Skip to main content

Book: The Midnight Library

It is one of the books that blown my mind. It's very well written and would probably relate with a lot of people who are in their journey to find themselves.  So many people are talking about it but I did not buy it until a few months ago where I read the preview on the first pages. Easy for me to see if I want to buy the book or not. When the first pages hook me right away, I don't need to think twice. This book is one of them.  This contains spoiler of course.  Nora, the main character, like many of us, fall into depression and decided to kill herself. But she's not dead right away. She went into a kind of limbo between life and death. In that library she met a librarian, this librarian is a kind of a guide. Our guide that probably tasked when we were born.    The librarian shows her lives that she could have had if she wants to. She is so depressed and thinks that no life will makes her happy enough to live it. I can totally understand her state. I was there....

Personal Approach



picture taken from google 

Dulu saya orangnya pemalu, susah bergaul dengan orang baru, dan hal itu bertahan hingga awal SMP. Tapi karena lama-lama koneksi dan kegiatan semakin banyak, akhirnya saya mulai memberanikan diri untuk bergaul dengan orang lain.

Lama-lama makin dewasa ya, makin banyak kegiatan yang melibatkan banyak orang, pikiran mulai berkembang, akhirnya mulai memiliki lebih banyak koneksi. Terutama ketika mulai mengajar di semester akhir kuliah. Mulailah bertemu dengan murid-murid yang nggak tau sama sekali sifat dan karakternya. Lah gimana cara ngajarnya kalau karakternya aja nggak tau? Ya akhirnya saya melakukan pendekatan personal kepada setiap murid yang saya tangani.  

Tanpa pendekatan personal, saya yakin itu ibarat sayur tanpa garam, micin dan MSG. Nggak gampang juga karena karakter mereka aneh-aneh dan saya bertanggungjawab atas ilmu yang akan ditransfer dan harus membuat mereka memahami dan nyaman ketika bersama saya. Dari situ saya gali beberapa hal yang membuatnya minat dan semangat untuk belajar. 

Jadilah sampai sekarang saya cenderung menganggap penting orang yang bekerja dengan saya, jadi saya harus melakukan pendekatan personal. Eh bukan kepo kok, hanya berusaha membuatnya nyaman dan menerima keberadaan saya dan tidak terganggu dengan bekerja bersama saya. 

Disini pun begitu, meskipun saya sadar kalau dilingkungan ini akan ada yang datang dan pergi, tapi setidaknya saya pun membuat lingkungan kerja jadi nyaman untuk diri saya sendiri dan jika memang beruntung, mereka pun juga merasa nyaman. 

Di tempat kerja saat ini, saya pernah memegang beberapa affiliates, seperti Hongkong, Thailand, Singapore, Vietnam, Filipina (untuk sesaat), India, Bangladesh. Dari sekian affiliates yang ada, secara otomatis karakternya berbeda antara satu Negara dengan Negara lainnya. Tugas pertama saya, tentu saja mengenal karakter umumnya, kemudian mempelajari karakter personal baru kemudian bekerja bersama. Dari beberapa Negara tersebut, jarang sekali ada yang mengecewakan saya karena memang sama-sama nyamannya. Bahkan kalau satu teman satu tim absen, dan bukan saya yang jadi back up-nya, mereka mencari saya. Hongkong pun sudah lama saya tinggal tapi mereka masih sering menghubungi saya. Kayaknya belom bisa move on hahaha

Affiliate yang paling saya sayang itu Thailand. Semua user dari sana awalnya serem, tapi ternyata setelah kenal mereka asik juga buat kerja sama, bahkan sampai kita dekat dan mengirimkan sesuatu buat saya yang bikin iri teman satu tim. 

Resiko dari pendekatan personal ini, ada yang terlalu attach dengan saya, ada yang baru dibantu sekali dan hal kecil saja langsung pengen ngajak makan malam pas kunjungan kesini. Ada juga yang bilang suka hahahahha, sampe ada beberapa cewek Thailand yang berkali-kali manggil ‘sweetheart, sweety’ dengan ucapan love you instead of thank you. Kalo yang ini serem, cewek soale haha

Tapi… dengan kenyamanan yang terbentuk, team work pun berjalan lancar dan tanpa hambatan 😄

Comments

  1. Kayaknya asyik ya bisa seteam work sama kamu nih.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ayok kita jadi satu tim yok! Balapan ngeblog haha

      Delete
  2. ibarat sayur tanpa garam ya mba heheheh. semangat

    ReplyDelete
  3. Aku juga suka gitu. Pendekatan secara personal. Terutama ibu-ibu warung depan komplek. Biar kalo mau ngutang beras sama micin gampang


    #uhuk

    ReplyDelete
  4. Aku juga suka gitu. Pendekatan secara personal. Terutama ibu-ibu warung depan komplek. Biar kalo mau ngutang beras sama micin gampang


    #uhuk

    ReplyDelete
    Replies
    1. Berarti aku harus deketin bapak2 yg jual galon juga ini? Biar bisa ngutang juga dan nggak dehidrasi dg stok air melimpah 😏

      Delete

Post a Comment

Share your thoughts with me here

Popular posts from this blog

Pengalaman Bikin (Free) Schengen Visa di VFS Swiss

I know this is so normal but anyway I like to compare the experiences because people might have different cases and because I have nothing to lose so... here's my experience for applying Schengen Visa via Swiss (VFS). Kenapa nggak via Belanda? Karena rencana kita berkunjung lamanya ke Geneve - Swiss (ada urusan kerjaan suami gw) dan kami belum tau akan ke Belanda apa nggak saat itu (nggak jadi sih soalnya mepet banget).  Seperti yang sudah sering dibahas orang lain perihal syarat dan ketentuan apply Schengen visa, gw nggak akan nulis itu ya. Udah ada di website VFS, lengkap. Gw cuma tambahin dikit-dikit aja infonya yang mungkin sama seperti kasus yang baca kalo emang kebetulan sama sih 😂 "Ok jadi total pembayarannya 280 ribu rupiah ya" "HAH?? Cuma 200an mbak??? Visanya gratis???" "Suaminya masih WN Belanda kan mbak?" "Iya" "Oiya itu gratis, bisa pake visa tipe C. Jadi cuma bayar biaya admin aja" ...

Not A Robot

  There are so many things I did recently. It was all started since February. Not to complain about this, I just want to write it to release the stress. Because I know every choices has its own risks. Started from January, I commits to work on another blog of mine. Joining with another friend, we are committed to post at least one writing every week with different theme each week. This is still under construction *ahem, ini bukan bangunan* to make it good to read at. I will publish it here once it is ready to be published. We both are trying to be consistent. So far, I have been consistent and always post one every week. After decided to get married, I realize that it won't be that easy. No matter what, marrying someone never be easy. About the preparation and this and that. To be honest, I will not having a big feast for that. I will invite my close friends and family, although I still have to respect what my parents want to invite the neighbors (one block neighbors are tota...

[Book] Dunia Cecilia

'apakah kalian membicarakan hal semacam itu di surga?' 'tapi kami berusaha tidak membicarakannya dekat-dekat Tuhan. ia sangat sensitif terhadap kritik' Yap, sepenggal dialog antara Cecilia dan malaikat Ariel. Saya mengenal Jostein Gaarder sejak kuliah. Ehhhh 'mengenal' dalam artian kenal bukunya ya, kalo bisa kenal pribadi mah bisa seneng jingkrak-jingkrak hehehe. Jadi karena teman saya mendapat tugas kuliah membaca satu novel filsafat berjudul Dunia Sophie, saya jadi sedikit mengetahui si bapak Gaarder ini. Enak ya tugasnya anak sastra baca novel, tugas anak matematika ya baca sih, tapi pembuktian kalkulus -_- Dunia Cecilia ini buku pertama Jostein Gaarder yang saya baca, karena buku Dunia Shopie sangatlah berat berdasar review teman saya. Saya sih nggak perlu baca buku itu karena teman saya sudah benar-benar mahir bercerita. Jadilah saya sudah paham bener cerita Dunia Sophie tanpa membacanya. Novel ini atas rekomendasi teman saya, dia bilang kala...