Skip to main content

Book: The Midnight Library

It is one of the books that blown my mind. It's very well written and would probably relate with a lot of people who are in their journey to find themselves.  So many people are talking about it but I did not buy it until a few months ago where I read the preview on the first pages. Easy for me to see if I want to buy the book or not. When the first pages hook me right away, I don't need to think twice. This book is one of them.  This contains spoiler of course.  Nora, the main character, like many of us, fall into depression and decided to kill herself. But she's not dead right away. She went into a kind of limbo between life and death. In that library she met a librarian, this librarian is a kind of a guide. Our guide that probably tasked when we were born.    The librarian shows her lives that she could have had if she wants to. She is so depressed and thinks that no life will makes her happy enough to live it. I can totally understand her state. I was there....

[How we met] Me and Shoffi

Ketemunya tahun 2009 pas ospek dan mau berangkat bakti sosial ke somewhere (lupa kemana). Tadinya, ngeliat ini anak pertama kali, dari jauh, dia cuma bawa tas selempang kecil lebih mirip sling bag buat kondangan. Mulai lah aku mikir 'ini anak gila apa ya, mau bakti sosial ke daerah dingin eh dia malah nggak bawa selimut. Masa iya dia juga bawa baju tuh. Kayaknya sih nggak'. Agak sinis gitu deh, sampai akhirnya dia mendatangi kita dan mengenalkan dirii, kebetulan teman yang ditunggunya itu kenal sama aku.

'Halo, Shoffi'
'Hai, Prisca. Tas kamu mana?'
'Ini', sambil menunjukkan mini sling bag nya
'Hah? Cuman bawa tas sekecil itu? Kamu nggak bawa baju, selimut?'
'Selimutnya nebeng hehe, baju bawa satu, yang penting bawa sikat gigi aja'

kita pernah sekecil ini. lebih tepatnya aku sihhh, pernah sekurus ini

kita pernah alai (pada masanya). maluuuu

Wow. Sedangkan aku bawa tas gede persis kayak orang mudik semingguan. Tapi emang dasarnya Shoffi, dia kemana-mana emang nggak suka bawa tas gede. Kalopun bawaannya banyak, pasti dia perkosa tasnya biar muat banyak barang. Dan ternyata emang iya, aku rempong gara-gara banyak barang, eh dia baksos 3 hari cuman ganti sekali, dalemannya sih ganti. Yang penting sikat gigi, sabun sampo dia minta bahkan mending ga mandi gara-gara emang fasilitas mandinya terbatas. Trus selimut? NEBENG sodara sodara. Yaelah bisa bener nih anak. Tasnya emang gendut dan muat semua barangnya dia. Ajaib. 

ini mau jalan-jalan gara-gara nggak ada dosen. duh kangen masa kuliah

 testing smartphone pertamanya Fachrul. foto pertamanya foto kita berdua

Waktu berjalan, aku dan dia jadi semakin dekat. Semakin merasa makin lama kita makin mirip. Mirip bukan mukanya lho, mirip sifatnya, cara mikirnya, cuman beda sifatnya aja. Aku nggak peka banget, sedangkan dia peka banget. Yaaaaaa sampe akhirnya dia yang pelototin aku pas seminar proposal skripsi gara-gara aku nggak peka kalo dosennya mulai tegangan tinggi.

ini nunggu jam kuliah pemrograman web sore hari sembari berharap dosennya nggak masuk 

Kita kebetulan sihhh, kebetulan banget kita itu telat lulusnya 😁 . Alesanku sih karena emang ada beberapa kuliah yang harus diulang sembari nunggu data, kalo dia karena double degree. Jadinya kita seminar proposal semester 7, lulusnya duluan aku sih meskipun molor hahaha

ini kayaknya sih pas bikin proposal deh

Karena kita sama-sama molornya, akhirnya kita berdua merasa agak secure gara-gara ada temennya molor. Biar nggak parah-parah dimarahin nyak babe,

'kamu nggak lulus-lulus sih?'
'Shoffi aja belom lulus ma, banyak yg molor kok'

disisi lain...

'nduk, kok belum selese? susah ta kuliahnya?'
'enggeh buk, susah. Prisca ya belum lulus kok'


Nah... win win solution kan? 😏

Meskipun aku yang duluan lulus, tapi yang duluan nikah dia. Malah nikahnya sebelum lulus dengan harapan dosennya bakal kasian karena harus lulus cepet sebelum lairan hahaha

cantik kan? sayangnya aku nggak bisa dateng pas hari H, kebentur ujian. dan aku dateng besoknya

Karena kita kemana-mana bareng, akhirnya orang kalo liat cuman satu dari kita, pasti langsung nyariin yang lainnya deh. Selera baju aja samaan, style juga sama, selera akan sesuatu juga sama (kecuali dia yang suka blingbling), hampir kembar deh pokoknya. Si mas juga bilang kalo kita miripan. Kita berdua sering pake baju kembaran tanpa sengaja. Jadi repot, pas kapan hari mau pake pink ke kampus harus mikir dulu dia pake itu apa nggak. Pikir lama banget dengan perkiraan dia ga bakal pake itu, ehhhhhhh lakok malah samaan. Yawes lah emang warna baju kita juga banyak kembar kok meskipun nggak beli bareng. Saking malesnya kalo bajunya samaan, akhirnya sms duluan kalo mau kuliah 'Aku pengen pake baju ini warna ini, kamu jangan pake yang sama ya' 😁

aku kebetulan wisuda duluan daripada dua cewek ini


Nah pernah suatu ketika kita mulai sibuk skripsi, aku minta temenin dia ngambil data di pabrik gula. Dia oke in aja, dan pas dia penelitian dan praktek ngajar sekaligus ambil data di sekolah, aku juga ikutan bantuin dia. Seneng banget, soalnya dapet kesempatan gratis ngajar anak SMP yang lucu bener. Plus ada satu yang gantenggggg banget hihihi. Can be read here

Pas dia hamil kan nggak doyan makan ya, eh pas aku ajak makan, nyobain makan nasi, kok ya pas mau dan abis banyak banget. Saking deketnya, sampe pas dia hamil aku bisa mimpi muka anaknya. Itu pas lahir kan pembuktian ya, eh mirip banget persis di mimpi. Mana anaknya emeshh banget deh. Dia ini agak nganggep aku kayak dukun sih, jadinya pas hamil anak pertama dia nanya menurutku anaknya bakal cewek apa cowok. Spontan aja jawabnya 'cewek'. Dia nanya kenapa, ya aku jawab aja 'kamu ga percaya sama dukun?'

 meet up pertama setelah dia berbadan dua

beberapa bulan kemudian dia wisuda dengan kondisi hamil

ketemuan kemaren tanpa direncanakan sampe warna baju aja samaan lagi kan

nah kan mungkin si bayi merasa senyumku rada aneh apa gimana ya, cara liatnya si bayi sebegitu banget 

dan si bayi udah mulai ngenalin aku, kemaren aku kasih tanganku eh dia langsung minta gendong

Karena udah terbilang lama temenannya, kita semacem saling melengkapi ya. Dia tau apa yang aku pikirin dan aku tau gimana cara mikirnya dia. Sampe semacem kita berdua bisa jadi lisensi ke orangtua kita masing-masing. Lisensi ijin untuk melakukan sesuatu.


Sampe kata aba-nya dia, beliau seneng banget liat anaknya punya temen deket (kita berempat kok sebenernya), karena katanya anaknya itu nggak pernah punya temen sedeket itu gara-gara masa persahabatan dia sama teman sekolah sebelum kuliah itu penuh drama dan putus gara-gara laki-laki. Drama banget kan.

Yawes, harapanku sih kita bakal terus bareng-bareng as a best friend, she is one of my best friend and hopefully our business (now and in future) will goes smooth😊😊

Comments

Post a Comment

Share your thoughts with me here

Popular posts from this blog

Pengalaman Bikin (Free) Schengen Visa di VFS Swiss

I know this is so normal but anyway I like to compare the experiences because people might have different cases and because I have nothing to lose so... here's my experience for applying Schengen Visa via Swiss (VFS). Kenapa nggak via Belanda? Karena rencana kita berkunjung lamanya ke Geneve - Swiss (ada urusan kerjaan suami gw) dan kami belum tau akan ke Belanda apa nggak saat itu (nggak jadi sih soalnya mepet banget).  Seperti yang sudah sering dibahas orang lain perihal syarat dan ketentuan apply Schengen visa, gw nggak akan nulis itu ya. Udah ada di website VFS, lengkap. Gw cuma tambahin dikit-dikit aja infonya yang mungkin sama seperti kasus yang baca kalo emang kebetulan sama sih 😂 "Ok jadi total pembayarannya 280 ribu rupiah ya" "HAH?? Cuma 200an mbak??? Visanya gratis???" "Suaminya masih WN Belanda kan mbak?" "Iya" "Oiya itu gratis, bisa pake visa tipe C. Jadi cuma bayar biaya admin aja" ...

Not A Robot

  There are so many things I did recently. It was all started since February. Not to complain about this, I just want to write it to release the stress. Because I know every choices has its own risks. Started from January, I commits to work on another blog of mine. Joining with another friend, we are committed to post at least one writing every week with different theme each week. This is still under construction *ahem, ini bukan bangunan* to make it good to read at. I will publish it here once it is ready to be published. We both are trying to be consistent. So far, I have been consistent and always post one every week. After decided to get married, I realize that it won't be that easy. No matter what, marrying someone never be easy. About the preparation and this and that. To be honest, I will not having a big feast for that. I will invite my close friends and family, although I still have to respect what my parents want to invite the neighbors (one block neighbors are tota...

[Book] Dunia Cecilia

'apakah kalian membicarakan hal semacam itu di surga?' 'tapi kami berusaha tidak membicarakannya dekat-dekat Tuhan. ia sangat sensitif terhadap kritik' Yap, sepenggal dialog antara Cecilia dan malaikat Ariel. Saya mengenal Jostein Gaarder sejak kuliah. Ehhhh 'mengenal' dalam artian kenal bukunya ya, kalo bisa kenal pribadi mah bisa seneng jingkrak-jingkrak hehehe. Jadi karena teman saya mendapat tugas kuliah membaca satu novel filsafat berjudul Dunia Sophie, saya jadi sedikit mengetahui si bapak Gaarder ini. Enak ya tugasnya anak sastra baca novel, tugas anak matematika ya baca sih, tapi pembuktian kalkulus -_- Dunia Cecilia ini buku pertama Jostein Gaarder yang saya baca, karena buku Dunia Shopie sangatlah berat berdasar review teman saya. Saya sih nggak perlu baca buku itu karena teman saya sudah benar-benar mahir bercerita. Jadilah saya sudah paham bener cerita Dunia Sophie tanpa membacanya. Novel ini atas rekomendasi teman saya, dia bilang kala...