Balinese is a lot of thing, but one thing for sure that they work efficiently when it is related to the documents. Gw selalu kasih tepuk tangan meriah kalau urus-urus dokumen di Bali tuh serba cepet banget. Di Denpasar ya terutama karena gw tinggal di sini. Nggak tau lagi kalau di daerah lain. Ini testimoni gw yang tiap tahun harus urus dokumen visa suami, tiap tahun harus ke Dukcapil, Polres, wira-wiri di desa urus printilan. Akhirnya tahun ini gw putuskan untuk pindah domisili ke Bali. Yeay. Bukan tanpa alasan, tapi karena untuk menjamin KITAP, gw harus domisili Bali. Suami gw udah terdaftar di Imigrasi Bali. Jadi daripada gw harus pindahin dia ke domisili asal gw, yang mana gw udah nggak tinggal di sana hampir 20 tahun, ya lebih baik gw yang pindah. Ternyata, pindah KTP tuh gampang banget ya. Gw kira gw harus pulang dulu ke domisili untuk cabut berkas. Setelah tanya langsung ke domisili asal gw (Pake WA dan jawabnya nunggu lama banget), mereka bilang untuk urus surat SKPWNI (Su
Akhir-akhir ini sedang menyelesaikan bacaan Tetralogi Buru yang mana itu (menurut gw) merupakan buku wajib untuk dibaca orang Indonesia. Semacem buku sejarah tapi bentuknya nggak keliatan kalo lagi bahas sejarah. Bahkan kata Soesilo Toer aja bilang "Pram itu, bikin buku sejarah non fiksi tapi dibikin kayak fiksi. Nah yang fiksi dia bikin kayak non fiksi. Tau Minke kan? Dia itu nyata, tokoh asli, tapi Pram aja bikinnya kayak fiksi". Statement ini semakin menguatkanku mengidolakan Nyai Ontosoroh sepenuhnya.
Diawal-awal emang krasa banget kebimbangan seperti "Ini buku kisahnya beneran nggak sih? Nyata nggak sih tokohnya?" Perlahan tapi pasti jadi mikir "Ah nggak lah kalo ini fiksi, semua cerita-cerita tentang negeri ini pernah gw baca dan datanya cocok kok". Penggunaan bahasanya pun cukup sekali, tidak terlalu tua tidak terlalu muda. Standar tapi tetap kerasa klasiknya. Terjemahan Bahasa Inggrisnya pun juga asik nggak kaku seperti buku-buku lawas. Ya memang sih ada beberapa kata yang masuk kosakata jadul seperti gubermen, tabik, sepku, dll. Kata-kata yang digunakan kala itu tetap ditulis seperti aslinya. Kata-kata yang bisa kita cari cepat di KBBI online untuk mengetahui artinya.
Buku ini selalu kubawa ke kantor untuk baca, kemudian muncul lah seorang history geek lainnya dan menyambar "Re-read ato baru pertama baca?" Gw jawab baru pertama baca. Hiyaaaaaa dicacimaki gw. Gw juga sih nyesel banget kenapa juga baru 2018 akhir gw baca buku ini. Bener-bener buku yang harus dibaca orang Indonesia. Mungkin buku ini harus mulai digunakan di sekolah-sekolah untuk belajar sejarah. Karena sejarah kan nggak semua orang suka. Justru malah kebanyakan orang benci sejarah karena kemasannya yang kurang menarik saat dipresentasikan.
At Kampoeng Heritage,
Ah ku terlalu jatuh cinta kepadanya. Pram pernah bilang, negarawan, politisi itu harus pernah baca buku Max Havelaar. Karena disitu dituliskan betapa hidup rakyat sengsara karena kegilaan orang orang yang ada di pemerintahan yang korup dan tidak peduli dengan rakyat, tapi hanya peduli dengan dirinya sendiri dan juganya memperkaya dirinya sendiri. Serius ya, untuk orang yang nggak tersentuh dengan membaca kondisi rakyat kala itu bener bener berhati setan. Setan bangsat yang nggak akan pernah tersentuh atau peduli dengan keadaan orang lain yang tidak memiliki kuasa apapun. Politisi harusnya baca buku itu. Dan politisi juga harus sudah selesai dengan dirinya sendiri. Kalau ndak gitu ya jadinya hanya peduli dengan dirinya sendiri.
Mungkin orang berpikir bahwa membaca buku sejarah itu tidak penting tapi menurut gw penting banget. Biar jiwanya sadar dan nggak hanya materi atau dirinya sendiri saja yang dipikirkan, tapi ini semacam pengingat untuk diri sendiri bahwa apa yang kita rasakan sekarang juga merupakan kerja keras dari nenek moyang kita dulu berdarah darah demi mengibarkan bendera merah putih, menjadi negara berdaulat. Lah trus kita harus lakukan apa untuk maintain kemerdekaan yang sudah kita punya ini? Ya jadilah orang yang berguna, jangan saling sindir jangan saling menyakiti meskipun berbeda. Terimalah orang lain yang berbeda dari kita, apapun pilihan politiknya, apapun ras, agama, pendapat dan semuanya yang berbeda dari kita. Asal, tidak saling melangkahi prinsip masing masing, tidak ada alasan bagi kita untuk tidak menghormati keputusan orang lain.
Inget ya, negeri ini diperjuangkan oleh orang orang yang berbeda keyakinan, berbeda ras, berbeda segalanya, yang mereka tau mereka menginginkan satu hal yang sama. Kemerdekaan Indonesia. Janganlah kita sakiti spirit dan perjuangan mereka dengan saling julid karena berbeda keyakinan atau pendapat.
Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawan (dan sejarah bangsanya).
Seperti kata mas Riza, abis baca tetralogi Buru ini kita bakalan berasa pinter 😎 Jadi gimana? yang belum baca buruan baca deh.
Eciehhh nembe bar rampung moco...
ReplyDeleteAku sih wes sue...
Wkwkwkwkwk
Hemm iya iyaaa kan aku jd cepet bacanya gara2 mbok kompori cak 🤣
Delete