It is one of the books that blown my mind. It's very well written and would probably relate with a lot of people who are in their journey to find themselves. So many people are talking about it but I did not buy it until a few months ago where I read the preview on the first pages. Easy for me to see if I want to buy the book or not. When the first pages hook me right away, I don't need to think twice. This book is one of them. This contains spoiler of course. Nora, the main character, like many of us, fall into depression and decided to kill herself. But she's not dead right away. She went into a kind of limbo between life and death. In that library she met a librarian, this librarian is a kind of a guide. Our guide that probably tasked when we were born. The librarian shows her lives that she could have had if she wants to. She is so depressed and thinks that no life will makes her happy enough to live it. I can totally understand her state. I was there....
regular visitor
Hore! Udah ketemu suami, udah fully charged. Hmmm nggak ding, nggak full banget soalnya saya sakit 😢
Tanggal 11 kemarin, HJ pilih untuk terbang langsung ke Bali. Dubai - Bali, rencananya sih pake Emirates tapi jam yang masuk akal itu Singapore air, jadilah pake SQ.
Stopover singkat di Singapore, dia berburu tas yang udah lama diincar di Dubai ternyata sold out, nemu di Spore. Thanks to Desi dan Andri yang udah mau muter buat ngecek availability nya tas itu. Nah saya nyampe Bali jam 10 pagi, HJ nyampe jam 11. Kata dia antri customnya panjang banget, jadi nunggu gitu, sejam kok ndak keluar-keluar ya... ternyata kopernya ga kebawa. Dua jam ditunggu tetep nggak ada kopernya. Akhirnya dia bikin laporan ke SQ kalo kopernya nggak keangkut. Yaudah deh saya nunggu lamaan lagi ya, eh tiba-tiba dia nongol geret kopernya juga. Untungnya kopernya diangkut penerbangan dari Singapore ke Bali yang nyampe jam 12. Tapi karena delay itu dia dapet kompensasi 500ribu, sembari bilang 'Wow, I got five red ones for the delay of my suitcase'.
Pak supir dari hotel telah menanti yang ntah mulai jam berapa, yang jelas dari Menjangan ke Denpasar itu jauh!
Setelah semua fix, kita langsung menuju hotel di Menjangan karena kita ambil PADI Diving course (Open water) sama Blue Season di Menjangan. Sekitar 5 jam dari Denpasar menuju Pemuteran. Bener-bener jauh dan malesnya kalo ke Bali ya gini ini. Segala-gala effortnya gede.
Setelah lima jam...
Sunset, kita langsung diturunkan di Lobi, yang kebetulan tempatnya di lantai satu Bali Bistro Tower.
Jadi begini intinya, hotel ini letaknya di dalem hutan yang banyak menjangannya dan juga monyetnya, dan hewan-hewan lainnya. Saya nggak nyangka sih. Tempatnya asik banget, tenang, damai (kecuali pas keluarga monyet datang berkunjung).
Kebetulan kamar kita di upgrade ke beach villa, jadi semacem bungalow ngadep ke pantai gitu deh ya. Oh iya nama hotelnya The Menjangan. Letaknya bener-bener pisah dari mana-mana. Jadi jarak dari lobi ke bungalow kita itu 1,5 km an. Kalo mau jalan ke restoran, atau ke tempat lain, bisa dianter kendaraan khusus sana. Hotelnya juga mengusung konsep eco friendly yang sedotan aja nggak pake plastik (berujung kita beli 5 potong sedotan ini).
salam malam yang selalu berganti-ganti
sunset at Jetty
Di sekitar beach villa, dimana bungalow kita berada, ada Pantai Restoran, pusat diving juga disekitar situ, ada pula Jetty tempat yang yaaa oke lah buat berjemur buat para pengejar kulit tanned (bukan gw ya) dan juga disitu tempat snorkeling meskipun yang diliat nggak banyak, juga pusatnya water sport.
Hotel ini juga menyediakan horse riding buat yang pengen nyobain naek kuda. Ada juga mangrove spa, tempat pijetnya bener-bener di sekitaran mangrove. Jadi satu bilik untuk 2 orang menghadap ke pantai.
Tempatnya asik kok, alami banget, cuman ya isolated banget. Karena kampung terdekat pun jaraknya 15 menit dari hotel. Jadi mau nggak mau harus makan disana, no other option. Tapi cocok banget buat relaksasi. Bangun pagi-pagi, udah ada rusa di depan kamar. Siang dikit, udah banyak monyet kejar-kejaran rebutan kelapa. Mandinya outdoor diliatin squirrel dari kejauhan. Sarapan pagi bisa sambil liatin ikan-ikan yang renangnya keatas kebawah dibawah meja kita. Sambil liat orang mancing ditengah laut sih dengan warna kapal yang kuning super mencolok.
Tapi karena musim hujan kali ya, jam 1 siang udah mulai deh hujan deres banget sampe malem. Malemnya lebih sering rintik-rintik. Jadi bawaanya pengen tidur terus 😄
Hotel ini mengusung tema ramah lingkungan yang hmmm botol air putih aja pakai yang kaca, sejenis equil gitu. Trus ada botol yang bisa dipakai untuk penghuni kamarnya, bisa diisi air dimanapun yang ada di resort. Ada pula recycled plastic bag untuk mengangkut semua barang kita buat snorkeling atau diving atau apapun sih terserah. Sebisa mungkin tempat ini mengurangi penggunaan plastik.
saya masih jatuh cinta sama reusable straw ini
roti gandum
nasi merah goreng
paket lunch untuk diving course, memang plastik tapi bisa digunakan berkali-kali. Bukan kertas minyak maupun sterofoam yang sekali pakai.
Kita pun membicarakan tentang menggilanya plastik di Indonesia ini. Bener-bener ya, kita harus sudah mengurangi penggunaan plastik. Kasian lho alamnya. Bumi makin menua, dan makin kusam dengan plastik-plastik sampah kita.
Yuk mari kurangi penggunaan plastik! Untuk masa depan yang lebih baik 😄
Comments
Post a Comment
Share your thoughts with me here