Balinese is a lot of thing, but one thing for sure that they work efficiently when it is related to the documents. Gw selalu kasih tepuk tangan meriah kalau urus-urus dokumen di Bali tuh serba cepet banget. Di Denpasar ya terutama karena gw tinggal di sini. Nggak tau lagi kalau di daerah lain. Ini testimoni gw yang tiap tahun harus urus dokumen visa suami, tiap tahun harus ke Dukcapil, Polres, wira-wiri di desa urus printilan. Akhirnya tahun ini gw putuskan untuk pindah domisili ke Bali. Yeay. Bukan tanpa alasan, tapi karena untuk menjamin KITAP, gw harus domisili Bali. Suami gw udah terdaftar di Imigrasi Bali. Jadi daripada gw harus pindahin dia ke domisili asal gw, yang mana gw udah nggak tinggal di sana hampir 20 tahun, ya lebih baik gw yang pindah. Ternyata, pindah KTP tuh gampang banget ya. Gw kira gw harus pulang dulu ke domisili untuk cabut berkas. Setelah tanya langsung ke domisili asal gw (Pake WA dan jawabnya nunggu lama banget), mereka bilang untuk urus surat SKPWNI (Su
‘Sayang, snorkeling yuk’
‘yuk!!!!’
Oh wait! I cant swim!
Sembari diketawain HJ, ‘you should learn how to swim since 5’
Duh aku butuh solusi!
Then somebody said ‘don’t worry, they have life jacket for
you. You can do it although you can’t swim’
Yes! Cerah duniaku!
Ternyata, baru 2 tempat udah keok. Udah nggak kuat. Kaki
udah kram, tangan udah pegel banget. Dan aku cenderung floating tapi ngadep
langit. Ya apa apaan kalo endingnya ngambang tapi ngadep langit. Snorkeling kan
ngadep bawah.
gambarnya pinjem google
Pasalnya, pasalnya, itu kacamata snorklingnya itu bocor. Bukan
bocor sih, tapi nggak water resistant. Duh apa sih namanya, semacem ngerembes
gitu lho. Jadi kan udah nggak bisa renang ya, langsung dicemplungin laut, syok
kaget trus napas pake idung. Dasar begoooo. La kan napas harus pake mulut ya. Duhh
ini otak nggak singkron banget sih. Yang 2 lokasi pertama sih nggak seberapa
bagus kata HJ dibandingin dengan 2 lokasi terakhir. Soalnya 2 lokasi terakhir
itu liat kura-kura gede banget dan liat fish garden. Yang mana aku udah keok
nggak berani nyemplung lagi. yaudah jadinya aku nunggu di boat ngobrol cantik
sama mas-mas kapalnya.
Btw, this was my first snorkeling. Dan dan dan…tetep jadi satu-satunya orang indonesia dikapal
itu. Ini awak kapalnya jangan diitung lho ya. Itung penumpangnya aja, aku jadi
yang paling eksotis sekapal. Read : yang
bermuka paling kusem.
Promised him two things, to learn swim so we can dive later.
Diving lho!!! Bayangkan! Diving!! Renang aja masih gaya batu dada, malah
diving! Dia bilangnya ‘diving in shark point’. Sepuntene mas, budal o dewe.
note: kita nggak bawa hape, kamera apapun sama sekali. jadi nggak ada sesi dokumentasi di part ini
Jal latian nang kali porong
ReplyDeleteNunggu banjir dlu biar bs ngapung haha
Delete