Skip to main content

Posts

Showing posts from July, 2016

Urus Pindah Domisili ke Denpasar - Bali

Balinese is a lot of thing, but one thing for sure that they work efficiently when it is related to the documents.  Gw selalu kasih tepuk tangan meriah kalau urus-urus dokumen di Bali tuh serba cepet banget. Di Denpasar ya terutama karena gw tinggal di sini. Nggak tau lagi kalau di daerah lain. Ini testimoni gw yang tiap tahun harus urus dokumen visa suami, tiap tahun harus ke Dukcapil, Polres, wira-wiri di desa urus printilan.  Akhirnya tahun ini gw putuskan untuk pindah domisili ke Bali. Yeay.   Bukan tanpa alasan, tapi karena untuk menjamin KITAP, gw harus domisili Bali. Suami gw udah terdaftar di Imigrasi Bali. Jadi daripada gw harus pindahin dia ke domisili asal gw, yang mana gw udah nggak tinggal di sana hampir 20 tahun, ya lebih baik gw yang pindah.  Ternyata, pindah KTP tuh gampang banget ya. Gw kira gw harus pulang dulu ke domisili untuk cabut berkas. Setelah tanya langsung ke domisili asal gw (Pake WA dan jawabnya nunggu lama banget), mereka bilang untuk urus surat SKPWNI (Su

Gara-gara ikan

Saya punya junior laki-laki di tim saya. Junior lho ya, bukan anak buah. Namanya Luqman. Sifat dan karakter kita hampir sama karena tanggal lahir kita berdekatan walaupun masih tuaan saya sih. Nggak tau kenapa, saya suka baca karakter orang dari bulan lahirnya, yang biasanya memang cocok. *ala-ala dukun lah dikit* Nah waktu itu seperti biasa kita makan siang, bersama Luqman, mba Winny dan mba Maureen. Mba Winny dan mba Maureen sedang getolnya membahas issue yang sedang santer terdengar di kantor. Terdengar serius sekali hingga saya memasang mimik yang ‘terlihat’ berpikir mencerna obrolan mbak-mbak berdua itu. ---  Maureen : mikir apa Pris? Kamu tau issue terbaru atau mau menambah bukti? Aku : hmm nggak sih, tiba-tiba aja kepikiran ikan dirumah Maureen, Winny, Luqman : hah? Ikan dirumah? Kenapa emangnya? Aku : heran aja sih, tiba-tiba di kolam ada ribuan telor ikan. Tadinya aku cuman punya 5 ikan. Yang 2 ini satu jenis, lah yang tiga itu beda jeni

Mayantara School #2

Anyway, setelah Kimchi (another kimchi is here) yang mendapat kunjungan terbanyak, ada satu tulisan lagi yang mendapat banyak viewer yaitu Mayantara School . Ntah mengapa, tapi beberapa murid saya juga mendaftar disana setelah membaca blog saya yang membahas sedikit tentang Mayantara School. Hari ini saya mendapat email dari seseorang menanyakan tentang lembaga bahasa ini. Dia menanyakan tentang bagaimana cara menjadi pengajar disana. Yawes saya kasih link-nya saja ya biar dia bisa nanya sendiri ke mbak manager.  Tempat ini benar-benar tempat istimewa. Disana saya belajar banyak sekali hal. Bisa dibilang, ditempat inilah saya memulai belajar hal-hal yang diluar kemampuan saya. Dimana lagi saya bisa bikin buku, menjadi penerjemah tertulis, menjadi tour guide (meskipun amatir), menjadi pengajar Bahasa Korea, menjadi pengajar Matematika (meskipun minimal mengambil kelas ini padahal saya jurusan matematika hahaha), menjadi teman akrab murid-murid saya, merasakan mempunyai kak

Recehan

Seinget saya sih udah pernah nulis soal ini Seperti biasa, recehan bukan menjadi pilihan setiap orang karena udah pasti berat kalo banyak, keliatan kurang kece yang cenderung berujung pada pertanyaan : abis ngamen dimana? Hyaaaa.... selalu gitu deh. Tapi saya yang terinspirasi dari film Journey to the center of the earth gegara mereka bisa nuker uang recehan lima toplesnya dengan tiket perjalanan ke Reykjavik dari hmmm dari mana ya itu?? Amerika?? kayaknya sih Amerika, itu inspiring banget dehh buat saya. Sejak saat itu mendedikasikan diri untuk menabung recehan. Biarpun nggak nabung, tapi disimpen gitu, siapa tau bisa kelliling Eropa gara-gara recehan hohoho  bayangin aja kalo itu receh lima ratus apa seribuan gitu, ada lima toples gede krupuk gitu, kayaknya bisa buat keliling Eropa. btw ini lho recehan yang ada di film Journey to the center of the earth. Saya sudah lama suka nyimpen recehan. Sampai teman-teman yang tau kebiasaan saya, suka 'buang' receha