Balinese is a lot of thing, but one thing for sure that they work efficiently when it is related to the documents. Gw selalu kasih tepuk tangan meriah kalau urus-urus dokumen di Bali tuh serba cepet banget. Di Denpasar ya terutama karena gw tinggal di sini. Nggak tau lagi kalau di daerah lain. Ini testimoni gw yang tiap tahun harus urus dokumen visa suami, tiap tahun harus ke Dukcapil, Polres, wira-wiri di desa urus printilan. Akhirnya tahun ini gw putuskan untuk pindah domisili ke Bali. Yeay. Bukan tanpa alasan, tapi karena untuk menjamin KITAP, gw harus domisili Bali. Suami gw udah terdaftar di Imigrasi Bali. Jadi daripada gw harus pindahin dia ke domisili asal gw, yang mana gw udah nggak tinggal di sana hampir 20 tahun, ya lebih baik gw yang pindah. Ternyata, pindah KTP tuh gampang banget ya. Gw kira gw harus pulang dulu ke domisili untuk cabut berkas. Setelah tanya langsung ke domisili asal gw (Pake WA dan jawabnya nunggu lama banget), mereka bilang untuk urus surat SKPWNI (Su
Tbilisi Masih saja menebak-nebak jadwal libur sang suami yang tidak pasti. Masih saja deg deg dengan jumlah libur suami. Masih pula was was dengan kondisi suami bekerja disana. Uh yea.... all about husband. Masih pula menyibukkan diri belajar Bahasa Belanda, biar bisa ngobrol lancar bareng mertua. Target sih bisa lancar ngobrol Bahasa Belanda akhir tahun ini. Setidaknya untuk obrolan sehari-hari. Someday I wish that I could speak Dutch to him and he speak Bahasa in exchange. Would be super nice to have conversation in 2 different languages 😁 I also have a bonding time with my dad in law haha, in same time I learn Dutch from him. He helps a lot than my husband 😛 so great to have someone to teach me lol. He gave me an article about Agung mt in Dutch and it was like a challenge for me to understand what is written there, so I did translate to English and it was like 50% close to the original meaning haha at least I tried. How do you feel the weather recently? Uhh Malang