Balinese is a lot of thing, but one thing for sure that they work efficiently when it is related to the documents. Gw selalu kasih tepuk tangan meriah kalau urus-urus dokumen di Bali tuh serba cepet banget. Di Denpasar ya terutama karena gw tinggal di sini. Nggak tau lagi kalau di daerah lain. Ini testimoni gw yang tiap tahun harus urus dokumen visa suami, tiap tahun harus ke Dukcapil, Polres, wira-wiri di desa urus printilan. Akhirnya tahun ini gw putuskan untuk pindah domisili ke Bali. Yeay. Bukan tanpa alasan, tapi karena untuk menjamin KITAP, gw harus domisili Bali. Suami gw udah terdaftar di Imigrasi Bali. Jadi daripada gw harus pindahin dia ke domisili asal gw, yang mana gw udah nggak tinggal di sana hampir 20 tahun, ya lebih baik gw yang pindah. Ternyata, pindah KTP tuh gampang banget ya. Gw kira gw harus pulang dulu ke domisili untuk cabut berkas. Setelah tanya langsung ke domisili asal gw (Pake WA dan jawabnya nunggu lama banget), mereka bilang untuk urus surat SKPWNI (Su
Beberapa bulan yang lalu ketika si mas ke Bromo, dengan waktu yang mepet banget, akhirnya kita niat jelajah singkat jejak sejarah di Kota Malang. Biasa lah ya, dia selalu bawa buku panduan. Selain nerd, dia juga nggak mau oon ketika dia berada di suatu tempat baru. Dia terlalu nggak percaya sama kemampuan sejarahku akan kota Malang, karena pasti kalo nanya sejarahnya yang aku tahu paling juga nggak jauh-jauh dari lapak baju buku murah. Sejarahnya, tanyain mbah mbah jaman dulu dah.
Perjalanan kita mulai dari hotel Tugu. Kita mulai dari naik becak. Tadinya saya kira aja sampai seratus ribu ya nganter ke daerah pasar besar (alun-alun kotak), eh ternyata cuman 30ribu. Terheran-heran juga kok, ini muka bule nggak dimahalin?? Derita punya partner bule, harga dibedain.
Malang saat itu sedang sejuk sekali. Jadi di becak nggak begitu kepanasan. Tau kan becak atasnya itu dibuka. Mentang-mentang si mas suka 'berjemur', tapi kan aku nggak bapakkkk. Padahal si mas nggak suka panasnya disini, menyengat katanya. Ya beruntung sih pas sejuk, nggak banyak kendaraan lagi. Jadi biarpun dibuka atasnya juga nggak kepanasan, dan nggak jadi marah-marah ke bapaknya. Dan itu adalah pertama kalinya naik becak di Malang setelah 6 taun tinggal di Malang. Ohh begini tho rasanya naek becak di Malang.
Karena rute yang panjang, akhirnya kita putuskan untuk mulai dari bismillah. Ehh maksudnya, mulai dari Klenteng Eng Ang Kiong. Rute kita bagi dua, dan kita baru menyelesaikan setengah rute saja. Di klenteng lagi banyak orang berdoa lho. Dan karena aku pake jilbab, penasaran aja boleh nggak masuk. Soalnya mereka berdoa di berbagai sudut, takutnya gangguin mereka berdoa. Ternyata boleh dan malah ditawarin makan bakmi disana, seraya bapaknya bilang 'kalau mbak sama masnya mau, bisa makan bakmi dibelakang mbak. Tenang aja mbak, halal kok'. Ahh suka deh kalo respect begini. Oh hey, itu juga pertama kali masuk klenteng.
Abis muterin klenteng, nggak lama sih soalnya kita berdua bingung mau ngapain lagi hahaha. Kita jalan balik. Karena tadi dianter becak, sekarang kita jalan kaki menelusuri jalan sekitar pasar besar. Kebetulan, ada Matahari di pasar besar, dan baru aja kebakar. Jadi ya lagi direnovasi. Kita cuman jalan sekitar situ aja sampai akhirnya ending di alun-alun.Disini susah jelasinnya hahaha, tapi yang jelas masih ada beberapa bangunan ala kolonial yang direstorasi dan tetap digunakan sebagai kantor pemerintahan. Si mas liatnya? hepiiii banget, dan mulai nyeramahin aku yang katanya orang Indonesia nggak bisa menjaga kekayaan sejarahnya sendiri. Ya kali bilang gitu ke aku seolah aku yang nggak jagain aja. Tanyain pemerintah masss tanya kenapa. Ngasih tau tapi lebih kearah ngomel-ngomel gitu lah si mas satu ini pokoke.
Dan saya biarkan dia puas memotret bangunan lawas, aku mah duduk aja sambil ngopi di alun-alun baru. Alun-alunnya baru dibangun, mungkin baru satu taun ini sih. Pokoknya pas akunya pergi dari Malang, alun-alunnya mulai di renovasi.
Nah, ada cerita khusus tentang tempat sampah diatas. Aku berencana membuang gelas plastik dari kopi tadi. Berpikirlah diriku dengan cerdasnya, karena tempat sampah lima macem ini baru di alun-alun. Karena aku bukanlahboneka orang yang sembarangan terhadap sampah -bisa dicaci maki si mas kalo buang sampah sembarangan juga-, akhirnya mikir keras banget, sampah plastik harus masuk tong yang mana ya. Daur ulang apa guna ulang ya??? Mikir beberapa menit didepan sampah itu. Mungkin kalo orang lain liat, dikiranya lagi terkagum-kagum sama tempat sampah warna warni kali ya. Ehhhh lakok tiba-tiba ada mbak nggak cantik langsung slonong boyyyy buang plastik sisa sempolnya di tong ijo which is itu buat sampah organik. Lah elu kira plastik sempol itu organik mbak?? Oohh mungkin dikira masih ada sempolnya yang berbau organik kan, jadi perlu dimasukin kesitu hahaha
Jelasnya sih aku langsung aja melotot kaget. Ya syok sih, itu orang kok nggak ngeliat tulisan itu. Berasa percuma aja ada tempat sampah dipisah-pisah kalo toh pada akhirnya digunakan semena-mena oleh orang yang nggak 'berpendidikan'. Karena menurutku, orang yang membuang sampah pada tempatnya itu termasuk orang yang berpendidikan.
Kalau kata teman-teman sih, selain disediain tempat sampah terpisah, harus ada edukasi ke warga. Biar hasil pemisahan sampah tadi juga maksimal. Jadi nggak cuman tempat yang bikin cantik taman aja, tapi emang juga fungsional dan tepat sasaran. Wihh mulai kapan temen-temenku cerdas bisa mikir sejauh itu ya???? love you deh gaessss
note : half of pictures with watermark 'hjlohuis image' here are taken by my lovely man. I didn't ask his permision to upload his pictures but I put watermark in it. So I think this is already asking permission to him hihihihii. tapi nggak salah juga kok, wong dia share folder dia sama aku haha. love you lah pokoke mas
note lagi : kok nggak bisa pake emoji ya? padahal udah seneng bakal ada emoji tuing-tuingnya, eh jadinya kotak-kotak. anyone could help ?
kantor balaikota Malang
Perjalanan kita mulai dari hotel Tugu. Kita mulai dari naik becak. Tadinya saya kira aja sampai seratus ribu ya nganter ke daerah pasar besar (alun-alun kotak), eh ternyata cuman 30ribu. Terheran-heran juga kok, ini muka bule nggak dimahalin?? Derita punya partner bule, harga dibedain.
dari sampul sih nggak beda banyak, tapi begitu buka dalemnya...hmm kalah deh cetakan Indonesia sama cetakan luar negeri
buku ini bagus kok, ada peta-peta jelajahnya juga
Malang saat itu sedang sejuk sekali. Jadi di becak nggak begitu kepanasan. Tau kan becak atasnya itu dibuka. Mentang-mentang si mas suka 'berjemur', tapi kan aku nggak bapakkkk. Padahal si mas nggak suka panasnya disini, menyengat katanya. Ya beruntung sih pas sejuk, nggak banyak kendaraan lagi. Jadi biarpun dibuka atasnya juga nggak kepanasan, dan nggak jadi marah-marah ke bapaknya. Dan itu adalah pertama kalinya naik becak di Malang setelah 6 taun tinggal di Malang. Ohh begini tho rasanya naek becak di Malang.
ready to go....by becak
Malang lagi bersih sejuk dan nggak banyak kendaraan. begini tiap hari pasti seneng
jalan Kayu tangan ini termasuk distrik utama dari jaman dulu sampai sekarang. lil bit blurry
melewati gereja kristen ini
Karena rute yang panjang, akhirnya kita putuskan untuk mulai dari bismillah. Ehh maksudnya, mulai dari Klenteng Eng Ang Kiong. Rute kita bagi dua, dan kita baru menyelesaikan setengah rute saja. Di klenteng lagi banyak orang berdoa lho. Dan karena aku pake jilbab, penasaran aja boleh nggak masuk. Soalnya mereka berdoa di berbagai sudut, takutnya gangguin mereka berdoa. Ternyata boleh dan malah ditawarin makan bakmi disana, seraya bapaknya bilang 'kalau mbak sama masnya mau, bisa makan bakmi dibelakang mbak. Tenang aja mbak, halal kok'. Ahh suka deh kalo respect begini. Oh hey, itu juga pertama kali masuk klenteng.
pelataran klenteng dan si bapak yang saya tanyain yang ada di samping kiri
Abis muterin klenteng, nggak lama sih soalnya kita berdua bingung mau ngapain lagi hahaha. Kita jalan balik. Karena tadi dianter becak, sekarang kita jalan kaki menelusuri jalan sekitar pasar besar. Kebetulan, ada Matahari di pasar besar, dan baru aja kebakar. Jadi ya lagi direnovasi. Kita cuman jalan sekitar situ aja sampai akhirnya ending di alun-alun.Disini susah jelasinnya hahaha, tapi yang jelas masih ada beberapa bangunan ala kolonial yang direstorasi dan tetap digunakan sebagai kantor pemerintahan. Si mas liatnya? hepiiii banget, dan mulai nyeramahin aku yang katanya orang Indonesia nggak bisa menjaga kekayaan sejarahnya sendiri. Ya kali bilang gitu ke aku seolah aku yang nggak jagain aja. Tanyain pemerintah masss tanya kenapa. Ngasih tau tapi lebih kearah ngomel-ngomel gitu lah si mas satu ini pokoke.
arsitektur lawas
Bank Mandiri depan alun-alun kotak di Malang. tepat di depan hotel pelangi
masjid favorit saya, ademmmm banget didalemnya. dan berjejer dengan gereja
rumput yang hijau ini kalau jumat dan lebaran berfungsi sebagai sajadah karena menghadap ke masjid
Dan saya biarkan dia puas memotret bangunan lawas, aku mah duduk aja sambil ngopi di alun-alun baru. Alun-alunnya baru dibangun, mungkin baru satu taun ini sih. Pokoknya pas akunya pergi dari Malang, alun-alunnya mulai di renovasi.
Malang sekarang macet juga lho. macettttt mulai menjangkau kota Malang. diambil dari jembatan penyebrangan. oiya dipojokan bawahnya tulisan KFC itu ada semacem monumen kecil KNIP. Saking kecilnya dan ketutupan rimbunnya pohon sampai nggak keliatan dan nggak akan notice kalau itu monumen
ahem! yang lagi pacaran mau selfi. ehh nggak boleh berprasangka, bisa aja adek kakak, atau sahabat mulai dari bayi
who wanna play chess?
Nah, ada cerita khusus tentang tempat sampah diatas. Aku berencana membuang gelas plastik dari kopi tadi. Berpikirlah diriku dengan cerdasnya, karena tempat sampah lima macem ini baru di alun-alun. Karena aku bukanlah
Jelasnya sih aku langsung aja melotot kaget. Ya syok sih, itu orang kok nggak ngeliat tulisan itu. Berasa percuma aja ada tempat sampah dipisah-pisah kalo toh pada akhirnya digunakan semena-mena oleh orang yang nggak 'berpendidikan'. Karena menurutku, orang yang membuang sampah pada tempatnya itu termasuk orang yang berpendidikan.
Kalau kata teman-teman sih, selain disediain tempat sampah terpisah, harus ada edukasi ke warga. Biar hasil pemisahan sampah tadi juga maksimal. Jadi nggak cuman tempat yang bikin cantik taman aja, tapi emang juga fungsional dan tepat sasaran. Wihh mulai kapan temen-temenku cerdas bisa mikir sejauh itu ya???? love you deh gaessss
note : half of pictures with watermark 'hjlohuis image' here are taken by my lovely man. I didn't ask his permision to upload his pictures but I put watermark in it. So I think this is already asking permission to him hihihihii. tapi nggak salah juga kok, wong dia share folder dia sama aku haha. love you lah pokoke mas
note lagi : kok nggak bisa pake emoji ya? padahal udah seneng bakal ada emoji tuing-tuingnya, eh jadinya kotak-kotak. anyone could help ?
Kalo ke malang selalu mampir ke toko 'oen'
ReplyDeleteNahh toko oen itu ada di peta jelajah part 2 yg belom kita lakuin hahaha
DeleteItu sepantaran sama zangrandi yak, es krimnya instagramable hahaha
Eskrimnya enyakkk......
DeleteLebih enak lagi kalo masnya mau beliin aku hmm dijamin deh makin disayang sama eneng bekasi hihi
DeleteRag ngefek -___-'
DeleteHmm.. saya mah belum pernah ke malang..
ReplyDeleteFoto-fotonya bagus, fress dan natural.. pake kamera apa motretnya mbak?
Yuk ke Malang *tapi udah sering macet*
DeleteFotonya cuma pake iphone 5c, Sony DSC H400 sama kamera pocket canon. skalian belajar gmn ambil foto yg asik hihi
Iphone 5c... pantess... Sony DSC H400 memang cukup solid apalagi kalau yang motret juga ngerti kamera, klop deh....
DeleteMasih belajar mang pake yg sony, kl lagi fokus hasilnya bagus, kl nggak fokus ya wes jadinya senewen endingnya pake hape aja deh 😁
Deletesaya liat jalanan kota malang cukup ramai juga yah, tak kalah ramai dengan kota jakarta...
ReplyDeleteDuhh agak sebel skrg mang sama jalanan Malang. Rameeee bgt apalagi kalo mahasiswa pada ngumpul dan pas wisuda. Mending milih jalan kaki deh
DeleteNah itu lebih sehat malah, daripada naik kendaraan tapi macet, gak sampe-sampe.... :)
DeleteJaman saya dimalang sih rajin jalan kaki dan lebih suka jalan kaki. Seger kan ya. Skrg di surabaya ogah jalan kaki. Udah panas, rawan dipepet orang ga beres pula. Serem
Delete