It is one of the books that blown my mind. It's very well written and would probably relate with a lot of people who are in their journey to find themselves. So many people are talking about it but I did not buy it until a few months ago where I read the preview on the first pages. Easy for me to see if I want to buy the book or not. When the first pages hook me right away, I don't need to think twice. This book is one of them. This contains spoiler of course. Nora, the main character, like many of us, fall into depression and decided to kill herself. But she's not dead right away. She went into a kind of limbo between life and death. In that library she met a librarian, this librarian is a kind of a guide. Our guide that probably tasked when we were born. The librarian shows her lives that she could have had if she wants to. She is so depressed and thinks that no life will makes her happy enough to live it. I can totally understand her state. I was there....
Kabar burung atau yang sering dikenal sekarang dengan sebutan HOAX mencapai level yang sangat melelahkan. Hoax memang sudah ada sejak dahulu kala, sejak dari awal ku mengenal HP. Hoax yang sering terjadi adalah SMS yang tersebar menggunakan nama nabi atau tuhan atau agama dan mewajibkan orang yang menerima SMS tersebut untuk menyebarkannya sebanyak puluhan kali. Jika tidak disebarkan dalam hari yang sama maka penerima pesan akan mengalami nasib buruk, bahkan meninggal dan tidak akan pernah bahagia. Serem kan?
Jadilah diriku yang masih SMP kala itu bingung sekali apa yang akan terjadi padaku dan juga orang yang kukenal jika ku tak segera broadcast pesan biadab tersebut dalam hari itu. Jikalau pulsa sedang cukup, maka sesegera mungkin kusebar. Jika tidak, yaaa segera ku berangkat beli pulsa. Bodohnya aku.
Nah, masuk SMA, ku mulai bertanya-tanya apa iya kalau pesan itu nggak disebarkan kita bisa celaka? Karena penasaran akhirnya ku tantang diriku. Tapi doa dulu dong, "Ya tuhan kalo emang nasibku baik dan buruk semua itu atas kehendakmu. Bukan karena sms sialan ini". Ketika mendapatkan pesan seperti itu, kucoba tak kusebarkan. Dan dalam jangka waktu tertentu tak ada kejadian yang membuatku terpuruk atau kejadian buruk menimpa. Smua normal. Normal sekali. Jadi ku berpikir "FFS why did I do that? Stupid!".
Dulu sih susah ya konfirmasi berita tertentu karena cyber police masih nggak terlalu penting dan banyak. Tapi belakangan, dengan munculnya kegilaan hoax atas hal-hal konyol terciptalah cyber police (dan ini biasanya sesegera mungkin dikonfirmasi di akun Humas.pmj jika ada broadcast nyeleneh). Hoax yang rame kemaren adalah kasus RS yang katanya bonyok digebukin orang. Karena gw belajar dari pengalaman buat nggak segera percaya kabar atau pesan tertentu, jadilah gw santai aja bilang "Ya kalo emang dia digebukin, smoga pelakunya cepet ketemu dan cepet sembuh". Simpel kan?
Tapi kasusnya terbongkar terlalu cepat. Karena keesokan harinya RS mengaku itu bohong dan hoax. Alasan dihajar orang digunakan demi tidak membuat keluarganya khawatir karena hasil operasi sedot lemak (atau operasi apapun itu lah). Buat gw, gw lebih khawatir kalo tau mamak gw digebukin orang daripada tau bengkak karena operasi. Jadi menurut gw itu alasan absurd. Disaat dirinya yang dengan lantang selalu teriak tentang kabar bohong, hoax atau apapun itu tapi ternyata dia terpeleset sendiri dengan hoax yang tanpa sengaja diciptakannya sendiri.
Terlepas dari apapun alasan dibelakang RS mengaku digebuk orang, sangat disayangkan sekali ternyata jejeran orang teratas pun bisa membuat kabar bohong dan juga bisa membohongi orang-orang yang ada diatas sana. Sekali lagi, disini gw nggak tau dia beneran bikin berita bohong atau hanya intrik atau apapun itu, tapi hal ini benar-benar KONYOL.
Karena hal tersebut berkaitan dengan politik tentunya, dari kacamata pribadi gw hal ini adalah satu tindakan bego yang tidak dipikirkan rentetan yang ada di belakangnya. Yaaaa sudahlah yang jelas kita kudu jauh lebih pinter lagi dalam penggunaan IT dan tentunya lebih bijak lagi.
Buat Dokter Tompi si ahli bedah plastik, saya turut bersedih kemarin anda diserang diajarin politisi tentang hal yang menjadi ekspertise anda sendiri. Disini saya mikir, ibarat kata ada orang non eksak yang ngajarin saya gimana caranya nyari integral tingkat 3. Tapi saya tetap terhibur dengan cuitan para netijen di twitter terutama hashtag SaveRioDewanto. Karena seperti kata Netijen, kalau yang ngeluh soal mertua berarti belom pernah jadi seperti Rio Dewanto. Oh netijen ohh oh netijen
Jadi menurut gw sih, ketika kita dengar kabar yang kita sendiri nggak yakin itu bener apa nggaknya, jangan semakin memperkeruh keadaan dengan menyebarkannya plus menambah bumbu huru hara didalamnya. Karena gw yakin sih, diam lebih ok daripada menyebarkan sesuatu yang tak pasti 😁
Orang sekarang kalo saya liat mudah percaya hal-hal yang heboh. Tanpa perlu mencari tahu kebenarannya, terus share aja di grup biar keliatan eksis. Mungkin karena orang dulu makannya tradisional jadi otaknya gak gampang tremor kaya orang sekarang yang makanannya kebanyakan micin.
ReplyDeletehidup micin!
Deleteya gimana ya, padahal banyak yg berpendidikan lho masa sih ga kroscek dulu. masa kroscek cm sekali aja. emng tujuanny kan dibikin heboh biar smua fokus kesana sih. tapi skrg akun humas polri sdkt byk ya bantuin konfirmasi berita hoax atau bukan, jd sebelum share biasanya kutahan dulu sampai polri konfirm itu hoax apa bkn. kl bukan ya yg share lngsg tak bungkus lol!
jd kita jg kudu pinter jd filter sih mnrtku. yuk balik makan makanan tradisional lagi biar ga tremor uteknya wkwkwkkw