Skip to main content

Book: The Midnight Library

It is one of the books that blown my mind. It's very well written and would probably relate with a lot of people who are in their journey to find themselves.  So many people are talking about it but I did not buy it until a few months ago where I read the preview on the first pages. Easy for me to see if I want to buy the book or not. When the first pages hook me right away, I don't need to think twice. This book is one of them.  This contains spoiler of course.  Nora, the main character, like many of us, fall into depression and decided to kill herself. But she's not dead right away. She went into a kind of limbo between life and death. In that library she met a librarian, this librarian is a kind of a guide. Our guide that probably tasked when we were born.    The librarian shows her lives that she could have had if she wants to. She is so depressed and thinks that no life will makes her happy enough to live it. I can totally understand her state. I was there....

Road Trip to Kazbegi

Ceritanya, Kazbegi itu daerah yang paling deket border Rusia. Selempar galah aja udah Rusia. Galahnya yang puanjang banget tapinya.

Si abang tersayang pengen kesana, ke Gereja yang letaknya diatas gunung. Perjalanan aja kayak perjalanan ke Bromo gitu, untungnya masih bisa pake jeep sampe atas. Bumpy bumpy nggak masalah deh asal nggak mendaki.

Kita ada di Tbilisi ya, naek travel gitu seharga 45 lari dari Tbilisi ke Kazbegi balik lagi ke Tbilisi. Untuk harga segitu dengan perjalanan sejauh itu, saya bisa bilang itu murah. Bayangin aja deh lah, perjalanan 5 jam dari Tbilisi menuju Kazbegi (termasuk foto-fotonya dan berhenti di setiap tempat), trus baliknya 3 jam. Ya kan udah persis Surabaya - Jogja kan?

Kita berangkat jam 10 tet, bersama dengan sepasang Russian yang nggak bisa bahasa Inggris sama sekali ulala. Alhasil saya cuma mincep cantik nggak ngomong sama sekali. Ya gegara saya juga ga bisa bahasa Rusia. Suami mah lancar.

Perjalanan tentunya dimulai dari keluar Tbilisi dulu ya. Sepanjang jalan kita liat gereja yang ada di Mztkheta, cuman lewat doang (kita kesananya esok harinya). Nah stop pertama kita di Ananuri. Ada gereja yang posisinya yahud banget. Pas banget. Ntah kenapa ya letak gereja-gereja disini tuh ekstrim banget. Tapi bener-bener cantik juga. Sempet nanya lah ke suami, eh dia bilangnya 'ya namanya juga orang beragama, mereka pasti ngelakuin hal extraordinary gini tanpa beban'. Hmm masuk akal sih.

Tiap tempat ada ceritanya masing-masing ya, tapi bukunya dibawa suami jadi nggak bisa cerita banyak sih huhu.

Nah bawahnya gereja ini, sebut saja di seberang ya, ada danau. Bisa dibuat renang. Ntah danau atau sungai atau apa ini saya juga nggak tanya rasa airnya asin apa nggak 😐 mereka bertiga renang. Saya kemana? Jaga mobil aja. Sumpah temperatur kala itu panas banget. Keknya cocok pas juga kalo buat renang <tapi gw ga bisa renang>


 

  
cantik kan? ini di Ananuri

 
perjuangan naik keatas dulu buat dapetin foto diatasnya ini 

 

 

Tapi... kemudian... meninggalkan Ananuri, langsung adem. Jalanannya hampir sama kayak jalanan sepanjang bukit teletubies di Bromo. Asik, adem, enak, adem pokoknya. Nah sepanjang jalan itu menuju Kazbegi itu ceritanya dibangun dari Rusia menuju kearah mana ya mendekati Tbilisi tapi nggak sampe Tbilisi. Gitu kata suami. Buat nyerang Georgia dari arah Rusia. Ya maklum ya, yang namanya tetanggaan itu sering berantem. Kek kita sama negeri seberang noh lol

 

Terakhir perang Rusia-Georgia tahun 2008 dan itu baru aja saya tau pas udah di Tbilisi. Parno kan, berulang kali nanya suami ini beneran aman apa nggak ini kota. Dia meyakinkan kalo sekarang udah aman.

 



Selama perjalanan kurang lebih 5 jam, akhirnya sampai juga di gereja yang katanya tertinggi disana, letaknya di daerah Kazbegi ya (semoga nggak salah info). Kalau desanya sih ada dibawahnya. Dan lagi-lagi dalem mobil yang bumpy tadi mereka juga pake bahasa Rusia. Bahkan ada anak kecil yang ngeremeng bilang 'No, its okay. it's not dangerous. why you are so afraid? no I am not afraid'. Gitu mulu diulang-ulang. Ya kan dalam bahasa Rusia sampe akhirnya suami kasih tau dia ngomong apa. Barulah disitu gw ngakak.

Karena sarapan ala Georgia itu bukan bisa disebut sarapan menurut kamus kita berdua, akhirnya kita ga pernah sarapan di hotel selama di Tbilisi. Kita lebih milih jalan ke coffee shop beli kopi teh sekalian sama croissant. Itu masih jauh lebih masuk akal menurut kita. Tapi tetep lah perut kita yang ga bisa kompromi soal makanan, sepagi gitu cuma makan seringan itu, dan perjalalan jauh itu bikin gw pusing banget, takut masuk angin kan. Dijanjiin mulu bakal dibeliin makan, ehh mana nggak. Si supir ya nggak peka banget deh kalo kita belom makan siang. Jadilah sampai di gereja yang diatas puncak itu sekitar jam 4 sore. Udah kesorean, laper, ujan lagi. But I saw a miracle in the darkness!!! HOTDOG SELLER!!! Sumpah itu penyelamat banget dan entah kenapa itu rasanya enakkkkk banget. Semisal kek makan indomi sama telor ceplok di Bromo. Uenak bangett. Sumpah mbak penjualnya keliatan shining cuantik banget pas jualan. Hmmm yaa mungkin karena saking lapernya kita ya...

 
liat van putih ini?? She was my saviour!! HOTDOG 😂

Udahlah kita nggak bisa lama-lama diatas sana, udah bosen juga jalan jauh eh ujan lagi diatas. Lah si mbak yang bareng kita itu doyan banget selfie. Kek tiap sudut kudu ada dia disana trus difotoin, sampe diteriakin sama bapak supir mobil bumpy ini 'senorita, come on!!!!' wkwkwkwk

ujan, dingin, basah, laper, pengen pingsan aja lah

ini cobain pano tapi dari bawah ke atas :D


 
mobil ala jeep untuk melintasi bumpy road

  

 


Oh ya itu jeep bumpy itu bayarnya terpisah lagi ya, beda sama yang 45 Lari itu. Tapi jujur juga gw gatau harganya berapa la wong mereka ngobrol asik sendiri sama bahasa Rusia. Kan gw jadi keliatan bego sendiri ya. Tapi yang jelas nggak mahal banget kok. Masih rasional. 

Balik ke Tbilisi, mampir suatu tempat buat makan. Tempatnya asik sih, tapi sayangnya makanannya nggak super banget dan malah bikin HJ sama cowo Rusia itu diare 😕

georgian beer

Nyampe hotel sekitar jam 9.30 malem, langsung menuju hotel... eh tetiba kepikiran 'Thai massage lagi yuk?!' Ya hayukkk akhirnya kita Thai massage sampe jam 11 malem. Tidur jadi nyenyak bener ya haha

Kita rencana ke sini lagi tapi nginep biar bisa eksplor paginya. Uhhmmm dia sih, gw mah ikut aja 😋

Comments

  1. gerejanya kayak tempat sejarah or kastil gitu. disana dingin ga mba??

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaaa itu gereja2nya cenderung kek kastil ya emang. Soalnya uda tua smuanya, umurnya minimal udah ratusan taun gt. Di Tbilisinya panas tp pas ke kazbeginya suhunya antara 12-16 derajat hoho adem buat kita2 yg dr negera tropis hihi

      Delete
  2. Waah bagus-bagus banget pemandangannya mbak. Apalagi yang di sungai itu tuh. Nyemplung sama berenang disana pasti enak banget hehe :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yaaaaa mereka nyemplung, kalo aku maksain nyemplung ya aku tenggelem hahaha
      Panas bgt emg cocoknya nyemplung aer ya 😋

      Delete

Post a Comment

Share your thoughts with me here

Popular posts from this blog

Pengalaman Bikin (Free) Schengen Visa di VFS Swiss

I know this is so normal but anyway I like to compare the experiences because people might have different cases and because I have nothing to lose so... here's my experience for applying Schengen Visa via Swiss (VFS). Kenapa nggak via Belanda? Karena rencana kita berkunjung lamanya ke Geneve - Swiss (ada urusan kerjaan suami gw) dan kami belum tau akan ke Belanda apa nggak saat itu (nggak jadi sih soalnya mepet banget).  Seperti yang sudah sering dibahas orang lain perihal syarat dan ketentuan apply Schengen visa, gw nggak akan nulis itu ya. Udah ada di website VFS, lengkap. Gw cuma tambahin dikit-dikit aja infonya yang mungkin sama seperti kasus yang baca kalo emang kebetulan sama sih 😂 "Ok jadi total pembayarannya 280 ribu rupiah ya" "HAH?? Cuma 200an mbak??? Visanya gratis???" "Suaminya masih WN Belanda kan mbak?" "Iya" "Oiya itu gratis, bisa pake visa tipe C. Jadi cuma bayar biaya admin aja" ...

Not A Robot

  There are so many things I did recently. It was all started since February. Not to complain about this, I just want to write it to release the stress. Because I know every choices has its own risks. Started from January, I commits to work on another blog of mine. Joining with another friend, we are committed to post at least one writing every week with different theme each week. This is still under construction *ahem, ini bukan bangunan* to make it good to read at. I will publish it here once it is ready to be published. We both are trying to be consistent. So far, I have been consistent and always post one every week. After decided to get married, I realize that it won't be that easy. No matter what, marrying someone never be easy. About the preparation and this and that. To be honest, I will not having a big feast for that. I will invite my close friends and family, although I still have to respect what my parents want to invite the neighbors (one block neighbors are tota...

[Book] Dunia Cecilia

'apakah kalian membicarakan hal semacam itu di surga?' 'tapi kami berusaha tidak membicarakannya dekat-dekat Tuhan. ia sangat sensitif terhadap kritik' Yap, sepenggal dialog antara Cecilia dan malaikat Ariel. Saya mengenal Jostein Gaarder sejak kuliah. Ehhhh 'mengenal' dalam artian kenal bukunya ya, kalo bisa kenal pribadi mah bisa seneng jingkrak-jingkrak hehehe. Jadi karena teman saya mendapat tugas kuliah membaca satu novel filsafat berjudul Dunia Sophie, saya jadi sedikit mengetahui si bapak Gaarder ini. Enak ya tugasnya anak sastra baca novel, tugas anak matematika ya baca sih, tapi pembuktian kalkulus -_- Dunia Cecilia ini buku pertama Jostein Gaarder yang saya baca, karena buku Dunia Shopie sangatlah berat berdasar review teman saya. Saya sih nggak perlu baca buku itu karena teman saya sudah benar-benar mahir bercerita. Jadilah saya sudah paham bener cerita Dunia Sophie tanpa membacanya. Novel ini atas rekomendasi teman saya, dia bilang kala...