Balinese is a lot of thing, but one thing for sure that they work efficiently when it is related to the documents. Gw selalu kasih tepuk tangan meriah kalau urus-urus dokumen di Bali tuh serba cepet banget. Di Denpasar ya terutama karena gw tinggal di sini. Nggak tau lagi kalau di daerah lain. Ini testimoni gw yang tiap tahun harus urus dokumen visa suami, tiap tahun harus ke Dukcapil, Polres, wira-wiri di desa urus printilan. Akhirnya tahun ini gw putuskan untuk pindah domisili ke Bali. Yeay. Bukan tanpa alasan, tapi karena untuk menjamin KITAP, gw harus domisili Bali. Suami gw udah terdaftar di Imigrasi Bali. Jadi daripada gw harus pindahin dia ke domisili asal gw, yang mana gw udah nggak tinggal di sana hampir 20 tahun, ya lebih baik gw yang pindah. Ternyata, pindah KTP tuh gampang banget ya. Gw kira gw harus pulang dulu ke domisili untuk cabut berkas. Setelah tanya langsung ke domisili asal gw (Pake WA dan jawabnya nunggu lama banget), mereka bilang untuk urus surat SKPWNI (Su
Beberapa tahun yang lalu, awal mengganasnya sosial media terutama whatsapp sebagai salah satu bentuk aplikasi pengganti sms, kegiatan bertukar pesan pun menjadi jauh lebih mudah. Tak terbatas seperti SMS, aplikasi-aplikasi yang muncul saat ini bisa membuat penggunanya mengirim ribuan karakter dalam sekali klik. Saya pun dulu, sering sekali asal copy-paste apapun yang dikirim orang tanpa konfirmasi kebenarannya. Contoh paling sederhana adalah pesan tentang keajaiban para nabi yang harus disebarkan melalui pesan berantai karena jika diabaikan besok kita bisa meninggal, atau tertimpa hal buruk yang ternyata jelas tak terjadi. Sempat berpikir apakah benar kalau kita tidak menyebarkan pesan tersebut, maka hal buruk akan menimpa kita? Karena penasaran pun saya akhirnya mencoba tidak mengirimnya dan ternyata tidak ada hal yang terjadi. Karena pada dasarnya bentuk pesan yang seperti itu digunakan untuk metode click bait untuk menghasilkan uang atau apapun itu dengan tujuan terte