Skip to main content

Book: The Midnight Library

It is one of the books that blown my mind. It's very well written and would probably relate with a lot of people who are in their journey to find themselves.  So many people are talking about it but I did not buy it until a few months ago where I read the preview on the first pages. Easy for me to see if I want to buy the book or not. When the first pages hook me right away, I don't need to think twice. This book is one of them.  This contains spoiler of course.  Nora, the main character, like many of us, fall into depression and decided to kill herself. But she's not dead right away. She went into a kind of limbo between life and death. In that library she met a librarian, this librarian is a kind of a guide. Our guide that probably tasked when we were born.    The librarian shows her lives that she could have had if she wants to. She is so depressed and thinks that no life will makes her happy enough to live it. I can totally understand her state. I was there....

[Piknik] Prambanan lagi

Salah satu pesona Jawa Tengah adalah Candi Prambanan. Saya sudah 3 kali berkunjung ke situs warisan dunia ini. Candi yang terletak di perbatasan Jawa Tengah dan jogja ini selalu menimbulkan kesan mistis bagi saya. Terletak tak jauh dari jalan raya, sehingga mengunjunginya pun sangat mudah. Berbeda dengan Candi Borobudur yang letaknya sangat jauh dari jalan raya besar. 

Ok, menurut saya ada 3 cara menuju candi ini. Menggunakan bus transjogja, taksi, dan kendaraan pribadi. Bagi yang menggunakan transjogja, saya pernah menggunakannya berangkat dari daerah kampus UNY, daerah Depok Sleman. 1 kali transit, 2 kali berganti bus. Dengan harga transjogja yang kala itu, 2014, seharga 3500 rupiah. Tapi sampai saat ini masih sama harganya, menurut info dari teman. Lokasi shelter bis berada agak jauh dari pintu masuk lokasi candi, mungkin kira-kira 500meter sampai 1kilometer. Kalau jalan, menghabiskan waktu sekitar 15-20menit. Bisa juga naik becak untuk opsi yang lain. Lagi-lagi, jangan lupa menawar harga becak. Karena dulu saya ditawari seharga 50ribu. Setelah ditawar akhirnya mendapat harga setengahnya. 

Yang kedua adalah menggunakan taksi. Jika titik keberangkatan dari sekitar Malioboro atau Jogja, menuju kesana taksi tidak akan menggunakan argo karena akan terjadi tawar menawar harga. Hati-hati dengan harga yang ditawarkan supir taksi. Bisa sangat mahal, tergantung bagaimana cara menawar kita. Karena saat itu saya dengan pasangan yang bule, sewaktu berangkat saya diberikan harga 150ribu dan dari Prambanan menuju bandara Adi Sutjipto diberikan harga 110ribu. Saya jadi mikir, yang berangkat tadi seharusnya bisa cuman dapet 100ribu nih. Tapi ya sudahlah, nggak ada protes dari si dia, jadi ya oke lah nggak banyak cingcong. Untuk kendaraan pribadi, tergantung bensinnya hehehe.. yang jelas dari arah Jogja menuju Prambanan menghabiskan waktu sekitar satu jam.

Tiket masuk weekend untuk turis lokal dibandrol dengan harga 30ribu rupiah. Sedangkan untuk turis mancanegara seharga hampir 300ribu rupiah. Tempat membeli tiketnya pun berbeda antara yang lokal dan mancanegara. Dan pengalaman membeli tiket dengan mas pacar di loket lokal, diliatin sama orang-orang dari ujung atas sampai bawah. Oh iya, untuk anda yang merupakan turis mancanegara, selain menggunakan tiket standar yang seharga hampir 300ribu, manfaatkan kartu pelajar anda untuk mendapat harga khusus. Pengalaman mas pacar yang masih memegang kartu alumni kampusnya, dia bisa mendapatkan harga spesial khusus pelajar dengan cara “I am a Amsterdam university student, give me a student ticket”. Nah lhooo… harganya cuman 126ribu rupiah. Lumayan kan… Manfaatkan kartu anda hehehe

Untuk anda yang membawa banyak barang-barang seperti backpacker, jangan khawatir. Ada tempat penitipan tas didekat loket lokal. Manfaatin aja daripada bawa barang piknik keliling candi. Lokasi candi nggak kecil yaaa, dijamin capek deh serius. Jadi lebih baik manfaatkan penitipan barang gratis yang harus diambil sebelum pukul 5 sore. Bawa aja dompet dan barang penting lainnya. saya cuman bawa dompet, tablet, hape, air sama payung (nggak cuman deh kalo ini), sedangkan dia membawa dompet, kamera, dan buku panduan wisata (yang terakhir ini nggak penting banget menurutku hehee).

Jangan lupa bawa payung. Bukan karena takut hujan, tapi kepanasan hehehe. Maklum aja lokasi candi yang sama sekali nggak ada tempat berteduhnya, kecuali deretan pohon dan hijau-hijauan sebelum masuk pelataran candi. Si dia yang awalnya hanya ingin melihat candi dari kejauhan dan duduk-duduk di gazebo sekitar 100meter dari candi akhirnya menyerah dan ingin melihat candi lebih dekat. 

Dengan berbekal payung, akhirnya saya memakai paying untuk menghindari terpapar sinar UV berlebih. Meskipun pada akhirnya payung sukses terbalik karena anginnya yang lumayan kencang sekali. But it help a lot lho.
Yang saya suka dari candi Prambanan adalah bentuknya. I mean dia banyak, dan menyebar. Tidak seperti candi Borobudur yang hanya satu ting ditengah-tengah. Beberapa Candi utama terlihat besar, dan ada banyak candi kecil-kecil disekitar pelataran Prambanan. Mungkin itu adalah candi Sewu. Tapi mereka semua sudah tidak berbentuk. Hanya berbentuk batuan kecil-kecil. Kemungkinan besar mereka rusak karena efek gempa tempo hari di Jogja. 

Hampir setiap candi utama terdapat arca di dalamnya. Dan bagi saya, ini adalah spot yang paling horror. Gimana mau nggak horror, lokasinya gelap, arcanya mistis. Saya yang merasa horror, tapi dia santai-santai aja. Dasar beda mindset ya hehehe.. Setelah menyusuri candi dari ujung sampai ujung, ada beberapa spot lain seperti museum, kantin, tempat oleh-oleh, bahkan tempat kijang dikandangkan. Bukan dikandangkan sih, tapi dipagari tempat mereka dan kita bisa memberikan mereka makan dengan cara membeli sayuran yang sudah terjual disekitar kijang-kijang tersebut.

Harga souvenir terbilang masuk akal, sekali lagi masuk akal untuk daerah wisata. Dan juga harga makanan di kantin yang juga standar. Sepiring pecel dihargai sepuluh ribu, es teh seharga 5ribu dan air mineral juga 5ribu. Masuk akal kan??
Pintu keluar dekat dengan deretan kantin-kantin. Jangan lupa untuk mengambil barang yang tadi dititipkan. Sediakan sunblock dan payung atau apapun untuk menghalau panasnya terpaan sinar matahari. Karena panasnya benar-benar menggosongkan untuk kulit sejenis kulit saya yang Indonesia banget. 

Lagi-lagi, yang didapat dari kunjungan ini hanya bersyukur dan bersyukur. Diberikan kelengkapan fisik untuk melihat indahnya Prambanan dan bersyukur berkesempatan melihatnya. Meskipun setiap kali berkunjung kesana masih nggak habis-habisnya berpikir cara mereka, manusia jaman dahulu membangun candi yang super kokoh tersebut. Cukup ngebayangin ngangkut batu seberat segede gaban gitu ke puncak candi dimana jaman itu belum ada buldoser ataupun lem super canggih untuk menempelkan satu batu dengan batu lainnya.



Prambanan dari kejauhan


Bongkahan batu yang hancur, dan makin hancur gegara gempa


Traveling kali ini, nggak ke Bromo yang dingin atau candi yang panas, dampaknya sama-sama sukses menggosongkan wajah.

Comments

  1. Penitipan barangnya aman ga kak ?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo galuh.. aman kok, krn ini fasilitas dr pengelola candinya. Kalo mau nitip kamu bilang aja ke yg jual tiket. Letaknha sblh kiri tiket, nnti dikasih nmr. Sprti biasanya titip brg. Maaf ya baru bales hihi

      Delete
  2. Sampe sekarang masih ada kak tempat penitipan barangnya? Terima kasih :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ohh kece sekali. Emang perlu sih, krn banyak jg yg bawa banyak brg skalian cabut begitu

      Delete

Post a Comment

Share your thoughts with me here

Popular posts from this blog

Pengalaman Bikin (Free) Schengen Visa di VFS Swiss

I know this is so normal but anyway I like to compare the experiences because people might have different cases and because I have nothing to lose so... here's my experience for applying Schengen Visa via Swiss (VFS). Kenapa nggak via Belanda? Karena rencana kita berkunjung lamanya ke Geneve - Swiss (ada urusan kerjaan suami gw) dan kami belum tau akan ke Belanda apa nggak saat itu (nggak jadi sih soalnya mepet banget).  Seperti yang sudah sering dibahas orang lain perihal syarat dan ketentuan apply Schengen visa, gw nggak akan nulis itu ya. Udah ada di website VFS, lengkap. Gw cuma tambahin dikit-dikit aja infonya yang mungkin sama seperti kasus yang baca kalo emang kebetulan sama sih 😂 "Ok jadi total pembayarannya 280 ribu rupiah ya" "HAH?? Cuma 200an mbak??? Visanya gratis???" "Suaminya masih WN Belanda kan mbak?" "Iya" "Oiya itu gratis, bisa pake visa tipe C. Jadi cuma bayar biaya admin aja" ...

Not A Robot

  There are so many things I did recently. It was all started since February. Not to complain about this, I just want to write it to release the stress. Because I know every choices has its own risks. Started from January, I commits to work on another blog of mine. Joining with another friend, we are committed to post at least one writing every week with different theme each week. This is still under construction *ahem, ini bukan bangunan* to make it good to read at. I will publish it here once it is ready to be published. We both are trying to be consistent. So far, I have been consistent and always post one every week. After decided to get married, I realize that it won't be that easy. No matter what, marrying someone never be easy. About the preparation and this and that. To be honest, I will not having a big feast for that. I will invite my close friends and family, although I still have to respect what my parents want to invite the neighbors (one block neighbors are tota...

[Book] Dunia Cecilia

'apakah kalian membicarakan hal semacam itu di surga?' 'tapi kami berusaha tidak membicarakannya dekat-dekat Tuhan. ia sangat sensitif terhadap kritik' Yap, sepenggal dialog antara Cecilia dan malaikat Ariel. Saya mengenal Jostein Gaarder sejak kuliah. Ehhhh 'mengenal' dalam artian kenal bukunya ya, kalo bisa kenal pribadi mah bisa seneng jingkrak-jingkrak hehehe. Jadi karena teman saya mendapat tugas kuliah membaca satu novel filsafat berjudul Dunia Sophie, saya jadi sedikit mengetahui si bapak Gaarder ini. Enak ya tugasnya anak sastra baca novel, tugas anak matematika ya baca sih, tapi pembuktian kalkulus -_- Dunia Cecilia ini buku pertama Jostein Gaarder yang saya baca, karena buku Dunia Shopie sangatlah berat berdasar review teman saya. Saya sih nggak perlu baca buku itu karena teman saya sudah benar-benar mahir bercerita. Jadilah saya sudah paham bener cerita Dunia Sophie tanpa membacanya. Novel ini atas rekomendasi teman saya, dia bilang kala...