Skip to main content

Book: The Midnight Library

It is one of the books that blown my mind. It's very well written and would probably relate with a lot of people who are in their journey to find themselves.  So many people are talking about it but I did not buy it until a few months ago where I read the preview on the first pages. Easy for me to see if I want to buy the book or not. When the first pages hook me right away, I don't need to think twice. This book is one of them.  This contains spoiler of course.  Nora, the main character, like many of us, fall into depression and decided to kill herself. But she's not dead right away. She went into a kind of limbo between life and death. In that library she met a librarian, this librarian is a kind of a guide. Our guide that probably tasked when we were born.    The librarian shows her lives that she could have had if she wants to. She is so depressed and thinks that no life will makes her happy enough to live it. I can totally understand her state. I was there....

Generasi Gawai

Membaca postingan mas Riza dan mas Bumi tentang anak kecil yang kecanduan gadget, saya jadi mikir. Saya punya adek kecil, sekarang umur 10taun. Saya sadar dia pasti dikategorikan generasi gadget. Sempet resah karena dia udah pegang hape dan tablet. Well.. sebenernya itu hape juga dipake mama sih. Tapi tablet dikondisikan untuknya.

Saya menolak dia difasilitasi gadget. Meskipun dia termasuk anak supel dan banyak temannya serta jarang pulang kerumah, tetap saja saya kawatir kan. Gadget tetep kayak setan. Apalagi di jam belajar.

Yang kemudian saya melihat dia bermain tabletnya dan menulis sesuatu. Penasaranlah, saya tanya ngapain. Eh ternyata dia lagi belajar dan materinya didapet dari gurunya. Materinya berupa soft file, dan dibuka di tablet. Widihh, keren pisan ini gurunya bisa provide materi tambahan begini.

Ini nih kuisnya, karena penasaran akhirnya saya coba main sejarah.

Kemudian, beberapa saat yang lalu, dia mengerjakan soal di aplikasi yang ada di tabletnya. Kirain sih mau nge-game, ternyata eh latihan ngerjain soal. Jadi semacam kuis begitu, kayak who wants to be a millionare gitu deh modelnya. Tapi materinya pelajaran SD

Dapet 85 lho sejarah, dan bahasa Inggris dapet 100 haha

Manfaat? Iya manfaat kalo begini.

Bagi saya, gadget bisa jadi tak terhindarkan untuk generasi seangkatan adek kecil ini. Kalo dibiarin pake gadget tanpa pengawasan, jadinya anak makin rusak. Rusak matanya, rusak kehidupan sosialnya, rusak cara mikirnya. Tapi kalau dikontrol dan dibatasi, bisa jadi manfaat juga kok. Asal bener-bener dibatasi dan dikontrol. Kaya adek kecil ini. Siapa juga yang berani ngelawan mama yang nyeremin? 😄

Dan setelah dia belajar tambahan materi dan belajar jawab soal di kuis itu, dia ada peningkatan hasil belajar lho. Unbelivable! Why? Karena dia itu paling mualesssssss kalo suruh belajar. Males semales malesnya deh. Cewe padahal. Dan dia akhir akhir ini sering nongol di best 10 yang mana itu juga bikin dia heran kok dia bisa best 10. Padahal dua mbaknya kalo diluar best 10 bisa nangis semaleman.


Punya anak kecil ato adek kecil yang difasilitasi gadget? Jangan lupa dikontrol ya. Kita mungkin bisa bijak dalam menggunakannya, tapi mereka masih belum bisa bijak menggunakan gawai.

Comments

  1. Ah iya ada aplikasi beginian. Gw pernah ngerjain soal sejarah, setelah dihitung dapet 30 ! Wkwkwkwk

    Kelalen semua saya

    ReplyDelete
    Replies
    1. 30?????? 😂😂😂
      Bangsa yg besar adlaah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya, termasuk memahami sejarahnya 😝

      Delete
    2. La wong pertanyaane isine raja-raja di kerajaan jaman dulu. Emang jek kelingan mbak?

      Delete
    3. Inget dongggg!! Makanya dapet 85 tuh, adekku yg ngerjain aja dpt 60 hahaha

      Delete
  2. Apa ya nama aplikasinya? Jadi pengen ikutan download nih, soalnya keponakanku yang masih SD sering buka-buka Smartphone juga.
    Biasanya kalau bukan main game, ya buat nonton youtube doang :|
    Mending aplikasi begini kemana-mana, sekalian dia belajar kan :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waduhh bentar aku tanyain adekku dulu deh ya haha aku cm make aja mbak, dia jg dpet ya dari temennya. Jd nanti aku introgasi dulu deh hehe

      Ponakannya suruh manfaatin gadget buat beginian aja mbak, manfaat 😁

      Delete
  3. wah recomended tuh, dulu sebelum masuk pesantren, adeku sering banget maenin gadget. pas diintipin lagi liat profil fb cowok hidih alamaak masih bau kencur juga
    emang penting banget ya ngawasin anak2

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mbak penting banget. Anak kecil jaman skrg ini rada serem mbak. Efek sinetron hohoho

      Delete
  4. pernah tak rekomin ke anak2
    dan beberapa waktu pas tak cek gimana maen soalnya di rumah
    yang ada pada ngkatamin COC
    #yasudah

    ReplyDelete
    Replies
    1. jangan jangan mereka kalo diuji dapet nilainya sama kyak adekku, 60 hahaha

      Padahal ini menarik lho buat dijdiin belajar skalian mainan. Aku aja seneng

      Delete
  5. perlu diawasi dan dibatasi untuk anak kecil,
    apalagi banyak banget aplikasi game yang ydk cocok buat anak2

    ReplyDelete

Post a Comment

Share your thoughts with me here

Popular posts from this blog

Pengalaman Bikin (Free) Schengen Visa di VFS Swiss

I know this is so normal but anyway I like to compare the experiences because people might have different cases and because I have nothing to lose so... here's my experience for applying Schengen Visa via Swiss (VFS). Kenapa nggak via Belanda? Karena rencana kita berkunjung lamanya ke Geneve - Swiss (ada urusan kerjaan suami gw) dan kami belum tau akan ke Belanda apa nggak saat itu (nggak jadi sih soalnya mepet banget).  Seperti yang sudah sering dibahas orang lain perihal syarat dan ketentuan apply Schengen visa, gw nggak akan nulis itu ya. Udah ada di website VFS, lengkap. Gw cuma tambahin dikit-dikit aja infonya yang mungkin sama seperti kasus yang baca kalo emang kebetulan sama sih 😂 "Ok jadi total pembayarannya 280 ribu rupiah ya" "HAH?? Cuma 200an mbak??? Visanya gratis???" "Suaminya masih WN Belanda kan mbak?" "Iya" "Oiya itu gratis, bisa pake visa tipe C. Jadi cuma bayar biaya admin aja" ...

Not A Robot

  There are so many things I did recently. It was all started since February. Not to complain about this, I just want to write it to release the stress. Because I know every choices has its own risks. Started from January, I commits to work on another blog of mine. Joining with another friend, we are committed to post at least one writing every week with different theme each week. This is still under construction *ahem, ini bukan bangunan* to make it good to read at. I will publish it here once it is ready to be published. We both are trying to be consistent. So far, I have been consistent and always post one every week. After decided to get married, I realize that it won't be that easy. No matter what, marrying someone never be easy. About the preparation and this and that. To be honest, I will not having a big feast for that. I will invite my close friends and family, although I still have to respect what my parents want to invite the neighbors (one block neighbors are tota...

[Book] Dunia Cecilia

'apakah kalian membicarakan hal semacam itu di surga?' 'tapi kami berusaha tidak membicarakannya dekat-dekat Tuhan. ia sangat sensitif terhadap kritik' Yap, sepenggal dialog antara Cecilia dan malaikat Ariel. Saya mengenal Jostein Gaarder sejak kuliah. Ehhhh 'mengenal' dalam artian kenal bukunya ya, kalo bisa kenal pribadi mah bisa seneng jingkrak-jingkrak hehehe. Jadi karena teman saya mendapat tugas kuliah membaca satu novel filsafat berjudul Dunia Sophie, saya jadi sedikit mengetahui si bapak Gaarder ini. Enak ya tugasnya anak sastra baca novel, tugas anak matematika ya baca sih, tapi pembuktian kalkulus -_- Dunia Cecilia ini buku pertama Jostein Gaarder yang saya baca, karena buku Dunia Shopie sangatlah berat berdasar review teman saya. Saya sih nggak perlu baca buku itu karena teman saya sudah benar-benar mahir bercerita. Jadilah saya sudah paham bener cerita Dunia Sophie tanpa membacanya. Novel ini atas rekomendasi teman saya, dia bilang kala...