Skip to main content

Book: The Midnight Library

It is one of the books that blown my mind. It's very well written and would probably relate with a lot of people who are in their journey to find themselves.  So many people are talking about it but I did not buy it until a few months ago where I read the preview on the first pages. Easy for me to see if I want to buy the book or not. When the first pages hook me right away, I don't need to think twice. This book is one of them.  This contains spoiler of course.  Nora, the main character, like many of us, fall into depression and decided to kill herself. But she's not dead right away. She went into a kind of limbo between life and death. In that library she met a librarian, this librarian is a kind of a guide. Our guide that probably tasked when we were born.    The librarian shows her lives that she could have had if she wants to. She is so depressed and thinks that no life will makes her happy enough to live it. I can totally understand her state. I was there....

Drama makan siang

Disclaimer : Tulisan ini murni pengalaman pribadi yang jujur dan tidak ada penambahan dan pengurangan, serta tulisannya dijamin jujur. Kalo bagus ya dibilang bagus, kalo jelek ya dibilang jelek.


Setelah check out dari acara konferensi akhir taun, kita langsung menuju tempat makan siang Djati Djoglo Lounge di Araya, Malang. Saya belum pernah kesini, dan lagi lokasinya lumayan jauh. Ini semacem Araya itu jauh dari jangkauan deh.


Nah karena baru pertama kali, kita mah nikmatin aja namanya juga dibayarin kantor ya. Pertama masuk langsung 'wow, great'. Emang tempatnya bagus banget, kece dan dibelakangnya itu ada kolam renang dengan pemandangan lapangan golf. Well.. I mean, ini bisa jadi lounge buat yang mau golf disana. Jadi ini benar menjual tempat. Tempatnya juga fresh banget. Suka banget sama tempatnya.









The lucky one, yang dapet kamera mirrorless inj



Teman berfilosofi, meskipun mukanya nggak wise, tapi omongannya selalu dalem dan bijak plus susah dipahami




Drama dimulai ketika starter mulai datang. Ok starter udah dateng sekitar 10 menit kita nyampek. Tapi minumannya nggak dateng-dateng sampe sekitar 30 menit. Haus lah. Muka muka laper, kalo masih disuruh nunggu makanan kok ya nggak etis ya. Setelah minuman datang, aku buka laptop. Pikirku sih makanan dateng cepet, tapi ternyata kok lama ya. Hampir satu jam belum datang, yaudah deh kerja bentar.




Saking asiknya kerja, nggak sadar aja makanan tetangga udah mulai datang. Kita ceritanya semeja orang 5, lah meja depan yang dibalkon udah dapet. Nengok lah kesana, 'Lho kok udah dapet sih? aku belom'. Ternyata meja seberang juga depan kanan juga belom dapet. Waduh sedih dong. Mulai senewen. Aku itu paling garang paling jahat pas laper, dibikin emosi. Kalo aja kanibal temen sendiri nggak dipenjara gitu paling aku udah makan temen sebelahku.

Mereka heran kok dimejaku belom dateng semua makanannya. Ada satu mbak yang deket sama aku dan mikir kalori, dia bilang 'Pris aku udah kebanyakan kalori, kamu makan ya setengahnya ayam aku". Okelah itu udah biasa kalo dia beli makan banyak pasti dibagi ke aku karena dia nggak mau kebanyakan kalori. Setelah piringnya mendarat di mejaku, kita makan lah bareng-bareng itu ayam. Eh beberapa saat kemudian banyak makanan datang ke mejaku dan itu kita makan juga bareng-bareng berlima. Sampe ada yang nyeletuk, 'Untung ya kalian mau dikasih makanan separoan gitu, daripada laper kan'. Dipikir-pikir juga iya sih, kita pada doyan juga makan makanan separonya temen. Apa-apa mau deh.




Satu jam setengah kemudian, makanan yang ada di mejaku mulai dateng satu demi satu, tapi bukan punyaku! Dan bukan punya satu rekan kerjaku. Wah nggak beres ini. Kita semua pada komplain makanan nggak dateng-dateng eh mereka bilang kalo keterbatasan waiters. Padahal kita semua udah dateng ketempat itu seminggu sebelum acara dan mereka konfirm bisa handle hampir 200 orang disana. Berarti indikasi no problem kan?

Ternyata manager-manager yang ada di bawah juga komplain semuanya. Mereka marah-marah. Aku gimana? Ya makin senewen gara-gara orderanku belom dateng juga. Tapi udah kenyang juga sih gara-gara makanan sumbangan. Sampai ada satu panitia bilang 'makanannya udah dapet semua kan?', ya simpel aja aku jawabnya 'mbak aku belom dapet, aku dari tadi disumbang orang-orang lho semua makanan disini'.

Setelah 2 jam menunggu, panitia bilang, 'siap-siap ya jam 3 kita balik'. Lho lah makanan aku aja belom dateng kok. Tapi untung panitianya sigap, dia langsung suruh waiternya buat take away, karena emang udah dibayar sih. Waiter kita panggil, aku mendadak jahat 'Mbak, saya udah nunggu 2 jam lho dan makanan saya belom dateng. Ini yang dimeja ini semua makanan dikasih dari meja lain lho. Gimana sih'. Si mbaknya kroscek di listnya katanya namaku NGGAK ADA DI LIST. Minta digunting kuku nih mbaknya. Marah lah aku, untung aku hafal sih sama isi listnya jadi bisa langsung nunjuk. Dia langsung minta maaf gara-gara nggak teliti. Aku tak butuh maafmu mbak, aku butuh makananku!!!

15 menit kemudian makananku udah dibungkus manis. Kemudian dia dateng lagi kemeja nawarin es krim. Ya emang desertnya itu. Karena udah mepet jam balik, kita otomatis pengen makan es krimnya di bis dong. Biar praktis juga. Eh dia bilang 'maaf mbak, sendoknya nggak boleh dibawa pulang'. Emosi semua deh orang-orang. Hampir aja pake tagar #boikotMakanEsKrim dan kita ngomel-ngomel, akhirnya semua sendok diganti sendok plastik. Wong ya mereka provide sendok buat take away kok. Minta diomelin dulu baru dikasih.

Sendok fenomenal, kudu marah marah dulu baru dikasih sendok ini

Setengah dari piring kosong ini hasil sumbangan

Ngasih kritik boleh dong ya? Kritik membangun kok. Ya semoga aja mereka kalo nggak sengaja ini tulisan, tolong servisnya diperbaiki lagi ya. Orang kalo laper itu jadi jahat lho mbak mas. Bukan cuman saya aja kok yang gitu. Jangan pakai alasan kekurangan staff. No no, we came to be happy. Kita cuma mau punya happy tummy. Soal makanan, not bad lah. Cukup enak kok, kisaran harga kabarnya yang bikin PO sekitar 70-80ribu untuk menu utama. Viewnya, kece deh. Suka banget. Minusnya ya di servisnya yang lama aja.

Note : sebagian besar foto disini diambil menggunakan mirrorless hadiah, sisanya iphone lawas.

Comments

  1. Elaahh... sembur api wae.....

    Aku yo podo mbak, nek ngeleh hawane pengen nguntal wong, hahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kayaknya emang smua orang laper itu nggak boleh nunggu kali ya haha

      Delete
  2. Aku kan pengangguran kenapa tidak menggunakan jasa tenagaku saja ya ? Keterbatasan waiters tidak akan terjadi, selama itu ada aku. Karena aku kerjanya gesit, urusan makan sisa teman, itu nomor satu ku juga. Yang penting kenyang. Apalagi ,jatahnya datang juga akhirnya. Tambah buncit perutku.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nahhh harusnya mas bumi disitu tuh siang itu. Lumayan kan aku ga perlu nunggu 2 jam lebih kann

      Delete
  3. tempatnya bagus banget itu mah mba.. makan siang jadi kayak piknik kalau pemandangannya kayak gitu mah. haha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya tempatnya emang bagus bangettt, malah kata temen kalo malem jauh lbh bagus lagi. tp ya gitu sayangnya cuman satu, servisnya agak lama hohoho

      Delete
  4. makanannya lezat... membuat lapar

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya kalo liat gambar itu lagi aja jadi laper dan kebayang2 onion ring-nya hahah

      Delete

Post a Comment

Share your thoughts with me here

Popular posts from this blog

Pengalaman Bikin (Free) Schengen Visa di VFS Swiss

I know this is so normal but anyway I like to compare the experiences because people might have different cases and because I have nothing to lose so... here's my experience for applying Schengen Visa via Swiss (VFS). Kenapa nggak via Belanda? Karena rencana kita berkunjung lamanya ke Geneve - Swiss (ada urusan kerjaan suami gw) dan kami belum tau akan ke Belanda apa nggak saat itu (nggak jadi sih soalnya mepet banget).  Seperti yang sudah sering dibahas orang lain perihal syarat dan ketentuan apply Schengen visa, gw nggak akan nulis itu ya. Udah ada di website VFS, lengkap. Gw cuma tambahin dikit-dikit aja infonya yang mungkin sama seperti kasus yang baca kalo emang kebetulan sama sih 😂 "Ok jadi total pembayarannya 280 ribu rupiah ya" "HAH?? Cuma 200an mbak??? Visanya gratis???" "Suaminya masih WN Belanda kan mbak?" "Iya" "Oiya itu gratis, bisa pake visa tipe C. Jadi cuma bayar biaya admin aja" ...

Not A Robot

  There are so many things I did recently. It was all started since February. Not to complain about this, I just want to write it to release the stress. Because I know every choices has its own risks. Started from January, I commits to work on another blog of mine. Joining with another friend, we are committed to post at least one writing every week with different theme each week. This is still under construction *ahem, ini bukan bangunan* to make it good to read at. I will publish it here once it is ready to be published. We both are trying to be consistent. So far, I have been consistent and always post one every week. After decided to get married, I realize that it won't be that easy. No matter what, marrying someone never be easy. About the preparation and this and that. To be honest, I will not having a big feast for that. I will invite my close friends and family, although I still have to respect what my parents want to invite the neighbors (one block neighbors are tota...

[Book] Dunia Cecilia

'apakah kalian membicarakan hal semacam itu di surga?' 'tapi kami berusaha tidak membicarakannya dekat-dekat Tuhan. ia sangat sensitif terhadap kritik' Yap, sepenggal dialog antara Cecilia dan malaikat Ariel. Saya mengenal Jostein Gaarder sejak kuliah. Ehhhh 'mengenal' dalam artian kenal bukunya ya, kalo bisa kenal pribadi mah bisa seneng jingkrak-jingkrak hehehe. Jadi karena teman saya mendapat tugas kuliah membaca satu novel filsafat berjudul Dunia Sophie, saya jadi sedikit mengetahui si bapak Gaarder ini. Enak ya tugasnya anak sastra baca novel, tugas anak matematika ya baca sih, tapi pembuktian kalkulus -_- Dunia Cecilia ini buku pertama Jostein Gaarder yang saya baca, karena buku Dunia Shopie sangatlah berat berdasar review teman saya. Saya sih nggak perlu baca buku itu karena teman saya sudah benar-benar mahir bercerita. Jadilah saya sudah paham bener cerita Dunia Sophie tanpa membacanya. Novel ini atas rekomendasi teman saya, dia bilang kala...