Balinese is a lot of thing, but one thing for sure that they work efficiently when it is related to the documents. Gw selalu kasih tepuk tangan meriah kalau urus-urus dokumen di Bali tuh serba cepet banget. Di Denpasar ya terutama karena gw tinggal di sini. Nggak tau lagi kalau di daerah lain. Ini testimoni gw yang tiap tahun harus urus dokumen visa suami, tiap tahun harus ke Dukcapil, Polres, wira-wiri di desa urus printilan. Akhirnya tahun ini gw putuskan untuk pindah domisili ke Bali. Yeay. Bukan tanpa alasan, tapi karena untuk menjamin KITAP, gw harus domisili Bali. Suami gw udah terdaftar di Imigrasi Bali. Jadi daripada gw harus pindahin dia ke domisili asal gw, yang mana gw udah nggak tinggal di sana hampir 20 tahun, ya lebih baik gw yang pindah. Ternyata, pindah KTP tuh gampang banget ya. Gw kira gw harus pulang dulu ke domisili untuk cabut berkas. Setelah tanya langsung ke domisili asal gw (Pake WA dan jawabnya nunggu lama banget), mereka bilang untuk urus surat SKPWNI (Su
Myanmar terkenal dengan sebutan old version nya dari Asia Tenggara. Dari segi perekonomian dan pengembangan kotanya sih nggak terlihat mencolok maupun tertata rapi. Kalau secara penampakan dibandingkan dengan Jakarta sih masih 11-12 lah. Ada gedung-gedung tinggi mencolok lengkap dengan brand mahal didalamnya, tapi tak jauh dari situ banyak perkampungan kumuh. Sama halnya dengan makanan pinggir jalan, banyak dijual makanan dengan harga murah dan juga dengan level kebersihan yang ntah seberapa. Kalau dilihat sekilas sih mirip beberapa tempat makanan pinggir jalan yang ada di Indonesia, tapi ntah kenapa di Yangon terlihat lebih jorok. Jadi kita nggak berani terlalu dalam mencicipi. Padahal biasanya hajar aja. Tapi dibalik itu semua, bangunan cantik dibelakangnya sangat menggoda dan menarik. Bangunan yang dibangun kolonial Inggris ini sangat cantik dan menarik karena masih pada bentuk dan posisi yang sama. Bahkan rute jalannya pun berbentuk "kotak". Sungguh sangat kuran