Skip to main content

Book: The Midnight Library

It is one of the books that blown my mind. It's very well written and would probably relate with a lot of people who are in their journey to find themselves.  So many people are talking about it but I did not buy it until a few months ago where I read the preview on the first pages. Easy for me to see if I want to buy the book or not. When the first pages hook me right away, I don't need to think twice. This book is one of them.  This contains spoiler of course.  Nora, the main character, like many of us, fall into depression and decided to kill herself. But she's not dead right away. She went into a kind of limbo between life and death. In that library she met a librarian, this librarian is a kind of a guide. Our guide that probably tasked when we were born.    The librarian shows her lives that she could have had if she wants to. She is so depressed and thinks that no life will makes her happy enough to live it. I can totally understand her state. I was there....

Menyusuri pantai-pantai selatan



Nah nah nah akhirnya nulis juga tentang ini. Udah lama banget dipending soalnya yaaa

Here we go…

Libur lebaran kemarin, seperti biasa ya harus kerumah mbah yang ada di Malang. Nah kebetulan rumah si mbah ini masuk daerah Malang Selatan. you know lah ya kalau Malang Selatan itu identik sama laut pantai air-airan gitu deh ya.

Biasanya sih kita Cuma pergi ke Pantai Ngliyep, lagipula I am not a big fans of sea jadi ya kayak nothing lose  aja kalo nggak ke pantai. Tapi taun ini papa pingin nyobain jalan pulang yang beda. Ok diputuskan lewat jalur selatan sekalian mampir ke pantai-pantai itu.

Berangkat sekitar jam 8-9 gitu deh ya, karena baru pertama kalinya, jadi papa juga bingung jalur antara ke Balekambang atau yang kea rah Goa China. Ternyata ke arah Goa China. Jalannya cenderung menyempit dan kecil banget. Cukup untuk 2 mobil dari arah berlawanan sih, cuman itu mepet banget. Lah bayangin aja di jalan sekecil itu lewat truk tangki minyak yang segede daban gitu. Jadi sempet nunggu gantian gitu. Dasar suasana lebaran, di desa pula, banyak orang yang berkunjung ke sanak keluarga dong ya, jadinya jalanan itu padet banget biarpun di desa. Ini nggak di desa nggak dikota kok sama-sama macetnya tohhh.

jalannya kecil ala desa begini

sempet beberapa kali macet dijalanan sempit ini



Setelah menempuh jalur ala pedesaan yang sempit kecil dan sempet mikir juga kalo ni mobil sanggup nggak ya lewat jalur ini???? Ah ini kan bukan sedan hahaha.. melewati jalur unik itu selama sekitar 2 jam, sampailah kita di perempatan gede. Maksudnya ini perempatan pemecah jalur ceritanya. Kalau ada yang kearah Balekambang, ada yang ke arah Goa China, ada yang gatau lagi kemana itu arahnya.


ini perempatannya cuman lupa namanya apa, nggak kejepret jelas juga duuhh

gini nih kalo jadi orang yang bawa kamera, nggak bakal nongol banyak di foto 


 kanan kiri masih ada tebing beginian

Jalan baru ini semacem jalan tol, gede banget. Nah ini bakal jadi jalan utama. Sementara ini sih masih ada yang belum beres katanya. Pantai pertama yang kita datengin pantai Batu Bengkung. Kalau dari urutannya sih bukan yang pertama tapi itu yang masuknya nggak jauh-jauh banget dari jalan raya. Harga  tiketnya cuman lima ribu aja, parkir mobil 10ribu. Jadi total berlima + parkir sekitar 30 ribu karena adek yang paling kecil nggak bayar. Kalau harga bule nggak tau lagi sih. 





tadinya mau pake serba ijo, tapi berhubung inget kalo ini pantai selatan, bisa digondol ratu kidul ntar kalo pake ijo. akhirnya pake merah nyolot deh 

ini kaos kelasnya si adek, ceritanya pingin show off kaos ini

nyak babe juga sekarang hobi eksis

Ini pantai termasuk bersih dan nggak rame banget. Jadi lebih bisa nyaman dan menikmati suasana pantai. Ya emang nggak banyak hal disitu sih, ada yang jual makanan tapi nggak seramai pantai Ngliyep atau Goa China. Jadi kalau mau relaksasi merenung atau merencanakan nikahnya kapan atau hanimun dimana, ini bisa jadi pantai pilihan hahaha… tapi ombaknya guede lho ya, jangan lupa dan jangan ngelamun ntar dibawa yang nunggu laut.




Abis dari sini santai-santai makan bakso sama kelapa muda, ahhh pantai banget kan kelapa muda ini, kita lanjut perjalanan. Kita nggak masuk ditiap pantai sih, wong ya pantai ya gitu itu kan, tapi kita melewati beberapa pantai seperti pantai Ungaran, pantai Bajul Mati, dan sepanjang itu kita bisa liat pantai dan deburan ombak dari jalan yang mirip tol itu. Hmmm seger deh pokoknya. Jarang-jarang kan orang kota liat beginian hahaha







Trus terakhir kita masuk ke Goa China. Nggak tau kenapa sih ini pantai beken banget. Ada yang pernah masuk ke Goanya, tapi pas kita dateng itu pantai lagi rameeeeeee gila. Sampai parkir aja nggak bingung lho. Ini saya mau bilang beberapa keluhan saya di Goa China ya. Harga tiket masuk tertera 10ribu rupiah, tapi kenyataanya kita bayar 30ribu padahal ada 5 orang. Nggak jelas disebutkan itu sudah termasuk parkir apa nggak. Ehhh ngantri kan masuknya, maklum rame, la kok ya ada 2 orang lagi narik uang 15ribu katanya buat parkir dan diberikan satu botol air mineral 600ml. ah papa nggak mau kan, akhirnya papa bilang ‘Lho? Didepan tadi bukannya udah sama parkir ya?’, dia nggak jawab kemudian bilang ‘10ribu aja pak’, tanpa memberikan air mineral itu tadi sedangkan yang lain bayar 15ribu dan dapat sebotol air. Yang saya pertanyakan, itu harga parkir ditempat yang dikelola Negara kok bisa ditawar ya? Nggak nawar sih, tapi bisa nego dikit. Aneh ah

Selanjutnya jalan masuk nyari parkiran. Nggak ada tuh tukang parkir satu orang yang ngatur gitu. at least mengarahkan lah. Mana pantai lagi banyak pengunjung juga. Masa kita parkir itu harus nunggu mobil lain keluar sih? Duh ribet banget deh waktu itu. Akhirnya beberapa orang juga emosi gara-gara parkiran, sempet hampir berantem juga. Zzzzzzzzzzz. Btw temen kantor yang besoknya ngantor juga mengeluhkan hal yang sama.
Yaaaa semoga sih beberapa hal nggak mengenakkan itu bisa diperbaiki deh ya


jalan dari parkiran menuju pantai Goa China


taken from Gua China beach


kayak muka manusia nggak sih?

 adek paling kecil tadinya ngotot mau main air tapi pas liat ombaknya horor serem gitu dia sampe senewen kayak gini pas diajak maen aer. jadi ini bukan pose sebenernya, ini ekspresi senewen dia aja

Ternyata jalan-jalan yang keliatannya santai gitu udah makan banyak waktu. Akhirnya pulang lewat jalur Turen dan kemudian ke kota Batu dulu kerumah pakdhe. Nggak macet sih, tapi pas turun itu macetnya nggak ketulungan. Dari Batu ke arah Surabaya cuman merayap. Akhirnya nyampe rumah jam 11 malem, langsung teller deh.


It was a fun day though. Lagi-lagi PRnya ngajak dia kesana dudududuuuu

Comments

  1. Orang ganteng kaya aku gak bayar kan?

    ReplyDelete
    Replies
    1. kalo buat orang ganteng gak gratis, tapi kalo buat orang yg ngerasa ganteng itu baru gratis. masnya kategori yg mana? :P

      Delete

Post a Comment

Share your thoughts with me here

Popular posts from this blog

Pengalaman Bikin (Free) Schengen Visa di VFS Swiss

I know this is so normal but anyway I like to compare the experiences because people might have different cases and because I have nothing to lose so... here's my experience for applying Schengen Visa via Swiss (VFS). Kenapa nggak via Belanda? Karena rencana kita berkunjung lamanya ke Geneve - Swiss (ada urusan kerjaan suami gw) dan kami belum tau akan ke Belanda apa nggak saat itu (nggak jadi sih soalnya mepet banget).  Seperti yang sudah sering dibahas orang lain perihal syarat dan ketentuan apply Schengen visa, gw nggak akan nulis itu ya. Udah ada di website VFS, lengkap. Gw cuma tambahin dikit-dikit aja infonya yang mungkin sama seperti kasus yang baca kalo emang kebetulan sama sih 😂 "Ok jadi total pembayarannya 280 ribu rupiah ya" "HAH?? Cuma 200an mbak??? Visanya gratis???" "Suaminya masih WN Belanda kan mbak?" "Iya" "Oiya itu gratis, bisa pake visa tipe C. Jadi cuma bayar biaya admin aja" ...

Not A Robot

  There are so many things I did recently. It was all started since February. Not to complain about this, I just want to write it to release the stress. Because I know every choices has its own risks. Started from January, I commits to work on another blog of mine. Joining with another friend, we are committed to post at least one writing every week with different theme each week. This is still under construction *ahem, ini bukan bangunan* to make it good to read at. I will publish it here once it is ready to be published. We both are trying to be consistent. So far, I have been consistent and always post one every week. After decided to get married, I realize that it won't be that easy. No matter what, marrying someone never be easy. About the preparation and this and that. To be honest, I will not having a big feast for that. I will invite my close friends and family, although I still have to respect what my parents want to invite the neighbors (one block neighbors are tota...

[Book] Dunia Cecilia

'apakah kalian membicarakan hal semacam itu di surga?' 'tapi kami berusaha tidak membicarakannya dekat-dekat Tuhan. ia sangat sensitif terhadap kritik' Yap, sepenggal dialog antara Cecilia dan malaikat Ariel. Saya mengenal Jostein Gaarder sejak kuliah. Ehhhh 'mengenal' dalam artian kenal bukunya ya, kalo bisa kenal pribadi mah bisa seneng jingkrak-jingkrak hehehe. Jadi karena teman saya mendapat tugas kuliah membaca satu novel filsafat berjudul Dunia Sophie, saya jadi sedikit mengetahui si bapak Gaarder ini. Enak ya tugasnya anak sastra baca novel, tugas anak matematika ya baca sih, tapi pembuktian kalkulus -_- Dunia Cecilia ini buku pertama Jostein Gaarder yang saya baca, karena buku Dunia Shopie sangatlah berat berdasar review teman saya. Saya sih nggak perlu baca buku itu karena teman saya sudah benar-benar mahir bercerita. Jadilah saya sudah paham bener cerita Dunia Sophie tanpa membacanya. Novel ini atas rekomendasi teman saya, dia bilang kala...