Skip to main content

Book: The Midnight Library

It is one of the books that blown my mind. It's very well written and would probably relate with a lot of people who are in their journey to find themselves.  So many people are talking about it but I did not buy it until a few months ago where I read the preview on the first pages. Easy for me to see if I want to buy the book or not. When the first pages hook me right away, I don't need to think twice. This book is one of them.  This contains spoiler of course.  Nora, the main character, like many of us, fall into depression and decided to kill herself. But she's not dead right away. She went into a kind of limbo between life and death. In that library she met a librarian, this librarian is a kind of a guide. Our guide that probably tasked when we were born.    The librarian shows her lives that she could have had if she wants to. She is so depressed and thinks that no life will makes her happy enough to live it. I can totally understand her state. I was there....

Aturan Plastik di Bali

 

Seperti yang pernah terjadi, beberapa tahun lalu sudah ada aturan terkait penggunaaan tas plastik untuk belanja yang berbayar 200 rupiah. Iya sempet seneng banget akhirnya plastik berbayar meskipun murah banget (dan tentu sangat terlampau mampu membelinya). Tapi ternyata hangat seperti tahi ayam saja. Beberapa bulan setelah itu mereka membebaskan plastik berbayar tersebut.

Lalu, Pemerintah Bali memutuskan untuk sangat membatasi penggunaan plastik di pulau dewata ini tercatat sejak Januari 2019. Sempet (meskipun sedikit) agak skeptis ya, Ah jangan-jangan juga hangat-hangat tahi kucing juga. Dan... ternyata, sekarang Maret 2019, nggak ada pertanyaan "Mau pakai plastik?" di minimarket. Rasanya mulut ini otomatis menjawab "nggak usah plastik" tapi kok pas abis beli ada yang kurang, apa ya...

Ternyata, memang orang Bali tercatat taat dalam menjalankan aturan tanpa plastik tersebut. Beberapa minggu di Ubud ini, selain nggak pernah dapet plastik dari minimarket meskipun belanja banyak pun, sedotan di beberapa tempat pun sudah berubah menjadi sedotan bambu, stainless, atau paper straw (ini di Starbucks).

Btw soal Starbucks ini, sedotannya jadi dari kertas kan. Jadi jangan lama-lama kalo mau minum soalnya lebih dari 30 menit sedotannya bisa jadi bubur kelamaan di dalem air 😂 atau kalau nggak gitu udah nggak bisa disedot karena pas masuk di cup lid nya si paper nya jadi rusak nyunyut gitu haha! Trus soal cup lid, kemaren ke Starbucks yang di pusat Ubud, mereka pake cup lid yang bisa diminum dari situ tanpa sedotan (jadi lid nya mirip yang buat minuman panasnya, tapi ini buat yang dingin gitu). Unfortunately, gelas-gelas mereka masih dari plastik semua sih. Tapi ya great movement lah. Denger-denger di Surabaya juga udah ada Starbucks yang gitu juga.


Seorang teman yang hidup di Singaraja bilang kalau sekarang dia pun kesulitan menemukan plastik kresek jadi harus rajin beli dan bawa tas belanja sendiri. Seorang teman yang hidup di Denpasar pun pernah membawa plastik kreseknya sendiri (bekas beli sesuatu) tapi ditolak sama yang punya toko katanya nanti dia yang kena razia meskipun itu bukan plastik dari tokonya.

Dan, gw pun baru pertama kali dalam hidup gw kesulitan nemuin tas plastik buat ngirim baju kotor ke laundry. Sumpah demi apa biasanya ada di koper, di tas, di bekas kresek minimarket, jadi gw sempet bingung harus gimana nih bungkus baju-baju kotor ini. Nah gw punya paper bag kan, gw pake itu akhirnya dan paper bag gw dibalikin sama abang laundry nya. Jadilah gw bisa pake lagi kan soalnya gw nggak punya tas belanja yang gw bawa ke Bali.

Penggunaan tas plastik emang masih nggak bisa 100% dihindari dari kehidupan sehari-hari. Tapi bukan berarti nggak bisa kan substitusi dengan yang lainnya. Itu masalah kebiasaan aja. Oh ya, yang mau jalan-jalan ke Bali siapin tas belanjaan sendiri.

 
nggak nyesel beli tas ini, super gede enak banget semua muat kek tas sampah. 150 bath aja 😄

Kebayang gimana bahagianya gw akhirnya penggunaan plastik bisa dikurangi? BAHAGIA BANGET! Gw bangga banget sama orang-orang yang beneran taat patuh menjalankan aturan tanpa plastik ini. Sumpah bahagia banget! Perasaannya itu seperti "FINALLY!!!"

Serius, bayangkan orang satu pulau mengurangi penggunaan plastik, bisa berapa plastic waste yang kita kurangi? Itu kalau orang satu pulau, kalau orang dua pulau, tiga pulau, dan tujuhbelasribu pulau? Bruh, ada harapan untuk bumi kita!

So, let's keep doing this! I can, you can, we can! 💓

Comments

  1. Sesok-sesok gowo karung mbak, muat akeh nak nang indomaret. Sak mas-mase malah iso mlebu, wkwkwkwk

    ReplyDelete

Post a Comment

Share your thoughts with me here

Popular posts from this blog

Pengalaman Bikin (Free) Schengen Visa di VFS Swiss

I know this is so normal but anyway I like to compare the experiences because people might have different cases and because I have nothing to lose so... here's my experience for applying Schengen Visa via Swiss (VFS). Kenapa nggak via Belanda? Karena rencana kita berkunjung lamanya ke Geneve - Swiss (ada urusan kerjaan suami gw) dan kami belum tau akan ke Belanda apa nggak saat itu (nggak jadi sih soalnya mepet banget).  Seperti yang sudah sering dibahas orang lain perihal syarat dan ketentuan apply Schengen visa, gw nggak akan nulis itu ya. Udah ada di website VFS, lengkap. Gw cuma tambahin dikit-dikit aja infonya yang mungkin sama seperti kasus yang baca kalo emang kebetulan sama sih 😂 "Ok jadi total pembayarannya 280 ribu rupiah ya" "HAH?? Cuma 200an mbak??? Visanya gratis???" "Suaminya masih WN Belanda kan mbak?" "Iya" "Oiya itu gratis, bisa pake visa tipe C. Jadi cuma bayar biaya admin aja" ...

Not A Robot

  There are so many things I did recently. It was all started since February. Not to complain about this, I just want to write it to release the stress. Because I know every choices has its own risks. Started from January, I commits to work on another blog of mine. Joining with another friend, we are committed to post at least one writing every week with different theme each week. This is still under construction *ahem, ini bukan bangunan* to make it good to read at. I will publish it here once it is ready to be published. We both are trying to be consistent. So far, I have been consistent and always post one every week. After decided to get married, I realize that it won't be that easy. No matter what, marrying someone never be easy. About the preparation and this and that. To be honest, I will not having a big feast for that. I will invite my close friends and family, although I still have to respect what my parents want to invite the neighbors (one block neighbors are tota...

[Book] Dunia Cecilia

'apakah kalian membicarakan hal semacam itu di surga?' 'tapi kami berusaha tidak membicarakannya dekat-dekat Tuhan. ia sangat sensitif terhadap kritik' Yap, sepenggal dialog antara Cecilia dan malaikat Ariel. Saya mengenal Jostein Gaarder sejak kuliah. Ehhhh 'mengenal' dalam artian kenal bukunya ya, kalo bisa kenal pribadi mah bisa seneng jingkrak-jingkrak hehehe. Jadi karena teman saya mendapat tugas kuliah membaca satu novel filsafat berjudul Dunia Sophie, saya jadi sedikit mengetahui si bapak Gaarder ini. Enak ya tugasnya anak sastra baca novel, tugas anak matematika ya baca sih, tapi pembuktian kalkulus -_- Dunia Cecilia ini buku pertama Jostein Gaarder yang saya baca, karena buku Dunia Shopie sangatlah berat berdasar review teman saya. Saya sih nggak perlu baca buku itu karena teman saya sudah benar-benar mahir bercerita. Jadilah saya sudah paham bener cerita Dunia Sophie tanpa membacanya. Novel ini atas rekomendasi teman saya, dia bilang kala...