Skip to main content

Book: The Midnight Library

It is one of the books that blown my mind. It's very well written and would probably relate with a lot of people who are in their journey to find themselves.  So many people are talking about it but I did not buy it until a few months ago where I read the preview on the first pages. Easy for me to see if I want to buy the book or not. When the first pages hook me right away, I don't need to think twice. This book is one of them.  This contains spoiler of course.  Nora, the main character, like many of us, fall into depression and decided to kill herself. But she's not dead right away. She went into a kind of limbo between life and death. In that library she met a librarian, this librarian is a kind of a guide. Our guide that probably tasked when we were born.    The librarian shows her lives that she could have had if she wants to. She is so depressed and thinks that no life will makes her happy enough to live it. I can totally understand her state. I was there....

How I Deal With Plastic Waste Recently

 
 
Ceritanya, kita udah berusaha untuk diet plastik. Mengurangi penggunaan plastik kresek ketika belanja (beneran bawa tas sendiri), mengurangi pemakaian sedotan plastik, mengurangi apapun yang menggunakan plastik. Sebisa mungkin begitu. Tapi akhir-akhir ini kusadari kalau ternyata sampah plastik rumah tangga itu nggak sedikit. Dikit-dikit buang plastik. Contoh aja ya, plastik deterjen sekilo itu paling nggak sebulan 2 kali, bungkus pewanginya sebulan juga 2 bungkus, trus plastik mi instan, plastik bungkus barang paketan, bungkus minyak goreng, botol plastik minuman, gelas plastik beli kopi atau minuman, botol plastik deterjen yang nggak ada isi ulangnya (meskipun ada juga bungkusnya plastik), botol-botol saus kecap dll, ada pula karton susu yang tiap minggu paling nggak satu karton satu liter itu. Seriously, ini banyak banget dong sampah plastik ini.

Miris kan, apalagi kita yang cuma remah-remah rengginang dalam kaleng kongguan ini bukanlah siapa-siapa, paling nggak harus berusaha lah nggak membebani bumi ini lagi dengan plastik yang nggak bisa dicerna bumi sampai ratusan tahun. Jadi jiwa kepedulian gw lagi membara, tercetuslah ide untuk membersihkan dan memilah waste ini. Jadi gw beli keranjang 3, sementara ini. Keranjang cucian kotor itu, gw isi plastik khusus botol, karton khusus karton susu itu, plastik-plastik bungkus barang rumah tangga semisal deterjen.


Rencananya, bakal dipake buat numpak Suroboyo Bus 😂 btw ini bukan tulisan buat kompetisi Suroboyo Bus ya (wes telat!). Tapi emang tetiba kepikiran naik bis ini keliling Suroboyo cuma bayar pake plastik botol. Keren tah yo (kalo ga males ya otong2 botol plastik akeh teko Malang). Tapi kalau emang nggak gitu ya mau dijual ke Bank Sampah Malang deh. Berapa jumlah penjualannya? Ya paling sedikit banget, tapi fokusnya bukan ke duitnya tadi, tapi ke penyaluran sampah plastik yang larinya nggak ke sungai, laut atau manapun deh. Mungkin dijadikan hasta karya, bisa juga diolah jadi bentuk lain, bisa juga diapa-apain yang jelas nggak dibuang seketika.

Bumi lho yang menghuni ya kita-kita ini. Kalau kita nggak jaga, yo siapa yang mau jagain lho?? Ekosistem kalo seimbang, semuanya juga bakal imbang dan aman kan? Kesian lho liat ikan-ikan burung-burung laut isi lambungnya kok plastik semuanya 😔 Ya emang sih yang sulit pasti konsistensi dalam menjaga niat mengurangi penggunaan plastik. Gw berterimakasih banget kalo pas beli-beli sesuatu ditawarin dulu "mau pake plastik nggak?" karena kadang orang asal aja kasih plastik dan nggak mau kalo dibalikin plastiknya.

Nggak usah ngotot banget deh ngurus yang besar, ngurus sampah plastik diri sendiri aja dulu. Perubahan besar dimulai dari perubahan kecil kan?

Btw McD udah mulai kasih tulisan "#MulaiTanpaSedotan" di deket tempat saos itu yang menurutku improvement. KFC juga kayaknya

Comments

  1. Kalau saya punya lahan yang lumayan luas, ingin rasanya membuka bank sampah. Untuk mengurangi plastik, benar-bener sulit. Apa-apa sudah terbuat dari plastik seh.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Buka aja bang. Lumayan bs dikumpulin dlu kan, gatau deh ntr buat karya recycle ato apa lah yang pentign ga lngsung dibuang apalagi ntr ujung2nya ke laut :(

      apa2 dari plastik emg, sulit buat hindari pemakaian plastik. repot juga kan ya

      Delete
  2. coba di Indonesia diterapkan juga tuh membuat aspal pakai plastik. karena inggris dan belanda udah coba bikin aspal pakai limbah plastik, jadi bisa mengurangi limbah plastik yang ada di bumi. tapi memang kalau dipikir-pikir, ngubah kebiasaan untuk tidak menggunakan plastik itu susah.

    ReplyDelete
    Replies
    1. OIYA betul! Ada aspal dari plastik ya. katanya malah lebih kuat gitu. ya secara juga si plastik betah idup ratusan taun kan ga gampang terurai :/

      emang susah si merubah kebiasaan. aku juga kalo pas ga disiplin gt buang aja ga dipisah, abisnya nyesel :( trus disiplinin diri lagi. niatnya kudu kuat :D

      Delete
  3. Hmmm, menginspirasi sekali. Jadi malu, saya masih ogah-ogahan, bahkan masih belum terlalu perduli pada hal seperti ini, beli ini itu dikasih pakai plastik, y cuek saja. Padahal itu berdampak jangka panjang ya bagi bumi kita...apalagi kalau buang sampahnya sembarangan. Terima kasih mbak, postnya mengingatkan saya agar lebih peka lagi.

    Tapi btw, di sini ada kalimat remah-remah rengginang dalam kaleng kongguan, lha di post terbaru saya saya juga menyebut serasa jadi bubuk rengginang, kok bisa pas gitu ya? Hehehe.

    saya follow blognya y mbak

    ReplyDelete
    Replies
    1. MUAHAHAHAHAHA apakah kita fans garis kerasnya rengginang??? atau memang rengginang sangat merakyat?? hahahha

      harus saling mengingatkan mas :) kasian buminya, kasian masa kemaren liat video si penyu idungnya kemasukan sedotan plastik panjang bgt. berdarah2 dia, pasti sakit banget ga bs nafas itu :(

      smoga masnya bisa diet plastik ya, meskipun kita pasti blm bs 100% bebas plastik, setidaknya dikurangi dikit2. baby step begitu hehehe

      Delete

Post a Comment

Share your thoughts with me here

Popular posts from this blog

Pengalaman Bikin (Free) Schengen Visa di VFS Swiss

I know this is so normal but anyway I like to compare the experiences because people might have different cases and because I have nothing to lose so... here's my experience for applying Schengen Visa via Swiss (VFS). Kenapa nggak via Belanda? Karena rencana kita berkunjung lamanya ke Geneve - Swiss (ada urusan kerjaan suami gw) dan kami belum tau akan ke Belanda apa nggak saat itu (nggak jadi sih soalnya mepet banget).  Seperti yang sudah sering dibahas orang lain perihal syarat dan ketentuan apply Schengen visa, gw nggak akan nulis itu ya. Udah ada di website VFS, lengkap. Gw cuma tambahin dikit-dikit aja infonya yang mungkin sama seperti kasus yang baca kalo emang kebetulan sama sih 😂 "Ok jadi total pembayarannya 280 ribu rupiah ya" "HAH?? Cuma 200an mbak??? Visanya gratis???" "Suaminya masih WN Belanda kan mbak?" "Iya" "Oiya itu gratis, bisa pake visa tipe C. Jadi cuma bayar biaya admin aja" ...

Not A Robot

  There are so many things I did recently. It was all started since February. Not to complain about this, I just want to write it to release the stress. Because I know every choices has its own risks. Started from January, I commits to work on another blog of mine. Joining with another friend, we are committed to post at least one writing every week with different theme each week. This is still under construction *ahem, ini bukan bangunan* to make it good to read at. I will publish it here once it is ready to be published. We both are trying to be consistent. So far, I have been consistent and always post one every week. After decided to get married, I realize that it won't be that easy. No matter what, marrying someone never be easy. About the preparation and this and that. To be honest, I will not having a big feast for that. I will invite my close friends and family, although I still have to respect what my parents want to invite the neighbors (one block neighbors are tota...

[Book] Dunia Cecilia

'apakah kalian membicarakan hal semacam itu di surga?' 'tapi kami berusaha tidak membicarakannya dekat-dekat Tuhan. ia sangat sensitif terhadap kritik' Yap, sepenggal dialog antara Cecilia dan malaikat Ariel. Saya mengenal Jostein Gaarder sejak kuliah. Ehhhh 'mengenal' dalam artian kenal bukunya ya, kalo bisa kenal pribadi mah bisa seneng jingkrak-jingkrak hehehe. Jadi karena teman saya mendapat tugas kuliah membaca satu novel filsafat berjudul Dunia Sophie, saya jadi sedikit mengetahui si bapak Gaarder ini. Enak ya tugasnya anak sastra baca novel, tugas anak matematika ya baca sih, tapi pembuktian kalkulus -_- Dunia Cecilia ini buku pertama Jostein Gaarder yang saya baca, karena buku Dunia Shopie sangatlah berat berdasar review teman saya. Saya sih nggak perlu baca buku itu karena teman saya sudah benar-benar mahir bercerita. Jadilah saya sudah paham bener cerita Dunia Sophie tanpa membacanya. Novel ini atas rekomendasi teman saya, dia bilang kala...