Terasa seperti ini, Gunung Baturnya ada tapi nggak keliatan. Sistemnya ada, tapi masih berkabut. Katanya sih berlaku sejak tanggal 17 Desember 2024, bersamaan dengan semua perubahan seperti paspor dan biayanya. Karena harus perpanjang ITAS di akhir tahun, gw sudah kontak mereka dan bilang "Oh bisa extend via website." Di websitenya agak membingungkan buat pemula karena ada beberapa bagian. Bagian yang paling mentereng adalah bagian APPLY , yang mana ini harus digunakan untuk orang yang belum pernah apply ITAS . Sejenis untuk mendapatkan TELEX visa dulu yang nantinya dikonversi ke ITAS. Perlu dicatat ini adalah ITAS dengan pasangan Indonesia sebagai sponsor ya. Tentunya perlu penjamin yang apply VITAS dll sebelum ke ITAS. Apply sebagai penjamin bisa di website yang sama. Tapi kalau apply sendiri bisa dengan menggunakan "Personal". Setelah masuk ke website imigrasi dengan menggunakan ID Penjamin, bagian HOME akan tampil beberapa hal. Nah, bagian Extend ITAS tuh a...
'Ihiw, ada bahan obrolan baru buat dianalisa dan dinyinyirin nih. Si dia mau kawin sama bule. Duitnya banyak kali. Ato kalo gak gitu yaaa dia cuma buat mainan aja'
Kita nggak akan pernah memuaskan hasrat banyak orang demi membuat mereka semua senang. Jika kita ingin membuat pasangan hidup kita bahagia, ya wajar, ya normal. Tapi tidak untuk membuat para suporter ataupun hanya penonton dalam hidup kita bahagia juga kah? Toh dari setiap langkah yang kita ambil, benar maupun salah juga masih saja bisa diambil celah salahnya untuk diwejangi ala mereka. Atau lebih bekennya, dinyinyirin.
Mungkin beberapa tulisan saya tentang menikahi WNA banyak yang terdengar 'keras', maafkan saya yang sedang jengkel-jengkelnya. Menikah dengan orang yang berbeda yang datangnya ribuan miles jauhnya dari Indonesia juga bukan hal yang mudah, you know! Tapi orang dengan mudahnya saja melihat kita yang sedang jalan berdua dan bertanya, atau nyeletuk istilahnya, 'Guidenya ya mbak?'. Guide mah bagus. Sesekali pernah dikira pembantunya. Pun pernah disebut 'slut'. Gara-gara warna kulit yang beda, warna mata yang beda, tinggi badan yang beda, dikiranya kita orang Indonesia ini nggak lebih baik dari mereka kaum kaukasoid.
Hey, kalian itu sesama orang Indonesia, bukannya mendukung mendoakan malah menyengsarakan. Mendewakan mereka yang bermata biru serta berkulit pucat. Berkulit coklat itu bagus kok. Sehat. Pigmen kita ini sehat, nggak gampang kena kangker kulit (naudzubilah). Kenapa sih tolak ukur kalian dangkal banget cuma kisaran warna dan fisik?
Makanya tiap hari tuh baca bacaan yang berbobot, jangan bacaan isi gosip, memecah belah, memuat SARA aja! Inferiority complex kok dipiara sih. Mau-maunya merendahkan diri cuman gara-gara perbedaan fisik.
Ini masih suami aja nih, belom ada anak. Anak juga gitu, didoain baek sama temen ehh ujung-ujungnya 'semoga kayak bapaknya ya'. Lah situ kata saya yang berkulit coklat ini nggak pantes apa urunan dalam hal fisik dan karakter anak? Anak juga anak sapa? Bukan anak lo kan?! Semoga aja ntar kalo emang anak-anakku lebih cenderung ke genetik bapaknya, semoga deh nggak ada yang bilang aku baby sitternya anakku. Ngebayangin aja udah sedih tau 😖
'Yah nikah sama bule sih, paling juga cuman dibuat mainan doang'. Naudzubillah! Amit-amit jabang bayi lanang wedok!!! Semoga yang bilang begitu, nggak bahagia idupnya. Orang nikah bukannya di doain yang baek-baek malah digituin. Situ punya otak nggak sih? Mulut itu disingkronkan dulu sama otak, jadi biar nggak asal jeplak aja. Sumpah untuk hal ini saya bener-bener dibikin sakit hati. Luar biasa. Kepikiran dan jadi beban sampai sekarang, sembari mikir 'orang itu jahat banget ya, tega bilang gitu'. Tapi seorang teman menenangkanku dan mengatakan 'nggak usah digubris, orang kalo referensinya sinetron, infotainmen aja ya gitu deh mikirnya. Ujung-ujungnya jelek mulu pikirannya'.
Kalian nggak pernah tau gimana beratnya memperjuangkan hubungan cross cultural ini. Kalian nggak tau juga gimana beratnya adaptasi satu sama lain dengan segala perbedaan aspek yang jauh lebih mencolok. Kalian nggak tau rasanya LDR dengan kondisi lingkungan kerja suami yang nggak seaman lingkungan kalian. Kalian nggak akan pernah tau karena kalian emang nggak akan pernah dengerin. Yang kalian bisa hanya menghakimi dan memberi wejangan seolah kalian tau segalanya.
Rumus kehidupan kalian beda dengan rumus kehidupan saya. Tujuannya apa sih? Hidup bahagia kan? Mencari satu jawaban benar dalam matematika saja bisa melalui banyak rumus dan cara. So please, kalian nggak usah sok tau dan sok menghakimi. Apalagi diikuti dengan pertanyaan lanjutan 'udah isi?'. Terima kasih.
Semoga tuhan selalu melimpahkan kasih sayangnya kepadaku dan suami serta keluargaku.
wong2 iku gemberah ae kok
ReplyDeletewis biyasahhh iku
gak usah direken mbak, sing penteng seneng
Iyo sam, ngurusi uwong ra ono enteke oyi?
DeleteWoalah, baru tau aku wkwk. Pertanyaanku di postingan sebelumnya udah kejawab disni hehe
ReplyDeleteHahahaa suamik mas itu
DeleteWoalah, baru tau aku wkwk. Pertanyaanku di postingan sebelumnya udah kejawab disni hehe
ReplyDeleteya allah pris aku ngakak pas kamu bilang "emang aku ga boleh urunan" bikin anak? ya allah..
ReplyDeletemulut nyinyir berapa sih harga bahagianya, boronga aja sekalian pris biar abis dan ga punya bahagia mereka... palong mureeeee. bahahahahha
btw congraats kalian berdua, aku liat potonya bikin terhuraaa,, eh terharu
congrats congrats congrats
Mau ikutan mborong ga may? Lagi promo lebaran kayaknya haha
DeletePancal sendal wae mbak wong koyok kui
ReplyDeleteSendalku luweh larang mas timbang sendale syahrini. Eman 😂
Deletehihi, beberapa hal aku dapatkan dari tulisan ini. It's amazng dan kulihat tutur jawa apa sundanya kentel banget yah .
ReplyDelete