Skip to main content

Perpanjang ITAS (Spouse/Dependant visa) Via Online

Terasa seperti ini, Gunung Baturnya ada tapi nggak keliatan. Sistemnya ada, tapi masih berkabut. Katanya sih berlaku sejak tanggal 17 Desember 2024, bersamaan dengan semua perubahan seperti paspor dan biayanya.  Karena harus perpanjang ITAS di akhir tahun, gw sudah kontak mereka dan bilang "Oh bisa extend via website." Di websitenya agak membingungkan buat pemula karena ada beberapa bagian. Bagian yang paling mentereng adalah bagian APPLY , yang mana ini harus digunakan untuk orang yang belum pernah apply ITAS . Sejenis untuk mendapatkan TELEX visa dulu yang nantinya dikonversi ke ITAS.  Perlu dicatat ini adalah ITAS dengan pasangan Indonesia sebagai sponsor ya. Tentunya perlu penjamin yang apply VITAS dll sebelum ke ITAS. Apply sebagai penjamin bisa di website yang sama. Tapi kalau apply sendiri bisa dengan menggunakan "Personal". Setelah masuk ke website imigrasi dengan menggunakan ID Penjamin, bagian HOME akan tampil beberapa hal. Nah, bagian Extend ITAS tuh a...

Lagi-lagi plastik



Saya sudah sejak lamaaaaa sekali membiasakan diri tanpa tas plastik a.k.a kresek. Sekalipun masih pake dulu itu, saya cuman pake satu aja kresek, barang yang lainnya nebeng di kresek gede yang satu itu. Itu aja udah dapet pandangan seolah ‘ih, hemat banget sih, masa dikasih kresek gratis aja nggak mau’. La emang kasian buminya. Kamu kamu aja yang nggak sayang bumi kalo ngasih pandangan kayak gitu ke aku. 

Nah karena sudah terbiasa dengan tas sendiri, atau kalau barangnya kecil ya nggak perlu dikasih kresek, jadi bikin saya terbiasa mendapat pandangan seperti itu. Apalagi si mas juga paling banter koar-koar kalo saya beli di minimarket dan nggak sengaja kreseknya udah dikasih padahal saya nggak minta sih. ‘Hun, no, save earth’. Iyoooo iyo sayanggggg.


gambar pinjam sini



Beberapa waktu yang lalu, saya membeli sebuah kotak makan bayi. Yang sekotak gede itu lho. Itu kan lebih enak ya kalo bawa tanpa kresek mengingat saya juga sudah bawa tas belanja saya. Selalu ada di tas saya deh itu tas belanjaan. Nah saya reflex ambil barangnya setelah dibayar. Nah kemudian :

‘Mbak saya masukin kresek dulu’

‘Oh nggak usah mbak, saya bawa tas sendiri kok’

‘Lho nggak papa mbak, kreseknya nggak bayar kok ini’

Dalam hati : Fak ni orang, bukan gara-gara bayarnya kali. Plastik cuman dua ratus aja nggak bakal rugi kalo bayar. Tapi kan ini masalah mengurangi plastik tho. Ya akhirnya saya bilang lagi …

‘Nggak papa mbak, bukan masalah bayarnya’

‘Mbak nanti kalo turun dikira belum bayar sama satpam yang dibawah’

Ya gustiiiii kenapa susah banget sih mau belajar tidak membebani bumi. Sekarang logika deh ya, yang penting kan tempelin aja bonnya di barang yang saya beli. Udah kan beres. Kalo satpam nanya ini udah bayar apa belom kan udah ada struknya. Kenapa mesti ribet sih? 

Tapi karena saya laper waktu itu, lemes, yang memandang aneh juga nggak satu dua, daripada juga bikin temen malu ya, yoweslah ngalah akhirnya. Dengan lemesnya bilang ‘yawes lah mbak, nih kresekin, mau nyelametin bumi aja nggak ada yang dukung’. 

Saya itu paling nggak suka kalau kegiatan saya menolak plastik itu karena bayar 200 rupiah. Hello… saya nggak pelit kok, tapi ya buat apa bayar 200 dan membebani bumi kalo kita bisa bawa dan pake tas sendiri kan?????? Mikir dong! Gimana bumi kalian ini bisa sehat kalau kalian supply plastik tiap hari. 

Duh maaf emosi… karena sejatinya kita sudah berusaha keras, keluarga dan lingkungan sekitar sudah mendukung dan saling dukung tapi…… manusia-manusia diluar sana masih berpendapat ‘Hey, ini cuman 200 lho! Murah tauk! Krupuk aja paling kecil 500’

Semoga hati kalian dicerahkan yang maha pemilik segalanya!

Comments

  1. Welcome to the world !

    We live in plastic addict country......

    ReplyDelete
    Replies
    1. Plastic adiiicccttttttt adict bangeeetttt apa2 plastic sampek beras aja plastik hahaha

      Delete

Post a Comment

Share your thoughts with me here

Popular posts from this blog

Ujian hari senin

Kejadian ini terjadi tepat senin minggu lalu. Baru kali itu aku merasa 'WOW.. ini senin yeay'. Karena biasanya 'haduhh udah senen lagi'. Kebayang kan kalo seneng begitu dihari senen menyambut pagi dan hari itu rasanya langka banget. Otomatis pengennya hari itu berlangsung indah. Jam setengah 9 pagi, seperti biasa ke pantry ambil minum bareng sama temen sebangku. Dia bikin teh, aku nyuci botol sekalian ngisi dong. Seperti biasa juga, kadang aku males sih nyuci botol dengan ritual lengkapnya, akhirnya cuman bilas pake air panas. Ya mungkin nggak sampe 50 ml juga. Dikit banget deh. Temen juga selalu bersihin gitu gelasnya pake air panas. Pic source is here Eh lakok lakok... si bapak pantry yang serem itu tiba-tiba bilang 'Gak bisa ya gak nyuci botol pake air panas? Tiap sore itu banyak komplain gara-gara airnya abis'. Yakaliii air abis tinggal isi aja, ibu yang dulu aja nggak pernah ada komplain. Ya aku bilang lah ini cuman dikit, lagian yang ngelakuin ini...

Perpanjang ITAS (Spouse/Dependant visa) Via Online

Terasa seperti ini, Gunung Baturnya ada tapi nggak keliatan. Sistemnya ada, tapi masih berkabut. Katanya sih berlaku sejak tanggal 17 Desember 2024, bersamaan dengan semua perubahan seperti paspor dan biayanya.  Karena harus perpanjang ITAS di akhir tahun, gw sudah kontak mereka dan bilang "Oh bisa extend via website." Di websitenya agak membingungkan buat pemula karena ada beberapa bagian. Bagian yang paling mentereng adalah bagian APPLY , yang mana ini harus digunakan untuk orang yang belum pernah apply ITAS . Sejenis untuk mendapatkan TELEX visa dulu yang nantinya dikonversi ke ITAS.  Perlu dicatat ini adalah ITAS dengan pasangan Indonesia sebagai sponsor ya. Tentunya perlu penjamin yang apply VITAS dll sebelum ke ITAS. Apply sebagai penjamin bisa di website yang sama. Tapi kalau apply sendiri bisa dengan menggunakan "Personal". Setelah masuk ke website imigrasi dengan menggunakan ID Penjamin, bagian HOME akan tampil beberapa hal. Nah, bagian Extend ITAS tuh a...

Dapet Visa UAE (Dubai) Gampang Banget

Dubai creek Beberapa waktu yang lalu, kita pusing berat karena H dapet libur kali ini cuman 10 hari. 10 hari dari yang biasanya 14 hari. Akhrinya diputuskan untuk tetap mengambil libur tapi nggak ke Indonesia.  Ternyata, beberapa hari kemudian, dia bilang, kalau liburnya malah jadi 7-8 hari aja. Mau ga mau saya yang harus kesana. Maksudnya terbang mendekatinya. Udah milih-milih negara mana yang harganya rasional, yang ga banyak makan waktu buat terbangnya H, dan tentunya ga ribet urus visa buat pemegang paspor hijau yang ga sesakti paspornya H.  Btw warna paspor Indonesia jadi biru ya sekarang?? Pilihan jatuh ke Dubai. Pemegang paspor hijau harus bikin visa, ya pusing lagi deh cara bikin visa Dubai nih gimana. Apa iya sesusah bikin visa schengen, visa US, visa lainnya. dari persyaratan sih standar ya, termasuk  record  bank account selama 3 bulan. Emang nggak pernah bikin visa Dubai sebelumnya ya, apalagi H yang paspornya super sakti kemana-mana (hampir) ga perlu vis...