Skip to main content

Write Down Your Dreams, They Said.

Moscow Yes, all things I have and I do right now is all the things that I have written down on papers, during my sleeps, in my consciousness, in my visions. So let's do that again here.  I have another dream that I really think of. It's the thing I want to do when I have so much money, or enough money, or when money doesn't matter anymore, or who knows!  I wanna build a school for kids who can't afford to go to school. I want them to pay nothing, and I want them to learn the basic things like how to respect others, how to tell people their ideas/opinions, familiarize them with being kind, how to think logically, how to solve problems, etc. All the basic survival things in life.  I think my passion is always in education, but I don't always like to follow the old-school rules. There are so many important things we don't learn at school that I think should be taught there. Once we graduate from school, we usually don't know how to navigate life. Who taught you...

Belajar dari kematian



Kematian selalu datang tiba-tiba tanpa kita bisa memperkirakan kapan. Kematianpun memberikan satu cerita yang bisa dijadikan pelajaran bagi kita yang masih berjuang dengan kerasnya kehidupan. 

taken from internet

 Beberapa waktu yang lalu seorang teman kehilangan ibunya. Ibunya yang diketahui tidak menderita sakit apapun, tidak ada riwayat sakit sama sekali selama hidupnya, tiba-tiba mengalami gagap. Seolah sulit bicara. Bisa sih ngomong tapi harus dipandu. Jadi syaraf diotaknya seperti mesin, tidak bisa mengungkapkan isi hatinya.

Mendapatkan cerita itu, saya pun berpikir ‘apa ndak stroke itu? Atau masalah syaraf dimana gitu kek. Aneh aja kalo tiba-tiba gagap. Karena itu udah pasti ke syaraf’. Teman tersebut mengatakan ‘nggak apa-apa kok, kata dokternya cuman terlalu sering terpapar kipas angin jadinya kulitnya ketarik kebelakang dan mulutnya nggak bisa ngomong’. 

Kok saya merasa ada yang janggal ya disini. Ah sudahlah semoga baik-baik saja. Padahal saat itu kami semua menyuruhnya membawa ibunya ke rumah sakit, ke dokter spesialis. Tapi dia bilang nanti nanti dan nanti. Akhirnya tuhan berkata lain. 

Ibunya yang akan dibawa ke dokter spesialis hari senin malam, terjatuh dari motor yang dikendarainya hari senin siang. Tau kan Surabaya panasnya gimana? Hari itu panas bener-bener menyengat. Si ibu jatuh setelah mengendarai motornya, dan sepertinya kepala bagian belakangnya trauma. Sesampainya dirumah, si ibu muntah dan pingsan. 

Dibawa ke rumah sakit dan segera masuk ICU. Kita baru berkesempatan menjenguk hari rabunya. Nggak tau kenapa saya jadi ikut nangis mendengar cerita si mbak. Karena saya teringat kakek saya. Kakek yang paling dekat dengan saya. Dan juga ingat nenek saya yang setaun lalu juga mendadak masuk ICU. Bedanya, nenek saya sehat kembali walaupun sempet bikin gempar mas-mas ICU gara-gara nenek minta dibawain bedak sama lipstiknya (tampil maksimal adalah kewajiban meskipun sakit). Sedangkan si ibu ini, satu jam setelah kita jenguk, beliau meninggal. 

Apa kata dokter spesialis? Si ibu menderita pendarahan batang otak. Jadi ada yang terpapar di kepala bagian depan, yang menyebabkan stroke seluruh tubuh. Dan ada yang terpapar bagian belakang kepala yang menyebabkan kematian mendadak. Itu kata dokternya. 

Si dokter berkata jika si ibu termasuk kuat bisa bertahan dalam keadaan koma selama 3 hari dalam kondisi pendarahan batang otak, yang mana biasanya hanya perlu waktu beberapa jam saja bagi penderita untuk bertahan. 

Si mbak bercerita kalau dia menyesal sering membentak orangtuanya, seringkali membuat sedih ibunya. Masih belum bisa membahagiakan ibunya. Karena memang semua begitu mendadak dan kita memang tidak pernah tau kapan hal itu datang.

Mungkin tuhan sedang mengajarkan kita satu hal. Satu atau beberapa hal tentang kehidupan dan kematian. Karena memang benar, kita akan merasa sangat kehilangan seseorang ketika orang itu tiada. Moral value-nya, jangan sia-siakan apa yang ada dan orang-orang yang ada disekitar kita. Karena ketika kamu menyesal akan satu hal, tidak akan mudah bagimu untuk memaafkan diri sendiri.  




and I miss you my grandpa, still hope that you are here to see me now. I will always miss you...

Comments

  1. Kematian...

    Sesuatu yang tidak bisa tidak harus kita hadapi...

    ReplyDelete

Post a Comment

Share your thoughts with me here

Popular posts from this blog

Write Down Your Dreams, They Said.

Moscow Yes, all things I have and I do right now is all the things that I have written down on papers, during my sleeps, in my consciousness, in my visions. So let's do that again here.  I have another dream that I really think of. It's the thing I want to do when I have so much money, or enough money, or when money doesn't matter anymore, or who knows!  I wanna build a school for kids who can't afford to go to school. I want them to pay nothing, and I want them to learn the basic things like how to respect others, how to tell people their ideas/opinions, familiarize them with being kind, how to think logically, how to solve problems, etc. All the basic survival things in life.  I think my passion is always in education, but I don't always like to follow the old-school rules. There are so many important things we don't learn at school that I think should be taught there. Once we graduate from school, we usually don't know how to navigate life. Who taught you...

Jumat ceria

Hari ini memang bukan hari jumat, tapi cuman mau bilang aja sih kalo hari yang paling aku tunggu-tunggu itu hari jumat. Why?   Karena jumat itu selalu ceria, kalopun ada meeting besar pasti di hari jumat dan banyak cemilan, orang-orang pada berangkat sholat jumat, yang nasrani juga mengikuti misa di kantor, bisa pake baju bebas dan bebas berekspresi sepuas-puasnya, dan..... bisa video call sepuasnyaaaaaa kapanpun karena dia libur kerja 😍😍 gambarnya lucu 😁  taken from internet

Dapet Visa UAE (Dubai) Gampang Banget

Dubai creek Beberapa waktu yang lalu, kita pusing berat karena H dapet libur kali ini cuman 10 hari. 10 hari dari yang biasanya 14 hari. Akhrinya diputuskan untuk tetap mengambil libur tapi nggak ke Indonesia.  Ternyata, beberapa hari kemudian, dia bilang, kalau liburnya malah jadi 7-8 hari aja. Mau ga mau saya yang harus kesana. Maksudnya terbang mendekatinya. Udah milih-milih negara mana yang harganya rasional, yang ga banyak makan waktu buat terbangnya H, dan tentunya ga ribet urus visa buat pemegang paspor hijau yang ga sesakti paspornya H.  Btw warna paspor Indonesia jadi biru ya sekarang?? Pilihan jatuh ke Dubai. Pemegang paspor hijau harus bikin visa, ya pusing lagi deh cara bikin visa Dubai nih gimana. Apa iya sesusah bikin visa schengen, visa US, visa lainnya. dari persyaratan sih standar ya, termasuk  record  bank account selama 3 bulan. Emang nggak pernah bikin visa Dubai sebelumnya ya, apalagi H yang paspornya super sakti kemana-mana (hampir) ga perlu vis...