Skip to main content

Posts

Showing posts from June, 2018

Urus Pindah Domisili ke Denpasar - Bali

Balinese is a lot of thing, but one thing for sure that they work efficiently when it is related to the documents.  Gw selalu kasih tepuk tangan meriah kalau urus-urus dokumen di Bali tuh serba cepet banget. Di Denpasar ya terutama karena gw tinggal di sini. Nggak tau lagi kalau di daerah lain. Ini testimoni gw yang tiap tahun harus urus dokumen visa suami, tiap tahun harus ke Dukcapil, Polres, wira-wiri di desa urus printilan.  Akhirnya tahun ini gw putuskan untuk pindah domisili ke Bali. Yeay.   Bukan tanpa alasan, tapi karena untuk menjamin KITAP, gw harus domisili Bali. Suami gw udah terdaftar di Imigrasi Bali. Jadi daripada gw harus pindahin dia ke domisili asal gw, yang mana gw udah nggak tinggal di sana hampir 20 tahun, ya lebih baik gw yang pindah.  Ternyata, pindah KTP tuh gampang banget ya. Gw kira gw harus pulang dulu ke domisili untuk cabut berkas. Setelah tanya langsung ke domisili asal gw (Pake WA dan jawabnya nunggu lama banget), mereka bilang untuk urus surat SKPWNI (Su

Selamatkan Hidup Seseorang melalui #SebarkanBeritaBaik

  Beberapa tahun yang lalu, awal mengganasnya sosial media terutama whatsapp sebagai salah satu bentuk aplikasi pengganti sms, kegiatan bertukar pesan pun menjadi jauh lebih mudah. Tak terbatas seperti SMS, aplikasi-aplikasi yang muncul saat ini bisa membuat penggunanya mengirim ribuan karakter dalam sekali klik. Saya pun dulu, sering sekali asal copy-paste apapun yang dikirim orang tanpa konfirmasi kebenarannya. Contoh paling sederhana adalah pesan tentang keajaiban para nabi yang harus disebarkan melalui pesan berantai karena jika diabaikan besok kita bisa meninggal, atau tertimpa hal buruk yang ternyata jelas tak terjadi. Sempat berpikir apakah benar kalau kita tidak menyebarkan pesan tersebut, maka hal buruk akan menimpa kita? Karena penasaran pun saya akhirnya mencoba tidak mengirimnya dan ternyata tidak ada hal yang terjadi. Karena pada dasarnya bentuk pesan yang seperti itu digunakan untuk metode click bait untuk menghasilkan uang atau apapun itu dengan tujuan terte

Takut Ngomong Ah

    Hujan Locale Ubud Kemarin, kita lagi ngidam yang namanya fast food. Yang kadang belinya cuman setahun 2-3 kali aja. Demi memuaskan hasrat kita, akhirnya meluncurlah ke salah satu gerai fast food terkemuka di dunia ini yang tak akan kusebut merk nya. Srettt Malang macet shay... cuman sekilometer aja butuh waktu 15 menit. Mau jalan juga kemaren ujan. Yawes naksi aja. Nah sampailah kita disana. Gw kirain si bojo mau ngomong bahasa Indonesia ya secara dia harus latihan ngobrol trus pake bahasa Indonesia but.... nope. Doi kan rada cerewet ya, dia maunya saus yang mirip kek yang dijual di Ams sana. Mana ada! Kemudian dia bertanya kepada mbaknya, "What kind of sauce you have here?" Tak kusangka, pertanyaan sesederhana itu bikin mbaknya kelabakan. Reaksi pertama adalah senyum-senyum gajelas, deg deg, kemudian manggil temennya yang bisa bahasa Inggris. Eike udah laper bok, langsung aja gw terjemahin. Mungkin sih agak ga sopan (karena gw kalo laper tuh bukan gw). Abis

Karena Sekarang #LiburanJadiMudah

    Ubud Masih inget rasanya beberapa tahun lalu, terkadang rencana jalan-jalan hanya akan berakhir sebagai rencana belaka karena ketidaksanggupan mengatasi keribetan pesan tiket dan hotel. Kebanyakan dari proses itu harus dilakukan offline a.k.a harus pesan di travel agen. Tak jarang pula perjalanan tak berjalan sesuai harapan karena tidak singkronnya informasi yang didapat dari pihak travel agen dan pihak yang satunya. Oh betapa sulitnya!  Bulan lalu, saya dan suami berada di Bali selama satu bulan. Tiket dari Surabaya ke Bali saya pesan satu minggu sebelum berangkat, membayarnya pun menggunakan kartu kredit atau kartu debit yang tak perlu keluar rumah dan hanya klik klik klik. Beberapa tahun yang lalu, saya yakin saya nggak bernyali pesan tiket seminggu sebelum keberangkatan. Pasti pesan sebulan dua bulan sebelum keberangkatan. Saya tak pernah menyangka kemajuan teknologi benar-benar membuat #LiburanJadiMudah dan sangat membantu proses traveling yang sering saya lakuk

Sebulan Di Bali

Kita sebulan di Bali. Lebih tepatnya Ubud karena kita cinta Ubud. Tapi bukan tanpa alasan kita datang kemari ya. H ambil kelas bahasa Indonesia di Ubud. Disuruh milih Jawa Tengah atau Bali, ya mending milih Bali sih aku ya. Pengen keluar dari atmosfer Jawa yang padat dan sibuk. Mending juga nikmatin hamparan padi di Ubud lol. Nah kita juga sebulan ini jadi semacem pesakitan sih. H sakit duluan, demam plus pilek. Tau lah kalo pilek udah pasti nular ya. Apalagi seranjang. Udah pasti deh ketularan itu. Jadi aku ikut partisipasi. Sama-sama sakitnya, teller, pusing, demam, pilek. Sekolahnya dia juga bolos beberapa kali haha. Tapi tetep ya aku antar jemput persis ojek gitu. jadilah kulit ini semakin eksotis. Karena 2 minggu pertama udah kek pesakitan yang luntang lantung di Ubud, akhirnya minggu ketiga pun kita coba eksplor daerah Klungkung-karangasem. Kita stay di Sidemen. Pas di tengah sawah lagi. Pokoknya puas lah ngeliatin sawah mulu.  Hari pertama di Sidemen, sore ha