It is one of the books that blown my mind. It's very well written and would probably relate with a lot of people who are in their journey to find themselves. So many people are talking about it but I did not buy it until a few months ago where I read the preview on the first pages. Easy for me to see if I want to buy the book or not. When the first pages hook me right away, I don't need to think twice. This book is one of them. This contains spoiler of course. Nora, the main character, like many of us, fall into depression and decided to kill herself. But she's not dead right away. She went into a kind of limbo between life and death. In that library she met a librarian, this librarian is a kind of a guide. Our guide that probably tasked when we were born. The librarian shows her lives that she could have had if she wants to. She is so depressed and thinks that no life will makes her happy enough to live it. I can totally understand her state. I was there....
Saya pernah lho jadi
pengajar, and I found myself in it. Ya kurang lebih 2 tahunan lah saya
mengajar. Awalnya sih nggak mau ngajar, karena malu dan nggak bisa ngomong
didepan umum. Eh setelah dicoba ternyata keranjingan. Tapi saya nggak mau
disebut sebagai guru, kenapa? Berat banget artinya. digugu lan ditiru, kalo kata orang Jawa. Dalem kan artinya?
dijadikan sebagai seorang panutan, contoh dan teladan. Alesan lain nggak mau disebut guru karena saya masih doyan petakilan,
kalo jadi guru kan kudu kalem ahaiiii. Saya nggak kalem.
Saya lebih suka
menyebut diri saya pendidik (educator) kala itu, bukan pengajar (teacher). Meskipun secara arti kayaknya lebih berat pendidik deh ya, tapi saya nggak mau aja related sama pengajar yang nggak memperdulikan anak didikannya, nggak menjaga moralitas dan tata krama anak didiknya, saya nggak suka meskipun nggak semuanya lho. Nggak semua, catet, nggak semua!
Karena sebagai pendidik memberikan saya tanggung jawab lebih kepada anak didik saya.
Karena sebagai pendidik memberikan saya tanggung jawab lebih kepada anak didik saya.
Apa yang dipikirin cuma membikin anak tidak bisa menjadi bisa aja? No! tentu saja tidak. Mendidik itu susah. Itulah kenapa banyak orangtua yang 'kurang sukses' menjadikan anaknya memiliki tata krama yang sepantasnya.
Lah jadinya apa definisi guru sama pendidik tadi? Ya harusnya sih guru itu digugu dan ditiru, melihat definisi itu ya harusnya guru itu menjadi pendidik dan pengajar. Tapi sayangnya, banyak guru yang tidak peduli dengan moral anak didiknya bahkan menjadi seperti 'Ah yang penting udah ngajar, digaji, beres. Urusan moral? kan kalian punya orangtua'. Eh jangan salah, kadang anak itu lebih manut sama gurunya daripada orangtuanya sendiri. Contohnya saya dulu. waktu sekolah, rambut saya panjang dan saya pengen gerai ala model iklan sampo. Mama bilang 'dikuncir dong rambutnya, nanti dimarahin gurunya lho'. Saya nggak mau. Eh nyampe sekolah, langsung ditegur 'Pris, rambutnya kalo panjang dikuncir aja, jangan digerai, nanti kamu sibuk main rambut daripada belajar'. Cerita dong ke mama, malah dicaci maki saya sodara sodara. 'Rasain! udah dibilangin mama nggak percaya'. JLEB
Lah jadinya apa definisi guru sama pendidik tadi? Ya harusnya sih guru itu digugu dan ditiru, melihat definisi itu ya harusnya guru itu menjadi pendidik dan pengajar. Tapi sayangnya, banyak guru yang tidak peduli dengan moral anak didiknya bahkan menjadi seperti 'Ah yang penting udah ngajar, digaji, beres. Urusan moral? kan kalian punya orangtua'. Eh jangan salah, kadang anak itu lebih manut sama gurunya daripada orangtuanya sendiri. Contohnya saya dulu. waktu sekolah, rambut saya panjang dan saya pengen gerai ala model iklan sampo. Mama bilang 'dikuncir dong rambutnya, nanti dimarahin gurunya lho'. Saya nggak mau. Eh nyampe sekolah, langsung ditegur 'Pris, rambutnya kalo panjang dikuncir aja, jangan digerai, nanti kamu sibuk main rambut daripada belajar'. Cerita dong ke mama, malah dicaci maki saya sodara sodara. 'Rasain! udah dibilangin mama nggak percaya'. JLEB
Kenapa banyak anak didik yang tidak menyukai gurunya? Karena gurunya tidak melakukan pendekatan personal dengan baik. Anak didik saya lucu-lucu meskipun ada yang kuliah juga. Bahkan sampai selesai kelas pun dan berpisah dengan saya, mereka masih mengingat dan bahkan masih memanggil 'bu guru'. Feel appreciated? Yes. Karena ketika kamu diingat orang lain, berarti kamu pernah menjadi seseorang yang berkesan di hatinya dan harinya 😊
Saya setuju dengan quote, 'tugas seorang guru adalah mengajar dan mendidik, bukan mengerjakan tugas administrasi'. Setuju 1000%. Dulu ketika masih mengajar, saya paling males dengan yang namanya tugas administrasi macem bikin laporan, kasih nilai, itu semua abstrak. Sampai pernah lho kita diantara para pendidik gahol ngobrol cantik begini "Eh, kenapa sih nggak dibikin 2 jurusan aja. Jurusan pendidikan dengan spesifik jurusan, dan administrasi pendidikan tersebut'. Duhh girang kali saya kalo ada begitu ya.
Semua orang bisa menjadi 'guru yang administratif', tapi tidak semua orang bisa menjadi 'guru yang sekaligus mendidik dan mengontrol moralitas anak didiknya'. Teruntuk rekan-rekan guru, guru-guru yang ada di Indonesia, saya mohon, jadilah pengajar sekaligus pendidik. Karena nantinya pun saya akan menitipkan anak saya kepada anda-anda dengan harapan anda bisa mengajar sekaligus mendidik anak saya, dan bisa menjadi 'orang tua kedua' bagi anak saya.
Nambah harapan lagi boleh? Boleh ya. Saya berharap sebentar lagi profesi guru (pengajar dan pendidik) akan menjadi beken sebeken-bekennya. Menjadi profesi nomer satu dan dihargai keberadaannya. Bahkan diatas presiden deh, karena kalo nggak ada guru ya si anak mungil kecil tak berdosa itu nggak mungkin bisa pinter dan jadi presiden. Ya nggak? iya dong 😎
Selamat hari guru!!
Untuk papaku, untuk guru-guruku, untuk rekan-rekan pendidik (termasuk aku yang dulu 😄), untuk semua
guru yang ada diseluruh Indonesia. Semoga selalu menjadi orang yang selalu
digugu dan ditiru 😄
Wah papa mama nya kece ya ... pantes anaknya juga caem gtu...heheh
ReplyDeletePapanya guru ya... mamaku juga guru heheh kita samaan ya...
Ahemm caem uhui 🤓
DeleteWahhh kita sama2 anak pejuang kecerdasan bangsa ya 😆
Setuju, terkadang ada guru yang lebih mementingkan bagaimana cara mengajar anak, sama kayak yang Mbak Prisca bilang di atas, mereka lebih fokus mengajari dari yang bisa ke tidak bisa. Padahal mengajar dan mendidik itu kan bukan hanya di kelas, di mata pelajaran tertentu dan tepat di waktu mengajar saja kan? Tapi di lain sisi, aku bersyukur karna sejauh ini hampir semua guru yang aku temui benar-benar menjadi panutan dan pendidik yang baik. hehe :D
ReplyDeleteSelamat Hari Guru \:D/
Btw, aku mau follow blog ini tapi engga ada widget untuk pengikutnya:((
Bersyukur ya punya guru yang bener2 bs digugu dan ditiru. Jd guru itu tanggung jwabnya besar banget soalnya, harus kontrol moral diri sendiri jg haha *pengalaman*
DeleteWahh sik sik bentar ya, nanti tak munculin. Kmrn jg ada yg minta hoho
Aku adalah guru untuk Keenan...
ReplyDeleteHAHAHAHA
Guru yang selalu ditanyain pertanyaan ajaibnya keenan dan bkin speechless ya??? Hahaha
DeleteMana keenanya? Nulis lagi dongggg. Aku ngefen berat deh sama dia
Mau dong jadi muridnya :)
ReplyDeleteAku juga mau dong. Punya guru cantik pasti lebih asek.
DeleteBoleh! Masuk kelas matematika tapi ya? 😏
DeleteSelamat ya telah merasakan menjadi seorang guru walau cuma seumur jagung. Aku lebih lama lagi dan prustasi karena gaji pengajar kecil. Sehingga lari menjadi kuli kasar. Sampai sekarang tetap kuli. Jiwa pengajar nya turun dari orang tua ternyata. Pinjam roknya dong.
ReplyDeleteRoknya disewain bang, biar ada profit dikit2 hahah
DeleteNahh sayangnya itu bang, profesi pengajar, guru, gajinya kalah sama smuanya. Padahal diluar negeri aja guru itu nmr satu ya
Saya juga setuju kalau tugas guru itu mengajar sekalian mendidik, tapi sedikit jarang ditemuin saat ini.
ReplyDeleteMungkin karena profesinya bukan panggilan dari hati??
DeleteSelamat hari guru... *telat.
ReplyDelete"Lebih baik telat daripada tidak sama sekali"
Aku dulu juga pernah jadi pendidik meskipun nggak begitu lama.
Wahhh selama hari guru juga buat kamu yaa 😄
Delete