Skip to main content

Book: The Midnight Library

It is one of the books that blown my mind. It's very well written and would probably relate with a lot of people who are in their journey to find themselves.  So many people are talking about it but I did not buy it until a few months ago where I read the preview on the first pages. Easy for me to see if I want to buy the book or not. When the first pages hook me right away, I don't need to think twice. This book is one of them.  This contains spoiler of course.  Nora, the main character, like many of us, fall into depression and decided to kill herself. But she's not dead right away. She went into a kind of limbo between life and death. In that library she met a librarian, this librarian is a kind of a guide. Our guide that probably tasked when we were born.    The librarian shows her lives that she could have had if she wants to. She is so depressed and thinks that no life will makes her happy enough to live it. I can totally understand her state. I was there....

Mikir sebelum nyinyir

Kemarin, ketika menghadiri pernikahan seorang teman, ada seseorang yang baru saja melahirkan baby girl-nya. Nah biasanya, acara kondangan kan identik dengan 'mini reuni' tho ya... Jadinya kita temen kuliah pada ngumpul mesra manja gitu. Kebetulan ada seseorang ini sebut saja si A yang berbeda kelas dengan kita tiba-tiba membaur dengan beberapa dari kita. Saya sih nggak seberapa deket sama dia. Jadi cukup salaman aja sama nanya kabarnya.

gambar pinjem sini


Nah, ada salah satu teman yang baru saja menikah, sebut saja si B, tiba-tiba didatangi si A. Ya maksud hati sih ingin ngobrol basa basi juga sih ya, tapi rupanya agak 'salah sasaran' yang mengakibatkan si B agak tersinggung. Si A dan B ini tidak terlalu dekat. Intinya sih kita emang nggak terlalu dekat dengan si A

A : Hai B, apa kabar?

B : Hai, baik kok

A : gimana? udah isi belom? *pertanyaan agak nggak sopan sih menurutku*

B : Belom (sambil tersenyum)

A : Lho? Kenapa? Nunda? Ngapain nunda? Kamu udah pacaran 6 tahun kan? Ngapain nunda momongan? nggak baek lho kalo nunda momongan itu. Mending langsung aja. Nggak usah kawatir, anak itu bawa rejeki masing-masing kok. Tenang aja, yang penting jangan nunda lah, ngapain sih nunda. Aku aja pacaran 3 tahun, nikah langsung hamil, nggak nunda.

Reaksi si B adalah tersenyum kecut dan meninggalkan si A

Si A tiba-tiba nyinyir begitu, bukan nyinyir sih, tapi lebih ke arah 'memberikan wejangan sok' dengan blablablabla dan kenapa si B meninggalkan si A dengan senyuman kecut? Karena si A tidak mengetahui apa yang sedang di alami si B. Ceritanya si B ini sedang dalam kondisi pengobatan rahimnya. Rahimnya sedang bermasalah jadi harus menjalani terapi terlebih dahulu. Nah si A kan nggak tau apa-apa tiba-tiba asal judge  seolah si B ini nggak pengen punya anak. Seolah si B ini menunda momongan. Bayangkan aja, dengan kata-katanya yang sok memberikan wejangan dengan tanpa mengetahui kondisi si B, wajar dong kalo si B agak tersinggung?

Kita yang temen akrabnya si B aja tiap hari ngasih semangat biar dia nggak putus pengobatan dan terapinya biar cepet punya momongan sesuai keinginannya dan suaminya.

Cerita lain datang dari si C. Si C adalah cowok yang akan menikah tahun depan.

A : Hai apakabar?

C : Baik. Oiya aku pengen nanya sesuatu

A : Oiya nanya aja

C : Ini, kalo boleh tau kamu punya vendor apa aja buat ngurus nikahan? Kayak baju, catering, apapun lah yg ada hubungannya sama pernikahan

A : Kamu mau nikah kapan?

C : taun depan rencananya

A : Lho ngapain taun depan? Kalo ada niat baek itu ya disegerakan lah, nggak usah lama-lama. Ngapain nunggu taun depan? Toh lebih baik sekarang nikahnya, kamu pacaran juga udah lama kan dari jamannya kuliah dulu. Aku aja pacaran cuman 3 tahun langsung nikah kok. Baeknya emang langsung nikah. Wes ndak usah nunggu tahun depan lah. taun ini aja

C : Lho? Aku nikah tahun depan ya karena aku biayai pernikahanku sendiri, nggak minta sama orangtua. Semua udah aku pertimbangin kok.

dan seketika si C meninggalkan A begitu saja

Nah si A ini modelnya kayak nggak tau kondisi lawan bicaranya, tapi langsung saja judge dan memberikan 'wejangan'. Nggak masalah kalau memang ingin memberikan saran, tapi mbok ya jangan asal judge nggak berdasar kayak gitu. Apalagi asal memberikan ceramah kayak gitu. hemmm jadinya aku yang pengen nyinyirin dia dehhhh :D



Karena berpikir sebelum berbicara itu penting! Think before talk!


Comments

  1. 'dan seketika si C meninggalkan si B begitu saja'

    Koyone ono sing salah deh...

    Hahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ini kalo aku jd dosennya, tka jamin dirimu ndak lulus kelas logika matematika bang :p

      Delete
    2. Ya gustiiiiii aku yg salah hahahaha tak revisi dulu dah hahaha

      Delete
    3. Hyuuhh maafken lah bang
      Mental lagi gak sehat hiks hiksssssss

      Delete

Post a Comment

Share your thoughts with me here

Popular posts from this blog

Pengalaman Bikin (Free) Schengen Visa di VFS Swiss

I know this is so normal but anyway I like to compare the experiences because people might have different cases and because I have nothing to lose so... here's my experience for applying Schengen Visa via Swiss (VFS). Kenapa nggak via Belanda? Karena rencana kita berkunjung lamanya ke Geneve - Swiss (ada urusan kerjaan suami gw) dan kami belum tau akan ke Belanda apa nggak saat itu (nggak jadi sih soalnya mepet banget).  Seperti yang sudah sering dibahas orang lain perihal syarat dan ketentuan apply Schengen visa, gw nggak akan nulis itu ya. Udah ada di website VFS, lengkap. Gw cuma tambahin dikit-dikit aja infonya yang mungkin sama seperti kasus yang baca kalo emang kebetulan sama sih 😂 "Ok jadi total pembayarannya 280 ribu rupiah ya" "HAH?? Cuma 200an mbak??? Visanya gratis???" "Suaminya masih WN Belanda kan mbak?" "Iya" "Oiya itu gratis, bisa pake visa tipe C. Jadi cuma bayar biaya admin aja" ...

Not A Robot

  There are so many things I did recently. It was all started since February. Not to complain about this, I just want to write it to release the stress. Because I know every choices has its own risks. Started from January, I commits to work on another blog of mine. Joining with another friend, we are committed to post at least one writing every week with different theme each week. This is still under construction *ahem, ini bukan bangunan* to make it good to read at. I will publish it here once it is ready to be published. We both are trying to be consistent. So far, I have been consistent and always post one every week. After decided to get married, I realize that it won't be that easy. No matter what, marrying someone never be easy. About the preparation and this and that. To be honest, I will not having a big feast for that. I will invite my close friends and family, although I still have to respect what my parents want to invite the neighbors (one block neighbors are tota...

[Book] Dunia Cecilia

'apakah kalian membicarakan hal semacam itu di surga?' 'tapi kami berusaha tidak membicarakannya dekat-dekat Tuhan. ia sangat sensitif terhadap kritik' Yap, sepenggal dialog antara Cecilia dan malaikat Ariel. Saya mengenal Jostein Gaarder sejak kuliah. Ehhhh 'mengenal' dalam artian kenal bukunya ya, kalo bisa kenal pribadi mah bisa seneng jingkrak-jingkrak hehehe. Jadi karena teman saya mendapat tugas kuliah membaca satu novel filsafat berjudul Dunia Sophie, saya jadi sedikit mengetahui si bapak Gaarder ini. Enak ya tugasnya anak sastra baca novel, tugas anak matematika ya baca sih, tapi pembuktian kalkulus -_- Dunia Cecilia ini buku pertama Jostein Gaarder yang saya baca, karena buku Dunia Shopie sangatlah berat berdasar review teman saya. Saya sih nggak perlu baca buku itu karena teman saya sudah benar-benar mahir bercerita. Jadilah saya sudah paham bener cerita Dunia Sophie tanpa membacanya. Novel ini atas rekomendasi teman saya, dia bilang kala...