Skip to main content

Book: The Midnight Library

It is one of the books that blown my mind. It's very well written and would probably relate with a lot of people who are in their journey to find themselves.  So many people are talking about it but I did not buy it until a few months ago where I read the preview on the first pages. Easy for me to see if I want to buy the book or not. When the first pages hook me right away, I don't need to think twice. This book is one of them.  This contains spoiler of course.  Nora, the main character, like many of us, fall into depression and decided to kill herself. But she's not dead right away. She went into a kind of limbo between life and death. In that library she met a librarian, this librarian is a kind of a guide. Our guide that probably tasked when we were born.    The librarian shows her lives that she could have had if she wants to. She is so depressed and thinks that no life will makes her happy enough to live it. I can totally understand her state. I was there....

[Book] Max Havelaar

Akhirnya kelar. Itu deh kata-kata yang pertama saya ucapkan ketika selesai membaca Max Havelaar. Dari dulu saya suka sejarah, suka banget. Cuman ya paham sendiri kan bagaimana guru sejarah yang ada disekolah, kebanyakan, nggak semua kok, itu agak bosenin. Kebanyakan kok, karena ada satu guru sejarah waktu SMA dan saya fans beratnya. Udah cantik, modis, trendi, kalau ngajar sejarah enak banget. Belajar sejarah baru kali itu terasa menyenangkan. Nilai ujian pun bagus-bagus hahahah

Kembali ke Max Havelaar. Buku ini menjadi buku incaran saya sejak SD. Karena SD masih belum paham apa-apa, Cuma mikir aja sekarang “sok pinter banget ya gue dulu, pengen baca buku beginian”. Dulu penasaran karena katanya buku ini membunuh kolonialisme. Sampai gimana banget sih sampai buku ini dilarang beredar dan pernah dilarang edar oleh pemerintah Belanda kala itu. Takut kayaknya sih mereka.

Buku ini ditulis Multatuli (nama pena dari Douwes Dekker). Oiya, kepengen punya buku ini karena yang nulis Douwes Deker, beken banget kan waktu itu ceritanya, nggak tau kenapa beken pokoknya keren aja dulu ngerasanya. Kesampaian beli ini buku akhir tahun 2014. Bayangin, belinya 2014, kelarnya april 2016. Dasar males baca.

Jadi ceritanya intinya nyeritain tentang si Multatuli yang kerja 18 tahunan sebagai Residen di beberapa daerah di Indonesia (sebut saja orang penting) pada masa itu. Beliau melihat banyak sekali penindasan dan ketidakadilan. Yaiyalah ya, namanya juga jaman penjajahan, Belanda disini 350 tahun begitu, pastilah banyak penindasan. Seolah beliau itu kasian banget ngeliat orang Indonesia jaman penjajahan dulu. Dan melakukan kritik keras melalui buku ini. (saya tidak bahas inti cerita lebih dalam, bisa nanya ke mbah google kalau soal ini). Tapi beliau emang paling nggak nyampe hati ngeliat orang menderita kok.

Menurut pengalaman saya baca buku ini, ini buku diawal ngebosenin banget. Bukan karena bukunya jelek, bukan, tapi karena saya nggak terlalu suka aja deskripsi yang panjang. Dan buku ini diawal banyak deskripsinya. Bagus kok sebenernya, untuk menggambarkan kondisi kala itu yang masih jaman 1800an. Buat saya yang lahir mendekati jaman millennium, jelas lah jaman penjajahan itu jauh dari bayangan saya (bersyukur banget lahir nggak di jaman penjajahan hehe). Penggambarannya bisa dibilang detail. Detail cerita betapa menderitanya orang-orang Indonesia kala itu.

Karena saya bacanya nggak runtut, I mean baca dari tahun 2014 sampai 2016 dan males ngulang lah ya, akhirnya ingetnya juga sepenggal-penggal. Intinya aja, bisa ngerasain gimana menderitanya deh. Nah, karena merasa kok buku ini lama banget kelarnya, berniat baja deh akhirnya. Pokoknya bulan April 2016 harus kelar. Kelar kok. Dan mendekati akhir-akhir jadi mulai merasa “Wahhh buku ini beneran deh kerennnnn”. Mulai kerasa nyambungnya dan bagusnya juga mendekati akhir. Karena memang cerita buku ini alurnya nggak kayak novel, tapi loncat sana sini yang bener-bener harus konsen biar bisa ngikutin ceritanya. Tapi beneran, di akhir itu bener-bener bisa dibilang “Pantes lah buku ini dapet penghargaan, pantes lah buku ini pernah dilarang edar, satire banget”.

Pokoknya seneng aja akhirnya kelar baca buku yang berat ini. Seneng deh. Akhirnya juga bisa bilang “Bagus”, jadi nggak nyesel nyari buku ini bertahun-tahun, nyelesein bacanya juga bertahun-tahun hehehe. Oiya, Multatuli diakui sebagai penulis yang berpengaruh pada jamannya sama kerajaan Belanda.

Baca aja Max Havelaar kalau ingin mengetahui lebih banyak gambaran penderitaan rakyat pada masa itu. Ngeri.

 

Ini ada di Belanda sana katanya
Gambar wikipedia

Buku yang dapetinnya taunan, baca juga taunan.

Comments

  1. I have that book, dan ASLI bukan bajakan *penting*

    Hahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Huahahaha buku ini jg aseliii lhooo, nyarinya susahhh pas aku dlu pengen. Baru ketemu taun kmrn dan bacanya baru kelar taun ini hahahaha

      Delete

Post a Comment

Share your thoughts with me here

Popular posts from this blog

Pengalaman Bikin (Free) Schengen Visa di VFS Swiss

I know this is so normal but anyway I like to compare the experiences because people might have different cases and because I have nothing to lose so... here's my experience for applying Schengen Visa via Swiss (VFS). Kenapa nggak via Belanda? Karena rencana kita berkunjung lamanya ke Geneve - Swiss (ada urusan kerjaan suami gw) dan kami belum tau akan ke Belanda apa nggak saat itu (nggak jadi sih soalnya mepet banget).  Seperti yang sudah sering dibahas orang lain perihal syarat dan ketentuan apply Schengen visa, gw nggak akan nulis itu ya. Udah ada di website VFS, lengkap. Gw cuma tambahin dikit-dikit aja infonya yang mungkin sama seperti kasus yang baca kalo emang kebetulan sama sih 😂 "Ok jadi total pembayarannya 280 ribu rupiah ya" "HAH?? Cuma 200an mbak??? Visanya gratis???" "Suaminya masih WN Belanda kan mbak?" "Iya" "Oiya itu gratis, bisa pake visa tipe C. Jadi cuma bayar biaya admin aja" ...

Not A Robot

  There are so many things I did recently. It was all started since February. Not to complain about this, I just want to write it to release the stress. Because I know every choices has its own risks. Started from January, I commits to work on another blog of mine. Joining with another friend, we are committed to post at least one writing every week with different theme each week. This is still under construction *ahem, ini bukan bangunan* to make it good to read at. I will publish it here once it is ready to be published. We both are trying to be consistent. So far, I have been consistent and always post one every week. After decided to get married, I realize that it won't be that easy. No matter what, marrying someone never be easy. About the preparation and this and that. To be honest, I will not having a big feast for that. I will invite my close friends and family, although I still have to respect what my parents want to invite the neighbors (one block neighbors are tota...

[Book] Dunia Cecilia

'apakah kalian membicarakan hal semacam itu di surga?' 'tapi kami berusaha tidak membicarakannya dekat-dekat Tuhan. ia sangat sensitif terhadap kritik' Yap, sepenggal dialog antara Cecilia dan malaikat Ariel. Saya mengenal Jostein Gaarder sejak kuliah. Ehhhh 'mengenal' dalam artian kenal bukunya ya, kalo bisa kenal pribadi mah bisa seneng jingkrak-jingkrak hehehe. Jadi karena teman saya mendapat tugas kuliah membaca satu novel filsafat berjudul Dunia Sophie, saya jadi sedikit mengetahui si bapak Gaarder ini. Enak ya tugasnya anak sastra baca novel, tugas anak matematika ya baca sih, tapi pembuktian kalkulus -_- Dunia Cecilia ini buku pertama Jostein Gaarder yang saya baca, karena buku Dunia Shopie sangatlah berat berdasar review teman saya. Saya sih nggak perlu baca buku itu karena teman saya sudah benar-benar mahir bercerita. Jadilah saya sudah paham bener cerita Dunia Sophie tanpa membacanya. Novel ini atas rekomendasi teman saya, dia bilang kala...