Skip to main content

Posts

Showing posts from November, 2016

Urus Pindah Domisili ke Denpasar - Bali

Balinese is a lot of thing, but one thing for sure that they work efficiently when it is related to the documents.  Gw selalu kasih tepuk tangan meriah kalau urus-urus dokumen di Bali tuh serba cepet banget. Di Denpasar ya terutama karena gw tinggal di sini. Nggak tau lagi kalau di daerah lain. Ini testimoni gw yang tiap tahun harus urus dokumen visa suami, tiap tahun harus ke Dukcapil, Polres, wira-wiri di desa urus printilan.  Akhirnya tahun ini gw putuskan untuk pindah domisili ke Bali. Yeay.   Bukan tanpa alasan, tapi karena untuk menjamin KITAP, gw harus domisili Bali. Suami gw udah terdaftar di Imigrasi Bali. Jadi daripada gw harus pindahin dia ke domisili asal gw, yang mana gw udah nggak tinggal di sana hampir 20 tahun, ya lebih baik gw yang pindah.  Ternyata, pindah KTP tuh gampang banget ya. Gw kira gw harus pulang dulu ke domisili untuk cabut berkas. Setelah tanya langsung ke domisili asal gw (Pake WA dan jawabnya nunggu lama banget), mereka bilang untuk urus surat SKPWNI (Su

Jumat ceria

Hari ini memang bukan hari jumat, tapi cuman mau bilang aja sih kalo hari yang paling aku tunggu-tunggu itu hari jumat. Why?   Karena jumat itu selalu ceria, kalopun ada meeting besar pasti di hari jumat dan banyak cemilan, orang-orang pada berangkat sholat jumat, yang nasrani juga mengikuti misa di kantor, bisa pake baju bebas dan bebas berekspresi sepuas-puasnya, dan..... bisa video call sepuasnyaaaaaa kapanpun karena dia libur kerja 😍😍 gambarnya lucu 😁  taken from internet

Jadi WNA?

Ada beberapa pertanyaan dari teman, beberapa kolega, saudara, dari hubungan saya. Ya mungkin karena ini baru bagi mereka kali ya. Macem-macem pertanyaannya sampai menanyakan soal kewarganegaraan. Kalau yang sudah paham, pertanyaannya akan ‘Tapi kamu nggak lepas kewarganegaraanmu kan Pris?’. Bagi yang nggak paham dan ingin tau, pertanyaannya menjadi ‘Aku boleh tau nggak nasib kewarganegaraan kamu setelah menikah?’. Kalau orang sok tau tapi pengen kepo, pertanyaanya begini ‘Wahh, kamu bentar lagi jadi WNA dong ya?’ Pertanyaan mana yang sering? Yang paling buncit. Itu antara sok tau tapi pengen kepo, apa Cuma sekedar basa basi, atau gimana juga kurang paham ya. Yang pasti sih buat yang beneran peduli atau ingin tau, nada pertanyaan berbeda. Bahkan salah satu kolega mau nanya aja sungkan. Sampai bilang ‘Pris ini aku pengen tau banget sih, tapi kalo kamu nggak mau kasih tau juga gapapa kok’. Mungkin dia penasaran juga kali ya. Menikah dengan WNA tidak membuat kita seketika

[How we met] Me and Shoffi

Ketemunya tahun 2009 pas ospek dan mau berangkat bakti sosial ke somewhere (lupa kemana). Tadinya, ngeliat ini anak pertama kali, dari jauh, dia cuma bawa tas selempang kecil lebih mirip sling bag buat kondangan. Mulai lah aku mikir 'ini anak gila apa ya, mau bakti sosial ke daerah dingin eh dia malah nggak bawa selimut. Masa iya dia juga bawa baju tuh. Kayaknya sih nggak'. Agak sinis gitu deh, sampai akhirnya dia mendatangi kita dan mengenalkan dirii, kebetulan teman yang ditunggunya itu kenal sama aku. 'Halo, Shoffi' 'Hai, Prisca. Tas kamu mana?' 'Ini', sambil menunjukkan mini sling bag nya 'Hah? Cuman bawa tas sekecil itu? Kamu nggak bawa baju, selimut?' 'Selimutnya nebeng hehe, baju bawa satu, yang penting bawa sikat gigi aja'   kita pernah sekecil ini. lebih tepatnya aku sihhh, pernah sekurus ini kita pernah alai (pada masanya). maluuuu Wow. Sedangkan aku bawa tas gede persis kayak orang mudik semingguan. Tapi eman

Selamat hari guru

Saya pernah lho jadi pengajar, and I found myself in it. Ya kurang lebih 2 tahunan lah saya mengajar. Awalnya sih nggak mau ngajar, karena malu dan nggak bisa ngomong didepan umum. Eh setelah dicoba ternyata keranjingan. Tapi saya nggak mau disebut sebagai guru, kenapa? Berat banget artinya. digugu lan ditiru, kalo kata orang Jawa. Dalem kan artinya? dijadikan sebagai seorang panutan, contoh dan teladan. Alesan lain nggak mau disebut guru karena saya masih doyan petakilan, kalo jadi guru kan kudu kalem ahaiiii. Saya nggak kalem. Saya lebih suka menyebut diri saya pendidik (educator) kala itu, bukan pengajar (teacher). Meskipun secara arti kayaknya lebih berat pendidik deh ya, tapi saya nggak mau aja related sama pengajar yang nggak memperdulikan anak didikannya, nggak menjaga moralitas dan tata krama anak didiknya, saya nggak suka meskipun nggak semuanya lho. Nggak semua, catet, nggak semua! Karena sebagai pendidik memberikan saya tanggung jawab lebih kepada anak didik saya.  A

Nol atau kosong?

Di suatu sore yang nggak indah, tiba-tiba rekan sebangku saya, ya maksudnya rekan yang mejanya disamping kanan saya ngakak dan kaget. Nggak tiba-tiba juga sih, ada sebabnya kok. Gara-garanya begini ; Obrolan ini saling bertatap muka   'Lho mbak, kalo complimentary kan nggak perlu dimasukin list ya? Kan ini gratis, kenapa di masukin sini trus nilainya SGD 0 ya?' 'Ohh nggak apa-apa masukin aja disitu, harganya nol tapi jangan lupa centang free box-nya' 'Oh yang free gratis itu ya. Oke oke' Beberapa saat kemudian... Obrolan ini saling menatap komputer masing-masing   'Mbak, kok harganya bukan SGD 0 tapi kosong ya. Ini tampilannya gimana emangnya nih? Kosong apa nol?' 'Ya ampun Prisca... bedanya apa coba kosong sama nol' 'BEDA!' reaksi refleks ini mendadak bikin si mbak tetangga syok dan seketika menoleh dengan tatapan 😯 'Kamu marah apa ngasih tau apa menyanggah?'    pic source is here Demi meluruskan keadaan aga

Snailmail

I signed up in an international portal since I was at high school. I was a quiet one, not much talk especially with stranger. But since that day, I feel myself get easier to talk to strangers. In that portal, there are several options why you join there, including 'flirting', that is shown on the optional boxes. And I found something interesting, snailmail. I never heard about this before, but I thought it is like a mail that goes slower because snail always walking so slow. Then someone chatted me and told me that she want to snailmail. I asked her what is that and she said 'it is postcard swapping'.   was taken at Museum Angkut years ago. taken using my old unique phone Wow.. postcard swapping.. my granny and I did it long time ago before mobile phone was invented. Well I mean before we all use mobile phone to connect to each other. I have family in The Netherlands, and we only have a phone, if we call them using home phone it would cost a lot for even few minu

Deadly beautiful

I didn’t go to work last tuesday, why? Because I got diarrhea. I texted my supervisor and two colleagues of mine, telling them that I will not go to work. When I told them that I got diarrhea, they start to ask why, what did I eat, how come, blablabla… A day before, I went to 4 malls in Surabaya. Hey, not because I love to explore malls, but I need to go there to find something and meet some friends. I went out at 9am and back home at 8 pm. Kenyang kenyang deh keliling Surabaya. The last mall I went with my besties, we went to a coffee shop (Tous Les Jours) and eat the breads there. I am curious about the taste of other bread because the tart cake of my supervisor birthday was ordered there and that was so tasty. So my friends take me there, to taste it. After enjoying our stories in coffee shop, we went to a supermarket. Still in the same mall. I start to shop my daily foods, because I plan to cook for whole week. Actually I prefer traditional market than supermarket to buy g