Moscow Yes, all things I have and I do right now is all the things that I have written down on papers, during my sleeps, in my consciousness, in my visions. So let's do that again here. I have another dream that I really think of. It's the thing I want to do when I have so much money, or enough money, or when money doesn't matter anymore, or who knows! I wanna build a school for kids who can't afford to go to school. I want them to pay nothing, and I want them to learn the basic things like how to respect others, how to tell people their ideas/opinions, familiarize them with being kind, how to think logically, how to solve problems, etc. All the basic survival things in life. I think my passion is always in education, but I don't always like to follow the old-school rules. There are so many important things we don't learn at school that I think should be taught there. Once we graduate from school, we usually don't know how to navigate life. Who taught you...
We both really loves book. Hmm maybe it is more appropriate to say : he loves to read books and I loves to collect books !!
Saya suka baca kok, apalagi bacaan ringan tapi berbobot *bisa bayangin nggak bacaan ringan tapi berbobot itu yang kayak apa?*
Ya yang saya maksud sih kurang lebih begini, saya nggak suka jadi bodoh. Jadi bodoh disini bukan maksudnya bodoh nggak pinter kimia, biologi, elektro, yang begitu-gitu ya. Otak ini juga perlu asupan gizi. Asupan gizinya apalagi kalo bukan bacaan dan mungkin agak sedikit berfilsafat. Berfilasafat akan suatu hal yang ada disekitar kita. Memikirkan satu hal dari berbagai sisi dan pastinya harus tetep belajar. Biar kita nggak jadi kaum anarkis. Memandang satu masalah dari banyak sisi itu penting lho, biar kita nggak jadi kaum yang melihat dengan sebelah mata. Ati-ati jereng lhoooo
Eh bukan maksud menyindir menyinyir, tapi... jika kadar informasi yang ada diotak itu nggak jauh-jauh dari rumah, otomatis pikiran kita nggak berkembang, pikirannya jadi agak sempit, akibatnya apa? akibatnya anarkis *apasih anarkis-anarkis mulu*
Coba bayangin, orang wise biasanya orang yang sudah melihat 'dunia'. Ntah dengan cara apa, tapi yang jelas mereka menjelalajah 'dunia'. Bener kali ya kata pepatah kalau buku adalah jendela dunia. dan orang yang anarkis cenderung tidak mau membuka diri terhadap 'dunia' yang baru dengan cara pandang yang berbeda.
Nah... daridulu saya pengen banget punya perpus mini di rumah. Semacem salah satu cara menumbuhkan minat membaca buat anak nanti. Karena saya nggak mau anak saya nggak haus akan informasi. Saya maunya menumbuhkan minat bacanya dan itu harus dimulai dirumah. Karena yaaa rumah itu sekolah pertama bagi anak.
Dulu saya heran aja sih kenapa anak yang suka baca dijuluki si kutu buku dan dibilang nggak gaul. Padahal dengan membaca kan kita malah bisa jauh lebih gaul daripada yang nggak tau apa-apa. Iya dong? Iya kan?
Si mas paling hobi beli dan baca buku. Beli buku online pun langsung dikirim ke Indonesia (karena nggak mungkin juga dikirim ke Afganistan), dan orang-orang pun bereaksi seolah 'BUKU LAGI?'. Well.. thats a good thing to do karena saya pengen punya perpus mini dirumah. Itung-itung mulai nyicil stok buku buat nanti hahaha
Satu lagi, saya paling pelit kalo ada orang pinjem buku. Kalo ada yang pinjem buku pasti langsung diintrograsi dulu, di cek dulu orangnya gimana, sayang buku juga nggak. Karena buku itu bener-bener treasure buat saya. Rusak dikit udah senewen, kecuali rusak karena sering dibaca lho ya. bener-bener pelit deh. Kalo mau pinjem baju gapapa gak balik, tapi kalo pinjem buku gak balik, hmmmm siap-siap saya hantui ya hahaha
Dengan membaca buku, secara otomatis ilmu kita bertambah biarpun seuprit (asal gak baca hentai aja ya --- eh tapi hentai juga ada ilmunya kan??????). Lagipula juga derajat kita naek lho kalo kita berilmu. Serius deh. Orang yang pengetahuannya banyak, akan lebih diperhatikan dan dipertimbangkan banyak orang.
Saya jadi inget kata kakek saya, 'mbah cuma orang desa, mbah nggak bisa mewarisi kalian harta kekayaan berlimpah. Tapi mbah cuman bisa membekali kalian dengan ilmu. Kamu harus berilmu minimal sama kayak bapakmu. Lebih tinggi lebih baik. Karena harta kekayaanmu akan habis, tapi ilmu kamu nggak akan habis. Dan lagi, harta itu mudah dicari kalo kamu berilmu'.
I love you mbah
Saya suka baca kok, apalagi bacaan ringan tapi berbobot *bisa bayangin nggak bacaan ringan tapi berbobot itu yang kayak apa?*
only a bit of our treasure, itu juga yang separoh bukunya si mas
Ya yang saya maksud sih kurang lebih begini, saya nggak suka jadi bodoh. Jadi bodoh disini bukan maksudnya bodoh nggak pinter kimia, biologi, elektro, yang begitu-gitu ya. Otak ini juga perlu asupan gizi. Asupan gizinya apalagi kalo bukan bacaan dan mungkin agak sedikit berfilsafat. Berfilasafat akan suatu hal yang ada disekitar kita. Memikirkan satu hal dari berbagai sisi dan pastinya harus tetep belajar. Biar kita nggak jadi kaum anarkis. Memandang satu masalah dari banyak sisi itu penting lho, biar kita nggak jadi kaum yang melihat dengan sebelah mata. Ati-ati jereng lhoooo
Eh bukan maksud menyindir menyinyir, tapi... jika kadar informasi yang ada diotak itu nggak jauh-jauh dari rumah, otomatis pikiran kita nggak berkembang, pikirannya jadi agak sempit, akibatnya apa? akibatnya anarkis *apasih anarkis-anarkis mulu*
Coba bayangin, orang wise biasanya orang yang sudah melihat 'dunia'. Ntah dengan cara apa, tapi yang jelas mereka menjelalajah 'dunia'. Bener kali ya kata pepatah kalau buku adalah jendela dunia. dan orang yang anarkis cenderung tidak mau membuka diri terhadap 'dunia' yang baru dengan cara pandang yang berbeda.
Nah... daridulu saya pengen banget punya perpus mini di rumah. Semacem salah satu cara menumbuhkan minat membaca buat anak nanti. Karena saya nggak mau anak saya nggak haus akan informasi. Saya maunya menumbuhkan minat bacanya dan itu harus dimulai dirumah. Karena yaaa rumah itu sekolah pertama bagi anak.
Dulu saya heran aja sih kenapa anak yang suka baca dijuluki si kutu buku dan dibilang nggak gaul. Padahal dengan membaca kan kita malah bisa jauh lebih gaul daripada yang nggak tau apa-apa. Iya dong? Iya kan?
'yea I just bought that book online, will be sent to you soon'
'book? again? you bought so many books recently'
'eh hun! you gonna marry nerd, you have to accept it'
Si mas paling hobi beli dan baca buku. Beli buku online pun langsung dikirim ke Indonesia (karena nggak mungkin juga dikirim ke Afganistan), dan orang-orang pun bereaksi seolah 'BUKU LAGI?'. Well.. thats a good thing to do karena saya pengen punya perpus mini dirumah. Itung-itung mulai nyicil stok buku buat nanti hahaha
Satu lagi, saya paling pelit kalo ada orang pinjem buku. Kalo ada yang pinjem buku pasti langsung diintrograsi dulu, di cek dulu orangnya gimana, sayang buku juga nggak. Karena buku itu bener-bener treasure buat saya. Rusak dikit udah senewen, kecuali rusak karena sering dibaca lho ya. bener-bener pelit deh. Kalo mau pinjem baju gapapa gak balik, tapi kalo pinjem buku gak balik, hmmmm siap-siap saya hantui ya hahaha
Dengan membaca buku, secara otomatis ilmu kita bertambah biarpun seuprit (asal gak baca hentai aja ya --- eh tapi hentai juga ada ilmunya kan??????). Lagipula juga derajat kita naek lho kalo kita berilmu. Serius deh. Orang yang pengetahuannya banyak, akan lebih diperhatikan dan dipertimbangkan banyak orang.
Saya jadi inget kata kakek saya, 'mbah cuma orang desa, mbah nggak bisa mewarisi kalian harta kekayaan berlimpah. Tapi mbah cuman bisa membekali kalian dengan ilmu. Kamu harus berilmu minimal sama kayak bapakmu. Lebih tinggi lebih baik. Karena harta kekayaanmu akan habis, tapi ilmu kamu nggak akan habis. Dan lagi, harta itu mudah dicari kalo kamu berilmu'.
I love you mbah
Mbak, koleksi bukune sampean kalahhhhh telaakkkkk karo koleksiku. I have soooo manyyyyy bookkkkssss. *sombong, hahahaha*
ReplyDeleteKalo mau tau jiwa orang Indonesia itu seperti apa, baca bukunya Pramoedya Ananta Toer mbak. Baca buku itu bener-bener berasa pinter gak perlu baca buku sejarah lagi. Best of the best sastra lah. Terutama tetralogi Bumi Manusia.
Tapi gak jamin di Gramedia ada loh. Soalnya begitu di cetak, langsung ludes, cetak lagi, ludes lagi. Kalo mau cepet ya beli bajakannya.
DeleteMas mas, itu yg buku kesusun rapi. Yang nggak rapi gak ditunjukin 😏😂😂😂
Oiya aku pnsrn sama bukunya Ananda toer katanya bagus. Tp krn tmen dket ga prnh rekomendasi, yaaaa blm baca. Sik tak catet e dulu
Mungkin itu semacem Jostein Gaarder nya indonesia kali ya
Terang aja temen gak ngerekomendasiin, soalnya buku ini dulu dilarang beredar pas jamannya pak Soeharto. Jangankan baca, mbak punya bukunya loh mbak bisa dipenjara dan bakal di blacklist gak bisa jadi PNS.
DeleteItu duluuu.....
Ganti presiden ganti kebijakan. Kalo mbak udah baca bukunya mbak bakal tau kenapa buku itu di larang beredar. Tapi jujur itu buku bagusss bangetttt. Karna mengupas jati diri Indonesia terutama bangsa jawa sampe sekulit-kulitnya di kupas tuntas. Kalo menurutku harusnya semua pelajar di Indonesia baca buku itu. Biar pinter sejarah. Karna buku itu kaya akan sejarah bangsa Indonesia.
Karena uda direkomendasiin jadinya ini masuk wishlist nih udahan 😆
DeleteBtw ga mau nyumbang buat aku pnya buku itu???
This comment has been removed by the author.
ReplyDelete