It is one of the books that blown my mind. It's very well written and would probably relate with a lot of people who are in their journey to find themselves. So many people are talking about it but I did not buy it until a few months ago where I read the preview on the first pages. Easy for me to see if I want to buy the book or not. When the first pages hook me right away, I don't need to think twice. This book is one of them. This contains spoiler of course. Nora, the main character, like many of us, fall into depression and decided to kill herself. But she's not dead right away. She went into a kind of limbo between life and death. In that library she met a librarian, this librarian is a kind of a guide. Our guide that probably tasked when we were born. The librarian shows her lives that she could have had if she wants to. She is so depressed and thinks that no life will makes her happy enough to live it. I can totally understand her state. I was there....
Saya yakin tidak ada orangtua yang menginginkan anaknya tidak memiliki sikap yang baik. Sebut saja well behave and good appetite attitude. Saya belum menjadi orangtua, jadi saya tidak ingin sembarangan judge bahwa mereka adalah sumber dari ketidaksopanan sikap dari anaknya. Tapi.... buah jatuh tidak jauh dari pohonnya itu pasti. Tapi ingat juga, kondisi lingkungan juga mempengaruhi dan berperan penting dalam pembentukan sikap. Misal nih ya, ada buah apel jatoh dari pohonnya, nah jatohnya pas dibawah pohon itu. Tapi pas jatoh, ehhh tiba-tiba ketiup angin jadinya buahnya jatoh jauuuuhhhh banget dari pohonnya. Banyak faktor memang, tapi pusat pembelajaran pertama seorang anak adalah rumah, jadinya ya orangtua jadi cerminan perilaku anak.
Ceritanya saya mau curhat. Ada satu rekan kerja yang menurut saya dia tidak well behave dan tidak punya sopan santun serta etika yang sepantasnya dilingkungan profesional. Ketika ada si A sedang berbicara dengan si B didepan si C (si C ini yang etikanya kurang baik), si A dan B tidak melibatkan si C dalam pembicaraan. Tapi posisi A dan B didekat si C. Karena si C merasa jika dia memiliki jawaban atas pembicaraan A dan B, maka menyahutlah si C tanpa dimintai pendapatnya. What the!!!!
Kejadian itu tidak terjadi sekali, tapi berkali-kali dengan orang yang berbeda. Masalahnya, dia itu sok tau. Setiap kali mengintervensi pembicaraan orang, seolah dia benar padahal itu informasi ngarang, sok tahu dan nggak bisa dipertanggungjawabkan. Pernah suatu ketika handover affiliate yang dia pegang kepada saya, dia tidak memberitahukan informasi penting ke saya. Alhasil saya dong yang dimarahin sama affiliate sana. Mereka mengira saya tidak bertanggung jawab. Akhirnya saya belajar ke pemegang affiliate sebelum dia (sebut saja mbak Winny) untuk membuat beres semuanya. Mbak Winny marah ke dia yang teledor dan dia bisa ngeles dengan gampangnya 'nggak tuh mbak, mbak nggak pernah ngajarin aku'. Lah gimana nggak ngajarin kalau itu starting point-nya kerjaan???
Nah tadi, dia bertanya sekaligus bertanya kepada saya apakah saya mempunyai guidance untuk Q. Karena saya yang terlalu 'ramah' dan selalu berusaha menjawab setiap pertanyaan yang masuk ke saya, wajar dong kalo saya nanya dia lebih detail. Nah nggak tau kenapa pas tengah-tengah menjelaskan tiba-tiba dia bilang 'Ah yaudah mbak nggak usah, nggak jadi deh, udahlah' dengan gayanya yang sok bossy padahal dia junior saya. Berani-beraninya dia dengan nggak sopannya memutus pembicaraan orang seperti itu. Saya tidak menyebut dia harus menghormati yang tua, nggak, bukan itu, tapi etikanya yang sudah salah diawal, yang ketika memanggil saya pun tidak dengan mendatangi meja saya tapi mengetuk-ngetuk meja saya (tadinya sih nggak gubris, sengaja, tapi kan terganggu juga lama-lama), lalu memutus penjelasan saya ditengah-tengah seolah saya hanya memberikan informasi abal-abal, dan bersikap seolah dia memang yang paling benar. Ohh mennnnn.... saat itu saya pengen banget keluarin koleksi kebon binatang saya!
Ah mungkin dia mrasa kalau ngobrol dengan saya tidak akan menghasilkan sesuatu yang penting. Tapi setidaknya saya bisa jamin informasi yang saya berikan itu yang benar, kalaupun saya kurang paham ya saya tanyakan supervisor dulu biar jelas dan nggak salah sasaran.
Dan yang jelas Attitude is everything.
gambar pinjem sini
Ceritanya saya mau curhat. Ada satu rekan kerja yang menurut saya dia tidak well behave dan tidak punya sopan santun serta etika yang sepantasnya dilingkungan profesional. Ketika ada si A sedang berbicara dengan si B didepan si C (si C ini yang etikanya kurang baik), si A dan B tidak melibatkan si C dalam pembicaraan. Tapi posisi A dan B didekat si C. Karena si C merasa jika dia memiliki jawaban atas pembicaraan A dan B, maka menyahutlah si C tanpa dimintai pendapatnya. What the!!!!
Kejadian itu tidak terjadi sekali, tapi berkali-kali dengan orang yang berbeda. Masalahnya, dia itu sok tau. Setiap kali mengintervensi pembicaraan orang, seolah dia benar padahal itu informasi ngarang, sok tahu dan nggak bisa dipertanggungjawabkan. Pernah suatu ketika handover affiliate yang dia pegang kepada saya, dia tidak memberitahukan informasi penting ke saya. Alhasil saya dong yang dimarahin sama affiliate sana. Mereka mengira saya tidak bertanggung jawab. Akhirnya saya belajar ke pemegang affiliate sebelum dia (sebut saja mbak Winny) untuk membuat beres semuanya. Mbak Winny marah ke dia yang teledor dan dia bisa ngeles dengan gampangnya 'nggak tuh mbak, mbak nggak pernah ngajarin aku'. Lah gimana nggak ngajarin kalau itu starting point-nya kerjaan???
Nah tadi, dia bertanya sekaligus bertanya kepada saya apakah saya mempunyai guidance untuk Q. Karena saya yang terlalu 'ramah' dan selalu berusaha menjawab setiap pertanyaan yang masuk ke saya, wajar dong kalo saya nanya dia lebih detail. Nah nggak tau kenapa pas tengah-tengah menjelaskan tiba-tiba dia bilang 'Ah yaudah mbak nggak usah, nggak jadi deh, udahlah' dengan gayanya yang sok bossy padahal dia junior saya. Berani-beraninya dia dengan nggak sopannya memutus pembicaraan orang seperti itu. Saya tidak menyebut dia harus menghormati yang tua, nggak, bukan itu, tapi etikanya yang sudah salah diawal, yang ketika memanggil saya pun tidak dengan mendatangi meja saya tapi mengetuk-ngetuk meja saya (tadinya sih nggak gubris, sengaja, tapi kan terganggu juga lama-lama), lalu memutus penjelasan saya ditengah-tengah seolah saya hanya memberikan informasi abal-abal, dan bersikap seolah dia memang yang paling benar. Ohh mennnnn.... saat itu saya pengen banget keluarin koleksi kebon binatang saya!
Ah mungkin dia mrasa kalau ngobrol dengan saya tidak akan menghasilkan sesuatu yang penting. Tapi setidaknya saya bisa jamin informasi yang saya berikan itu yang benar, kalaupun saya kurang paham ya saya tanyakan supervisor dulu biar jelas dan nggak salah sasaran.
Dan yang jelas Attitude is everything.
Tonjok aja tuh orang !
ReplyDeleteHahaha
Kalo ada anak baru yang tengil kaya gitu di kantor, kata-kata yang keluar dari mulut saya adalah:
'Anda sudah bosan kerja disini? Saya bisa memberikan rekomendasi khusus ke HRD tentang anda'
'Oh enggak pak, maaf...'
-__-'
Hahahaha udah rekomendasiin aja hahahah
DeleteTapi dia biasanya manis didepan bos, cuman songong aja ke kita2 bahkan sama seniornya
Dih jijik banget sama orang model penjilat kaya gitu. Kalo rajin mah rajin aja, kalo males ya males aja. Gak usah pencitraan
DeleteJaman sekarang kan musimnya pencitraan banggg hahahaha
Delete