Balinese is a lot of thing, but one thing for sure that they work efficiently when it is related to the documents. Gw selalu kasih tepuk tangan meriah kalau urus-urus dokumen di Bali tuh serba cepet banget. Di Denpasar ya terutama karena gw tinggal di sini. Nggak tau lagi kalau di daerah lain. Ini testimoni gw yang tiap tahun harus urus dokumen visa suami, tiap tahun harus ke Dukcapil, Polres, wira-wiri di desa urus printilan. Akhirnya tahun ini gw putuskan untuk pindah domisili ke Bali. Yeay. Bukan tanpa alasan, tapi karena untuk menjamin KITAP, gw harus domisili Bali. Suami gw udah terdaftar di Imigrasi Bali. Jadi daripada gw harus pindahin dia ke domisili asal gw, yang mana gw udah nggak tinggal di sana hampir 20 tahun, ya lebih baik gw yang pindah. Ternyata, pindah KTP tuh gampang banget ya. Gw kira gw harus pulang dulu ke domisili untuk cabut berkas. Setelah tanya langsung ke domisili asal gw (Pake WA dan jawabnya nunggu lama banget), mereka bilang untuk urus surat SKPWNI (Su
Setelah Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah, tetralogi terakhir dari Buru ini adalah Rumah Kaca. Berbeda dengan buku sebelumnya, Rumah Kaca ini mengambil seorang lain untuk membaca situasi yang dihadapi oleh Minke. Menelisik siapa saja tokoh tokoh yang diceritakan Minke di 3 buku sebelumnya. Apakah fakta ataukah hanya karangan belaka.
Buku ini auranya berbeda dari tiga buku sebelumnya. Karena di buku sebelumnya kita bisa mendalami sosok Minke dengan segala kegalauannya, disini kita memang memandang orang lain dari Rumah Kaca kita. Dari kacamata dengan data yang ada untuk digali lebih dalam. Kata salah satu kolega, ini closure dari ketiga buku sebelumnya.
Minke memang luar biasa, di masa segitu, Minke berani bersuara dengan tulisan termasuk hal yang sangat berani. Tantangannya dibredel atau yaaa minimal diasingkan lah, paling parahnya dihilangkan. Karena ketakutan akan mempengaruhi kekuasaan kolonial.
Tidak banyak yang bisa kutulis tentang buku keempat ini. Karena semua cerita sudah tercakup di tiga buku sebelumnya. Yang jelas di buku ini pembaca diajak untuk refleksi tentang apa yang dialami Minke di tiga buku sebelumnya. Sosok Minke yang bisa dibilang kontroversial dimasanya. Seperti kata mertua gw :
Terima kasih Minke, Terima kasih Pramoedya. Masterpiece ini harus dibaca semua orang. Kita beruntung pernah memiliki kalian 💗Menjadi berbeda di Indonesia itu sulit, kamu harus kuat Pris.
Bagus kan mbak? Semua bukunya Pramoedya bagus-bagus tau. Makanya saya ngoleksi buku-bukunya.
ReplyDeleteOh anda mengoleksinya? Ga berminat disumbangkan kepadaku yg unyuk ini? Pahala lho 😋
DeleteTapi seriusan deh, Pram, bruntung kita pnya Pram. Ya walopun pd akhirnya dia dikecewakan sih
Aku pun kasihan padanya furgoso
Deleteyauda pokoknya kutunggu bukunya dikirim ke malang ya mas e :D
Delete