Skip to main content

Book: The Midnight Library

It is one of the books that blown my mind. It's very well written and would probably relate with a lot of people who are in their journey to find themselves.  So many people are talking about it but I did not buy it until a few months ago where I read the preview on the first pages. Easy for me to see if I want to buy the book or not. When the first pages hook me right away, I don't need to think twice. This book is one of them.  This contains spoiler of course.  Nora, the main character, like many of us, fall into depression and decided to kill herself. But she's not dead right away. She went into a kind of limbo between life and death. In that library she met a librarian, this librarian is a kind of a guide. Our guide that probably tasked when we were born.    The librarian shows her lives that she could have had if she wants to. She is so depressed and thinks that no life will makes her happy enough to live it. I can totally understand her state. I was there....

Malang Day Trip


Kala itu, kita berdua pengen coba trip sehari (atau setengah hari ya) di Malang. Bukan Bromo bukan pula ke Batu dengan segala theme park nya. Berbekal kitab wajib penjelajah a.k.a lonely planet, kita menuju 3 tempat. Candi Singosari, Candi Sumberawan, dan Kebun Raya Purwodadi (sebenernya tambah kebun teh tapi transportasi tidak mendukung karena kita pakai transportasi umum). Tbh, this is my first experience to go to these two temples.


Dari rumah, rumah kita ada di daerah Arjosari ya, buat yang tau, itu semacem Malang pinggiran. Mau ke tengah kota itu setengah jam. Kita naik angkot yang menuju ke arah Lawang, sebut saja angkot hijau karena emang warnanya ijo yak, dari situ sekitar 15 menit menuju Singosari. Kita salah tempat turun, harusnya kita turun di Pasar Singosari biar lebih deket, eh turun di gang sebelumnya. Jadilah kita jalan agak jauh. Tapi karena getting lost itu kadang seru juga, dari situ kita berdua tau kalau disitu banyak sekolah islami semacem MI, MTs, MA gitu deh. Padahal atmosfernya nggak islam-islam banget sih, tapi ya ada satu ponpes disitu.

Nah setelah jalan 15 menit, sampailah di candi Singosari. Kita masuk isi daftar absen tamu, nggak perlu bayar sebenernya tapi cuman kasih infaq buat kas gitu (sama juga bayar jadinya ya), udah deh masuk. Kebetulan barengan sama anak-anak SMA yang mau bikin drama tentang Singosari gitu. Semacem cek lokasi juga.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 
restorasi 1937

Setengah jam mungkin kita disana, kita memutuskan untuk keluar. Beli es campur enak seger siang-siang tapi suami gw liatnya jijik kek sampah mungkin ya apa aja ada. Trus nanya lah ke ibu es campur caranya ke Candi Sumberawan gimana, beliau bilang bisa naek bentor, harganya sekitar 50ribu sekali jalan. Jarak Candi Singosari ke Sumberawan sekitar 6km. Akk mahalnya 50ribu, belom tentu mau juga nungguin kita. Heemm HJ coba googling ternyata bisa naik grab, uber, go car semacemnya. Wahh.. coba-coba order ehh ternyata ada yang nyantol dan mau nganter. Tarifnya? 25 ribu doang. Nah karena kita nggak tau medannya seperti apa, kita propose ke bapaknya buat nungguin kita dan bapaknya mau. Ini juga perjalanan pertama buat bapaknya.

6km itu nggak jauh-jauh banget sih, tapi hemmm sumpah amazing banget. Saya nggak nyangka lho di suburban macem Singosari gini masih ada daerah yang terpencil banget, yang kayak di desa gitu atmosfernya. Asik kok.

Nah nyampe nih ya, parkir, OMG ternyata ruame. Dan kita baru sadar itu liburan waisak. Maklum ya bukk eike kan udah berenti kerja jadi sehari-hari rasanya holiday, nggak sadar hari 😁

Tiket masuknya 2500 aja. Karena bapaknya uber nggak pernah kesana, dan karena kita suruh nungguin juga, ah kita ajak aja masuk sekalian. Kita beliin tiketnya, kita masuk bareng kesana. Candinya bentuknya lucu banget. Kalau candi lain biasanya beken dengan ujung lancip, ini ujungnya dan bentuknya kek rumahnya Patrick di Spongebob square pants. Ini bukan penistaan lho, tapi ini bentuk kekaguman saya aja baru pertama kali ini saya liat candi bentuknya bunder gini. Ada yang tau mungkin ada candi lain bentuknya juga begini?

 
menuju candi Sumberawan

 

 
 waisak 

 
nggak dicantumkan tahun restorasi

 

 

 


 
kayak rumahnya hobbit 

Kita disana nggak lama-lama banget, sebentar aja trus balik ke Pasar Singosari. Berapa kita bayar ongkosnya??? 40 ribu aja. Ditunggu dan pp. Murah ya...

Lanjut ke Kebun Raya Purwodadi naik angkot. Ada kali setengah jam ya. Keneknya heboh ada bule naek angkot, ada juga cewek rada centil gitu tapi surprisingly dia bisa ngomong bahasa Inggris, jadi dia nerjemahin pertanyaan keneknya ke suami.  Apa kabar saya? Mana laku saya kalo udah jalan sama suami ya yang beken si suami.

 Sampai di kebun raya, HJ bilang ini lebih gede daripada yang di Bogor. Tapi buat saya mah, segede-gedenya kebun raya juga saya nggak ngerti pohon macem apa disana, fungsinya apa soale dateng ya cuman dateng doang. Nggak ada yang jelasin apa-apa. Tapi sama suami dijelasin beberapa lah ya, sambil  kita jalan mesra gitu bro. Berasa pacaran ditaman.

 

 

Kita agak lama abisin waktu disana, karena emang jalan, jadinya ya lama gitu. Balik ke tengah kota udah sorean. Dan lumayan kok, worth to try 😉

Strictly prohibited to steal take my pictures without permission

Comments

  1. kan ke candi heuheu
    aku ngalup mbak, ayo dolan

    ReplyDelete
  2. Ndi, kok rag ono poto kecipokane? Mumpung nang kebon, hahaha

    ReplyDelete

Post a Comment

Share your thoughts with me here

Popular posts from this blog

Pengalaman Bikin (Free) Schengen Visa di VFS Swiss

I know this is so normal but anyway I like to compare the experiences because people might have different cases and because I have nothing to lose so... here's my experience for applying Schengen Visa via Swiss (VFS). Kenapa nggak via Belanda? Karena rencana kita berkunjung lamanya ke Geneve - Swiss (ada urusan kerjaan suami gw) dan kami belum tau akan ke Belanda apa nggak saat itu (nggak jadi sih soalnya mepet banget).  Seperti yang sudah sering dibahas orang lain perihal syarat dan ketentuan apply Schengen visa, gw nggak akan nulis itu ya. Udah ada di website VFS, lengkap. Gw cuma tambahin dikit-dikit aja infonya yang mungkin sama seperti kasus yang baca kalo emang kebetulan sama sih 😂 "Ok jadi total pembayarannya 280 ribu rupiah ya" "HAH?? Cuma 200an mbak??? Visanya gratis???" "Suaminya masih WN Belanda kan mbak?" "Iya" "Oiya itu gratis, bisa pake visa tipe C. Jadi cuma bayar biaya admin aja" ...

Not A Robot

  There are so many things I did recently. It was all started since February. Not to complain about this, I just want to write it to release the stress. Because I know every choices has its own risks. Started from January, I commits to work on another blog of mine. Joining with another friend, we are committed to post at least one writing every week with different theme each week. This is still under construction *ahem, ini bukan bangunan* to make it good to read at. I will publish it here once it is ready to be published. We both are trying to be consistent. So far, I have been consistent and always post one every week. After decided to get married, I realize that it won't be that easy. No matter what, marrying someone never be easy. About the preparation and this and that. To be honest, I will not having a big feast for that. I will invite my close friends and family, although I still have to respect what my parents want to invite the neighbors (one block neighbors are tota...

[Book] Dunia Cecilia

'apakah kalian membicarakan hal semacam itu di surga?' 'tapi kami berusaha tidak membicarakannya dekat-dekat Tuhan. ia sangat sensitif terhadap kritik' Yap, sepenggal dialog antara Cecilia dan malaikat Ariel. Saya mengenal Jostein Gaarder sejak kuliah. Ehhhh 'mengenal' dalam artian kenal bukunya ya, kalo bisa kenal pribadi mah bisa seneng jingkrak-jingkrak hehehe. Jadi karena teman saya mendapat tugas kuliah membaca satu novel filsafat berjudul Dunia Sophie, saya jadi sedikit mengetahui si bapak Gaarder ini. Enak ya tugasnya anak sastra baca novel, tugas anak matematika ya baca sih, tapi pembuktian kalkulus -_- Dunia Cecilia ini buku pertama Jostein Gaarder yang saya baca, karena buku Dunia Shopie sangatlah berat berdasar review teman saya. Saya sih nggak perlu baca buku itu karena teman saya sudah benar-benar mahir bercerita. Jadilah saya sudah paham bener cerita Dunia Sophie tanpa membacanya. Novel ini atas rekomendasi teman saya, dia bilang kala...