen di Bali tuh serba cepet banget. Di Denpasar ya terutama karena gw tinggal di sini. Nggak tau lagi kalau di daerah lain. Ini testimoni gw yang tiap tahun harus urus dokumen visa suami, tiap tahun harus ke Dukcapil, Polres, wira-wiri di desa urus printilan. Akhirnya tahun ini gw putuskan untuk pindah domisili ke Bali. Yeay. Bukan tanpa alasan, tapi karena untuk menjamin KITAP, gw harus domisili Bali. Suami gw udah terdaftar di Imigrasi Bali. Jadi daripada gw harus pindahin dia ke domisili asal gw, yang mana gw udah nggak tinggal di sana hampir 20 tahun, ya lebih baik gw yang pindah. Ternyata, pindah KTP tuh gampang banget ya. Gw kira gw harus pulang dulu ke domisili untuk cabut berkas. Setelah tanya langsung ke domisili asal gw (Pake WA dan jawabnya nunggu lama banget), mereka bilang untuk urus surat SKPWNI (Su
Aku sih sering baca-baca blog atau denger pengalaman mixed couple terutama orang Indonesia dengan orang ras kaukasoid tentang bagaimana mereka, terutama yang pihak Indonesia-nya, menjadi korban jadi tukang foto pasangannya yang diajak foto orang Indonesia terutama cewe-cewe, atau kalo nggak dikira tour guide. Sekian lama menjalin hubungan dengan orang ras ini, belum pernah lah aku mengalaminya sampai ketika hari itu ketika makan siang, segerombolan anak SMP dengan lantangnya teriak : Mister, Selfi!! Pertamanya sih nggak ngira eh ternyata bakal ada orang yang minta selfi sama HJ. Karena selama ini seringnya HJ yang suka gangguin orang selfie. Bahkan pas di pesawat terbang ke Lombok kemaren, ada newlywed dibangku seberang selfi yang akhirnya kena HJ, eh dia malah ikutan pose dan mereka berdua nggak sadar sampai akhirnya pas liat hasil fotonya. dan akhirnya mereka berdua ngajak HJ selfie juga 😯 Nah, anak-anak SMP ini begitu denger HJ bilang 'Ok, come on', langsung