Skip to main content

Posts

Showing posts from March, 2019

Perpanjang ITAS (Spouse/Dependant visa) Via Online

Terasa seperti ini, Gunung Baturnya ada tapi nggak keliatan. Sistemnya ada, tapi masih berkabut. Katanya sih berlaku sejak tanggal 17 Desember 2024, bersamaan dengan semua perubahan seperti paspor dan biayanya.  Karena harus perpanjang ITAS di akhir tahun, gw sudah kontak mereka dan bilang "Oh bisa extend via website." Di websitenya agak membingungkan buat pemula karena ada beberapa bagian. Bagian yang paling mentereng adalah bagian APPLY , yang mana ini harus digunakan untuk orang yang belum pernah apply ITAS . Sejenis untuk mendapatkan TELEX visa dulu yang nantinya dikonversi ke ITAS.  Perlu dicatat ini adalah ITAS dengan pasangan Indonesia sebagai sponsor ya. Tentunya perlu penjamin yang apply VITAS dll sebelum ke ITAS. Apply sebagai penjamin bisa di website yang sama. Tapi kalau apply sendiri bisa dengan menggunakan "Personal". Setelah masuk ke website imigrasi dengan menggunakan ID Penjamin, bagian HOME akan tampil beberapa hal. Nah, bagian Extend ITAS tuh a...

Menengok Karya Blanco

Balinese woman - taken by husband in Ibu Susu cafe Karena sendirian dan penasaran, berjalanlah kaki ini menuju Blanco Museum. Seorang daku yang ga paham soal lukisan (mertua gw pasti demen kalo dibawa kesini), mendatangi sebuah museum yang berisikan lukisan (?). Ceritanya sih Antonio Blanco ini ke Bali sekitar tahun '52, kemudian Raja Ubud yang baik hati memberikannya sepotong tanah untuk dijadikan rumah dan studionya. Letaknya ya di tempat museum ini berada, di seberang Tjampuhan. Btw di Tjampuhan ini dulu si Walter Spies juga punya rumah yang akhirnya pindah karena udah terlalu "berisik" banyak pengunjung. Ubud ini sepertinya magnet buat pekerja seni banget (atau seluruh Bali?). Blanco punya anak 4 dan yang mewarisi bakatnya cuma satu katanya. Dan Blanco meninggal akhir tahun 90an di usia yang cukup tua, sekitar 80 sekian. Coba kalau mau info lebih lanjut soal Blanco bisa datengi web nya aja disini . Nah apa yang kutangkap dari melihat fotonya Pak Blanco ini...

Aturan Plastik di Bali

  Seperti yang pernah terjadi, beberapa tahun lalu sudah ada aturan terkait penggunaaan tas plastik untuk belanja yang berbayar 200 rupiah. Iya sempet seneng banget akhirnya plastik berbayar meskipun murah banget (dan tentu sangat terlampau mampu membelinya). Tapi ternyata hangat seperti tahi ayam saja. Beberapa bulan setelah itu mereka membebaskan plastik berbayar tersebut. Lalu, Pemerintah Bali memutuskan untuk sangat membatasi penggunaan plastik di pulau dewata ini tercatat sejak Januari 2019. Sempet (meskipun sedikit) agak skeptis ya, Ah jangan-jangan juga hangat-hangat tahi kucing juga. Dan... ternyata, sekarang Maret 2019, nggak ada pertanyaan "Mau pakai plastik?" di minimarket. Rasanya mulut ini otomatis menjawab "nggak usah plastik" tapi kok pas abis beli ada yang kurang, apa ya... Ternyata, memang orang Bali tercatat taat dalam menjalankan aturan tanpa plastik tersebut. Beberapa minggu di Ubud ini, selain nggak pernah dapet plastik dari minimarket me...