Balinese is a lot of thing, but one thing for sure that they work efficiently when it is related to the documents. Gw selalu kasih tepuk tangan meriah kalau urus-urus dokumen di Bali tuh serba cepet banget. Di Denpasar ya terutama karena gw tinggal di sini. Nggak tau lagi kalau di daerah lain. Ini testimoni gw yang tiap tahun harus urus dokumen visa suami, tiap tahun harus ke Dukcapil, Polres, wira-wiri di desa urus printilan. Akhirnya tahun ini gw putuskan untuk pindah domisili ke Bali. Yeay. Bukan tanpa alasan, tapi karena untuk menjamin KITAP, gw harus domisili Bali. Suami gw udah terdaftar di Imigrasi Bali. Jadi daripada gw harus pindahin dia ke domisili asal gw, yang mana gw udah nggak tinggal di sana hampir 20 tahun, ya lebih baik gw yang pindah. Ternyata, pindah KTP tuh gampang banget ya. Gw kira gw harus pulang dulu ke domisili untuk cabut berkas. Setelah tanya langsung ke domisili asal gw (Pake WA dan jawabnya nunggu lama banget), mereka bilang untuk urus surat SKPWNI (Su
vector-eps.com
Gimana kalo kemana-mana naek ini aja? Bebas macet deh kayaknya
Seminggu yang lalu, angkot pada demo di Malang. Agendanya sama, menentang keberadaan transportasi online. Lagi, katanya di Bandung dan Tangerang juga demo. Hal yang sama, di Surabaya pun tempo hari juga seperti itu.
Ada sopir angkot yang bahkan menabrak pengendari transportasi online hingga tewas. Berujung pada dikenakannya hukuman pasal pembunuhan berencana. Ada juga yang keluarga menjemput keluarga lainnya di mall dan mobilnya dirusak sopir angkot, yang dikira itu adalah mobil Uber. Padahal mobil pribadi dan bukan sopir Uber.
Geli saya mendengar semua berita itu. Bukan kenapa-napa ya, rejeki udah ada yang ngatur. Dan lagi sekarang ini jamannya hidup di era yang serba fast moving. Internet sudah menjadi kebutuhan utama. Kita semua memang tau transportasi di Indonesia masih acakadut. Mbok ya sekalian bikin sinkanzen sana, Jakarta Surabaya bisa ditempuh 3 Jam. OHHH surga.
Dari sisi supir angkot (ataupun ojek pangkalan, dan juga supir taksi), hal ini memang mengalahkan mereka. Mereka kalah dengan kemajuan teknologi, yang katanya berakibat pada pengurangan pendapatan mereka. Well, hukum ekonomi berlaku, semakin banyak kompetitor otomatis semakin berkurang pendapatan. Tinggal gimana cara jadi kreatif aja buat menggaet pelanggan.
Dari sisi konsumen, kita tentu membutuhkan satu alat transportasi yang cepat, tepat, dan terjangkau. Saya pernah lho, jarak yang sedianya hanya bisa ditempuh dalam waktu 15 menit saja, menjadi satu jam. Kenapa? Karena bapak sopir angkot terhormat memilih untuk ngetem selama belasan menit sambil ngopi. Beneran kita penumpangnya dianggurin dalam angkot. Hell! Kita juga punya jadwal dan kegiatan lain. Kalo kita komplain, dia bilangnya 'Yaudah naek taksi sana'. And I did. Turun dan naek taksi.
Seringkali mereka itu semena-mena, seenaknya sendiri. Tapi pas diajak bersaing mereka nggak suka dan bikin rusuh. Sekarang ya, karena sudah tersedia angkutan online dan offline, saya yakin 100% mereka memiliki penggemar masing-masing. Misal nih ya, si emak -asisten rumah tangganya tante- suruh ke pasar sendirian naek angkot, saya yakin 100% dia nggak akan pesen gojek atau uber ato grab. Kenapa? Dia nggak bisa baca, jadi ya udah pasti lebih milih angkot.
Saya pribadi, sebagai konsumen yang fair, saya masih menggunakan semua jenis transportasi tersebut. Misal pengen cepet, nggak usah jalan, ya saya pesen gojek. Misal ujan atau jalan agak jauh, ya saya pesen uber. Misal pengen jalan santai olahraga, ya saya pesen angkot. Misal males nggak mau cangcingcong, ya saya nyetop blue bird. Gampang kan? It's fair.
Tapi mereka nggak mau mikir sejauh itu. Mereka nggak mikir masih ada konsumen seloyal saya yang masih mau menyempatkan semenit dua menit untuk sekedar mikir hal seperti itu. Mereka nggak tau kalau persaingan juga semakin kedepan. Nggak ada namanya persaingan kebelakang. Masa iya kalo seorang jualan tempe, trus orang yang lainnya nggak boleh jualan tempe? Nggak sehat dong otak ente ngelarang orang jualan begitu.
Be wise dong! Orang jualan dipasar aja nggak protes ada banyak online shop. Karena semua memiliki penggemar masing-masing. Dan lagi, rejeki udah ada yang atur. Tinggal gimana aja nyarinya dengan cara yang bener. Good luck!
Comments
Post a Comment
Share your thoughts with me here