Skip to main content

Book: The Midnight Library

It is one of the books that blown my mind. It's very well written and would probably relate with a lot of people who are in their journey to find themselves.  So many people are talking about it but I did not buy it until a few months ago where I read the preview on the first pages. Easy for me to see if I want to buy the book or not. When the first pages hook me right away, I don't need to think twice. This book is one of them.  This contains spoiler of course.  Nora, the main character, like many of us, fall into depression and decided to kill herself. But she's not dead right away. She went into a kind of limbo between life and death. In that library she met a librarian, this librarian is a kind of a guide. Our guide that probably tasked when we were born.    The librarian shows her lives that she could have had if she wants to. She is so depressed and thinks that no life will makes her happy enough to live it. I can totally understand her state. I was there....

Ini Dutch, Bukan Deutsch


Hari ini kelas Bahasa Belanda yang kedua dan ehmmm lagi lagi bacanya seperti Jerman. Ntah kenapa, terlalu lama terkontaminasi Jerman bertahun tahun jadi bikin lidah ini ngomongnya persis Jerman meskipun tulisannya Belanda. 

Trus jadi mikir hari ini, kayaknya ngomongnya lebih gampang Jerman daripada Belanda deh ya. Ya mungkin karena kebiasaan juga akhirnya juga begitulah. Baca vokal dobel malah diganti hurufnya, padahal vokal dobel di bahasa ini dibacanya panjang (contoh heeft dibacanya bukan hift tapi heift). Tapi ya lidah tidak bertulang. Mlungker mlungker. 

Duits yang harusnya dibaca Dauts, gw baca Deutsch (Doits). Artinya sih sama, tapi bacanya bego. Gini jadi mikir sejenak "oh begini ya rasanya murid gw yang gw suruh baca Korea dengan benar yang kedengeran kek mandarin" Lidah dan otaknya beda arah. 

Ini senin, dan hari ini juga gw punya kelas pertama Bahasa Belanda, trus langsung ngajar Korea. Lidah rasanya harus di setel ulang biar ganti nada. Itu ternyata cukup menantang lol. Tapi seru sih. Sekarang PR gw harus rajin baca. Baru kemarin nyuruh murid gw latihan baca novel Korea sekarang gw yang disuruh baca. Udah lupa rasanya jadi murid gimana 😂

Lucunya, yang ngajar kalo gw udah kebangetan banget dia bilang "Gapapa wis kamu kan dari selatan, masih lah ada logat logat aksen baca memper Jerman". 

Iya jadi PR ku hari ini dan selanjutnya adalah belajar membaca 😀

Comments

  1. Yang beda-beda tipis suka malah mbingungin ya. Waktu belajar Jerman dulu (sekarang sudah tidak bisa lagi, nggak pernah dipakai soalnya hehe), tetap saja nggak ngerti kalau Ibu ngomong Belanda. BTW, artikel ini bikin saya jadi ingat sama "Prisencolinensinainciusol", lagu tahun 70'an oleh Adriano Celentano (tentang gimana rasanya ngengerin omongan yang bahasanya kita nggak ngerti). :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. wAhh iya betul. Yang mirip2 dikiranya gampang eh malah ngeselin. Suka bingung dan terdistraksi dong :D

      eh lagu apa itu?? aku cek dulu ahh :D tp emang suka kesel sih kl ada ditengah2 orang yang bahasanya kita gatau apa. dan berprasangka "jangan2 mereka ngomongin aku lagi" hahah

      Delete

Post a Comment

Share your thoughts with me here

Popular posts from this blog

Pengalaman Bikin (Free) Schengen Visa di VFS Swiss

I know this is so normal but anyway I like to compare the experiences because people might have different cases and because I have nothing to lose so... here's my experience for applying Schengen Visa via Swiss (VFS). Kenapa nggak via Belanda? Karena rencana kita berkunjung lamanya ke Geneve - Swiss (ada urusan kerjaan suami gw) dan kami belum tau akan ke Belanda apa nggak saat itu (nggak jadi sih soalnya mepet banget).  Seperti yang sudah sering dibahas orang lain perihal syarat dan ketentuan apply Schengen visa, gw nggak akan nulis itu ya. Udah ada di website VFS, lengkap. Gw cuma tambahin dikit-dikit aja infonya yang mungkin sama seperti kasus yang baca kalo emang kebetulan sama sih 😂 "Ok jadi total pembayarannya 280 ribu rupiah ya" "HAH?? Cuma 200an mbak??? Visanya gratis???" "Suaminya masih WN Belanda kan mbak?" "Iya" "Oiya itu gratis, bisa pake visa tipe C. Jadi cuma bayar biaya admin aja" ...

Not A Robot

  There are so many things I did recently. It was all started since February. Not to complain about this, I just want to write it to release the stress. Because I know every choices has its own risks. Started from January, I commits to work on another blog of mine. Joining with another friend, we are committed to post at least one writing every week with different theme each week. This is still under construction *ahem, ini bukan bangunan* to make it good to read at. I will publish it here once it is ready to be published. We both are trying to be consistent. So far, I have been consistent and always post one every week. After decided to get married, I realize that it won't be that easy. No matter what, marrying someone never be easy. About the preparation and this and that. To be honest, I will not having a big feast for that. I will invite my close friends and family, although I still have to respect what my parents want to invite the neighbors (one block neighbors are tota...

[Book] Dunia Cecilia

'apakah kalian membicarakan hal semacam itu di surga?' 'tapi kami berusaha tidak membicarakannya dekat-dekat Tuhan. ia sangat sensitif terhadap kritik' Yap, sepenggal dialog antara Cecilia dan malaikat Ariel. Saya mengenal Jostein Gaarder sejak kuliah. Ehhhh 'mengenal' dalam artian kenal bukunya ya, kalo bisa kenal pribadi mah bisa seneng jingkrak-jingkrak hehehe. Jadi karena teman saya mendapat tugas kuliah membaca satu novel filsafat berjudul Dunia Sophie, saya jadi sedikit mengetahui si bapak Gaarder ini. Enak ya tugasnya anak sastra baca novel, tugas anak matematika ya baca sih, tapi pembuktian kalkulus -_- Dunia Cecilia ini buku pertama Jostein Gaarder yang saya baca, karena buku Dunia Shopie sangatlah berat berdasar review teman saya. Saya sih nggak perlu baca buku itu karena teman saya sudah benar-benar mahir bercerita. Jadilah saya sudah paham bener cerita Dunia Sophie tanpa membacanya. Novel ini atas rekomendasi teman saya, dia bilang kala...