Skip to main content

Cara Memilih Bacaan

Pulang - Leila Chudori Pengalaman gw mulai menyukai membaca karena bukunya yang bagus. Kata orang jangan judge buku dari sampulnya. Gw termasuk orang yang suka judge buku dari sampul. Tapi itu bukan hal yang utama dong tentunya. Itu hanya ekstra poin aja.  Pertama kali gw baca buku dan tiba-tiba suka adalah saat papa yang waktu itu pulang, bawain gw buku ensiklopedia yang isinya sejarah dan astronomi. Itu yang bikin gw langsung suka baca, karena materinya bikin gw berbinar. Itu juga awal mula gw suka astronomi.  Perjalanan sebagai pembaca tentu saja lama sekali. Beberapa genre gw coba baca, kadang suka, kadang nggak suka. Hingga akhirnya gw tau apa yang bikin gw akan baca buku itu.  "Halaman pertama tulisannya" Gaya menulis orang itu pasti selalu berbeda. Meskipun mirip dengan yang lain, pasti akan ada karakter pembedanya. Itu biasanya terlihat dari halaman pertama tulisannya. Bayangkan, meski materinya bagus tapi penyampainya nggak bagus juga nggak akan nyangkut di pemb...

Serba serbi pernikahan

Tiba-tiba ingin menuliskan sesuatu tentang pernikahan di Indonesia. Sebagian besar masyarakat Indonesia adalah masyarakat beragama. Yang mana ketika menikah, mereka akan menikah secara agama dan mencatatkan pernikahan mereka secara sipil. Untuk orang Islam, biasanya dilakukan ijab Kabul (untuk umat yang lainnya tentunya mereka memiliki cara tersendiri untuk menikah secara agama) kemudian lanjut dengan resepsi pernikahan.

Untuk ijab Kabul, bisa dilakukan di KUA atau di rumah atau di masjid tergantung keinginan si empunya hajat. Kalau saya sih ingin dirumah. Nah  setelah acara prosesi nikah secara agama ini selesai, barulah mereka mengadakan resepsi yang biasanya mengundang ribuan orang *beken amat nih orang punya ribuan kenalan*. Resepsi di Indonesia biasanya si pengantin baru duduk (sebut saja berdiri) dipelaminan, senyum sampai giginya kering, cipika cipiki sama undangan yang ngasih ucapan selamat, berfoto begitu seterusnya hingga acara selesai. Kalau di gedung sih biasanya maksimal 4-5 jam. Kalau dirumah bisa 24 jam bahkan lebih, apalagi bagi yang ingin pernikahan ala adat *adat Jawa misalnya*. Dijamin deh perlu minimal 3 hari untuk menyelesaikan semua sesi acara nikahan itu.

Bisa dibayangkan bagaimana ribetnya?

Bisa, ini mah yang jadi hal paling horror dari sesi hura-hura di nikahan

Ada banyak alasan yang melatarbelakangi orang ingin “membuang” banyak uang untuk resepsi pernikahan, diantara adalah :

1.       Syukuran. Boleh lah kita berniat acara nikahan sebagai acara syukuran dan berbagi kebahagiaan dihari bahagia kita. Tapi kalau sudah diniati syukuran, jangan berharap pada isi amplop yang akan diberikan undangan ya. Saya heran, ada tetangga yang niat syukuran dan memang nggak mau dikasih amplopan tapi yang ribet malah tetangga-tetangganya. Malah dibilang “ya meskipun ingin syukuran tapi kan nggak etis kalau nggak nerima amplopan kita”. Nggak etis dari mana sih, wong yang punya hajat aja udah terang-terangan bilang nggak usah ngamplopin.

2.       Melestarikan budaya. Indonesia yang punya jutaan budaya termasuk budaya dalam menikahkan anak, sayang kalau hilang tergerus jaman. Okelah ini alasan yang masih agak bisa diterima akal karena memang saya pun suka dengan pernikahan ala Jawa. Hanya saja saya agak ogah kalau pernikahan saya yang dibikin ala Jawa. Ribet. Suka liat orang lain yang ribet aja.

3.       Nah yang satu ini agak gak penting banget. Karena GENGSI. Apalah gengsi, kenapa juga gengsi? Apa mentang-mentang kita punya jabatan tinggi kemudian kita harus menikah yang super mewah dan menghabiskan banyak dana dalam semalam? Hanya karena untuk mengejar gengsi. Let say kita pukul rata biaya nikah disini sekitar 50 juta itu kalau pakai gedung. Itu yang paling murah lho.. ada yang diatas 100juta. Dan habis dalam semalam. Saya hanya bisa mengelus dada dan mikir “itu bisa buat DP rumah”.

Mau pesen makanan vendor ini, dibilang jangan nanti diomongin orang. Mau pakai yg itu, jangan nanti diomongin jelek sama orang. Ahh sudahlah.. memaki dan menghina itu manusiawi kok. Sebagus-bagusnya nikahan, atau sejelek-jeleknya pesta nikahan, pasti masih ada yang cacat. Beneran lho, kalau Cuma demi gengsi, mending jangan deh. Karena berapapun jumlah uang yang kita habiskan, cibiran tetap akan datang. Negative thinking banget nih gue.

Siapa sih yang ingin pernikahannya diingat sepanjang masa? Pastilah kita semua ingin membuat pernikahan yang berkesan bahkan bagi orang lain. Kalau saya sih, ingin pernikahan yg sederhana, yang elegan, dan tidak menghabiskan banyak uang hahaha. Tentunya hanya dengan mengundang keluarga besar dan teman dekat saja. Dan tidak menghabiskan banyak waktu. Buat apa acara pesta gede-gedean kalau ujung-ujungnya pusing dan gak jadi malam pertama sama suami. Kan sayang. Mana mau mereka tanggung jawab. Iya kan??

Saya melihat satu hal yang minus disini, ketika menggelar acara hajatan dan harus berada dipelaminan. Kita mengundang tamu, untuk datang ke acara bahagia kita, mendoakan kita yang terbaik, tapi kita justru ada didepan dan hanya berbicara dengan mereka ketika berfoto. Agak miris sih sebenarnya. Karena ada beberapa teman dekat yang berada jauh dari kita, merelakan waktunya untuk datang ke acara kita, tapi kita nggak ada waktu untuk ngobrol dengan mereka. Momen ini harusnya menjadi momen kumpul-kumpul yang menyenangkan. Jadi bukan senyum palsu yang ditampilkan. Melainkan senyum yang benar-benar bahagia karena di hari bahagia kita bisa berbicara dengan teman dekat kita dan juga keluarga yang lainnya. Jadi pesta bukan sekedar formalitas you know.

Semakin kesini saya semakin menginginkan pernikahan yang sederhana. Pernikahan yang sah dimata agama dan negara. Cukup dengan ijab Kabul yang dihadiri oleh keluarga dan teman terdekat saja. Tentunya tidak akan menghabiskan banyak uang sia-sia. Bukannya pelit untuk acara huru hara, tapi akan lebih baik jika diminimalisir pengeluaran untuk pesta. Memang, menurut ajaran islam, disarankan menggelar pesta pernikahan untuk mengumumkan bahwa seorang telah menikah. Tapi jaman segini, media sosial juga udah banyak sih buat ngumumin kalau udah nikah. Biar nggak jadi fitnah begitu.

Kembali lagi kepada keinginan masing-masing. kalau memang budget mencukupi, niatnya baik, semua ok, ya why not?

Tapi inget juga, jangan hanya mengejar gengsi yang hanya menimbulkan banyak masalah esok harinya

Comments

Popular posts from this blog

Write Down Your Dreams, They Said.

Moscow Yes, all things I have and I do right now is all the things that I have written down on papers, during my sleeps, in my consciousness, in my visions. So let's do that again here.  I have another dream that I really think of. It's the thing I want to do when I have so much money, or enough money, or when money doesn't matter anymore, or who knows!  I wanna build a school for kids who can't afford to go to school. I want them to pay nothing, and I want them to learn the basic things like how to respect others, how to tell people their ideas/opinions, familiarize them with being kind, how to think logically, how to solve problems, etc. All the basic survival things in life.  I think my passion is always in education, but I don't always like to follow the old-school rules. There are so many important things we don't learn at school that I think should be taught there. Once we graduate from school, we usually don't know how to navigate life. Who taught you...

Integrity and Honesty

Lembongan dan Ceningan Few days ago I picked up my husband from the airport. It was raining a lot so I had to go by taxi. We went through airport toll which I paid with my card. Then when we arrived, I gave him 20K for parking that cost actually 12k. Doesn't matter I give it with tip. So I didnt ask for change.  A few mins later I noticed a notification that said I got charged for 14K, the price for toll. I usually never notice any notification but that day was different. So I chatted him asking why am I being charged for toll that I paid myself. He said, and I quote, “oh that is automatically done by the app.” I checked on the app website it said that the app will automatically charge you toll price when the route it takes show that you’re going through a toll. Then I thought, “ah yea maybe he couldn’t change it.” So I told him, “alright sir then I will report it to the app so they can easily help me to refund the money.” You know what he said, “no please don’t mam. I will refund ...

Dapet Visa UAE (Dubai) Gampang Banget

Dubai creek Beberapa waktu yang lalu, kita pusing berat karena H dapet libur kali ini cuman 10 hari. 10 hari dari yang biasanya 14 hari. Akhrinya diputuskan untuk tetap mengambil libur tapi nggak ke Indonesia.  Ternyata, beberapa hari kemudian, dia bilang, kalau liburnya malah jadi 7-8 hari aja. Mau ga mau saya yang harus kesana. Maksudnya terbang mendekatinya. Udah milih-milih negara mana yang harganya rasional, yang ga banyak makan waktu buat terbangnya H, dan tentunya ga ribet urus visa buat pemegang paspor hijau yang ga sesakti paspornya H.  Btw warna paspor Indonesia jadi biru ya sekarang?? Pilihan jatuh ke Dubai. Pemegang paspor hijau harus bikin visa, ya pusing lagi deh cara bikin visa Dubai nih gimana. Apa iya sesusah bikin visa schengen, visa US, visa lainnya. dari persyaratan sih standar ya, termasuk  record  bank account selama 3 bulan. Emang nggak pernah bikin visa Dubai sebelumnya ya, apalagi H yang paspornya super sakti kemana-mana (hampir) ga perlu vis...