Skip to main content

Book: The Midnight Library

It is one of the books that blown my mind. It's very well written and would probably relate with a lot of people who are in their journey to find themselves.  So many people are talking about it but I did not buy it until a few months ago where I read the preview on the first pages. Easy for me to see if I want to buy the book or not. When the first pages hook me right away, I don't need to think twice. This book is one of them.  This contains spoiler of course.  Nora, the main character, like many of us, fall into depression and decided to kill herself. But she's not dead right away. She went into a kind of limbo between life and death. In that library she met a librarian, this librarian is a kind of a guide. Our guide that probably tasked when we were born.    The librarian shows her lives that she could have had if she wants to. She is so depressed and thinks that no life will makes her happy enough to live it. I can totally understand her state. I was there....

Tentang donasi

Dulu pas nge-mol itu pernah didatengi mbak-mbak yang ramahhh banget kemudian menghentikan langkahku menuju toko buku. Nah si mbak tiba-tiba memulai presentasinya :


dia : Siang mbak, bisa minta waktunya sebentar *saya mulai menaruh curiga*

aku : iya mbak, ada apa ya? 

dia : begini mbak, kami dari organisasi xxx, udah pernah denger belom mbak?

aku : ohh iya pernah denger *saya tuh polos, kalau ada obrolan yang menyangkut hal yang saya tau pasti langsung nyambung dan jadi ramah banget malah lebih ramah dari dia*

dia : wah kebetulan banget nih mbak, jadi disini kami mau mempresentasikan nih mbak, mbak pasti tau dong ya keadaan alam kita gimana nih ya sekarang? ada berapa banyak sisa hutan yang kita punya sekarang ini ya. Kan sayang ya mbak, kalau alam kita rusak ini juga kasian anak cucu kita ntar gimana nasibnya blablablabla *ini orang beneran deh gaya presentasinya persuasive banget*

aku : iya mbak tau, kalau saya ndak sayang lingkungan, mana mungkin saya pake tas ini *dasar rempong, sekali topik nyambung, eh ngobrol tiada henti. ceritanya sih sekalian pamer tas non plastik yang barusan beli bulan-bulan kemaren*

dia : nah makanya mbak, disini kami ingin mengajak mbak untuk ikut berperan dalam melestarikan alam. Melalui yayasan kami, mbak cukup menyisakan uang sebesar lima ribu rupiah setiap harinya, dan nanti akan di debet setelah 30 hari sebesar seratus lima puluh ribu. 

 terpaksa gegara lupa ndak bawa slingbag. tapi kece juga kan..

 green is an attitude, if you know what I mean

Jelas kan, tujuan dari presentasinya tuh itu sebenernya. Minta debet 150ribu perbulan yang sistemnya setiap bulan, uang sebesar itu akan di debet dari rekening kita secara otomatis. Bisa debet bisa kartu kredit juga. Nah dia debetnya di awal bulan atau akhir bulan. Tapi kalau rekening kita ndak ada isinya, ya ndak akan terdebet otomatis dan tidak berlaku kelipatan. Ceritanya sih ini katanya bakal ada email konfirmasi, tapi sampai sekarang ya ndak ada tuh email konfirmasi.

Nah karena terhipnotis presentasi mbaknya, akhirnya saya daftar dong. Jadi member. Sebenernya yang bikin saya daftar itu karena ini organisasi besar dan hampir semua orang tau organisasi ini. 

Cerita lah ke temen-temen, eh tiba-tiba dibilang “awas lho tipu-tipu. Ada banyak laporan tipuan yang debetnya lebih dari jumlah yang disepakati”. Mampusssss dah. Daripada dikasih orang tipu-tipu ya mending buat nabung emas lah, biar kata cuman dapet 0,3gram. Untungnya, rekening saya itu nggak satu, dan bukan rekening utama yang saya daftarin. Yawes, langsung saya kosongin deh rekening itu.

Nah minggu kemaren, saya jalan-jalan lagi ke toko buku. Eh tetiba ada mbak-mbak nyamperin. Haduhh emang muka saya nih muka dermawan apa ya?? Kok rajin banget disamperin orang minta sumbangan begini. Karena saya udah pengalaman, akhirnya saya bilang gini “Aduh maaf ya mbak, saya harus tanya suami saya dulu, karena apapun keputusan harus nanya dulu ke suami saya. Saya nggak bisa ambil keputusan sendiri mbak”. Dianya mungkin ngerasa kalo saya ndak bakalan kasih kali ya, tapi nomer saya udah dicatet kok sama mbaknya. Nggak tau deh kalau nanti sms ato telpon ke nomer saya.

Ternyata eh ternyata, pas abis cerita si mas, ini praktek ndak cuma ada di Indonesia aja, tapi di Belanda juga ada praktek seperti ini. Ntah ini sebenernya tipu-tipu apa gimana ya, tapi yang jelas ada mereka pakai teknik payment tiap minggu atau bulanan dengan cara debet langsung atau melalui kartu kredit. Oh Oh Oh


kata si mas hihihihi

Saya bukannya pelit atau nggak mau donasi ya. Tapi untuk donasi macam hal seperti itu, bukankah lebih baik kalau didonasikan secara langsung? Atau yaa minimal kita yang datang ke lembaga/yayasannya. Karena sudah barang tentu lembaga yang kita datangi adalah yang bertanggung jawab, bukan tipu-tipu.


 mending kita tabung duit kita macam recehan itu, dikumpulin dalam satu toples trus kalau udah banyak tinggal sumbangin ke yang membutuhkan. ya nggak?? (gambar pinjem sini)



Yuk ah jangan makin merusak alam. Sayangi lingkungan sayangi masa depan
 

Comments

  1. Gua sih biasa donasi ke Tzu chi atau ke vihara belakang rumah. Sejauh ini yg penting ada niat baik, terserah uangnya mau diapakan. Haha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahah terserah ya duitnya mau diapaain
      Cuman syg aja kl niat baeknya ndak trsalurkan semestinya :D

      *serasa donasinya gambling -_-

      Delete
  2. Untung muka gw muka melas, jadi gak pernah ditawarin kaya gitu

    Mending langsung kasihin ke masjid atau panti asuhan

    ReplyDelete
    Replies
    1. ada untungnya jugak kan pnya muka melas hahaa

      Iya biasanya aku jg gt. tiap bulan uda ada jatah buat dikasi lngsg. Kalo lewat beginian rempong ciiinn

      Delete

Post a Comment

Share your thoughts with me here

Popular posts from this blog

Pengalaman Bikin (Free) Schengen Visa di VFS Swiss

I know this is so normal but anyway I like to compare the experiences because people might have different cases and because I have nothing to lose so... here's my experience for applying Schengen Visa via Swiss (VFS). Kenapa nggak via Belanda? Karena rencana kita berkunjung lamanya ke Geneve - Swiss (ada urusan kerjaan suami gw) dan kami belum tau akan ke Belanda apa nggak saat itu (nggak jadi sih soalnya mepet banget).  Seperti yang sudah sering dibahas orang lain perihal syarat dan ketentuan apply Schengen visa, gw nggak akan nulis itu ya. Udah ada di website VFS, lengkap. Gw cuma tambahin dikit-dikit aja infonya yang mungkin sama seperti kasus yang baca kalo emang kebetulan sama sih 😂 "Ok jadi total pembayarannya 280 ribu rupiah ya" "HAH?? Cuma 200an mbak??? Visanya gratis???" "Suaminya masih WN Belanda kan mbak?" "Iya" "Oiya itu gratis, bisa pake visa tipe C. Jadi cuma bayar biaya admin aja" ...

Not A Robot

  There are so many things I did recently. It was all started since February. Not to complain about this, I just want to write it to release the stress. Because I know every choices has its own risks. Started from January, I commits to work on another blog of mine. Joining with another friend, we are committed to post at least one writing every week with different theme each week. This is still under construction *ahem, ini bukan bangunan* to make it good to read at. I will publish it here once it is ready to be published. We both are trying to be consistent. So far, I have been consistent and always post one every week. After decided to get married, I realize that it won't be that easy. No matter what, marrying someone never be easy. About the preparation and this and that. To be honest, I will not having a big feast for that. I will invite my close friends and family, although I still have to respect what my parents want to invite the neighbors (one block neighbors are tota...

[Book] Dunia Cecilia

'apakah kalian membicarakan hal semacam itu di surga?' 'tapi kami berusaha tidak membicarakannya dekat-dekat Tuhan. ia sangat sensitif terhadap kritik' Yap, sepenggal dialog antara Cecilia dan malaikat Ariel. Saya mengenal Jostein Gaarder sejak kuliah. Ehhhh 'mengenal' dalam artian kenal bukunya ya, kalo bisa kenal pribadi mah bisa seneng jingkrak-jingkrak hehehe. Jadi karena teman saya mendapat tugas kuliah membaca satu novel filsafat berjudul Dunia Sophie, saya jadi sedikit mengetahui si bapak Gaarder ini. Enak ya tugasnya anak sastra baca novel, tugas anak matematika ya baca sih, tapi pembuktian kalkulus -_- Dunia Cecilia ini buku pertama Jostein Gaarder yang saya baca, karena buku Dunia Shopie sangatlah berat berdasar review teman saya. Saya sih nggak perlu baca buku itu karena teman saya sudah benar-benar mahir bercerita. Jadilah saya sudah paham bener cerita Dunia Sophie tanpa membacanya. Novel ini atas rekomendasi teman saya, dia bilang kala...