Skip to main content

Book: The Midnight Library

It is one of the books that blown my mind. It's very well written and would probably relate with a lot of people who are in their journey to find themselves.  So many people are talking about it but I did not buy it until a few months ago where I read the preview on the first pages. Easy for me to see if I want to buy the book or not. When the first pages hook me right away, I don't need to think twice. This book is one of them.  This contains spoiler of course.  Nora, the main character, like many of us, fall into depression and decided to kill herself. But she's not dead right away. She went into a kind of limbo between life and death. In that library she met a librarian, this librarian is a kind of a guide. Our guide that probably tasked when we were born.    The librarian shows her lives that she could have had if she wants to. She is so depressed and thinks that no life will makes her happy enough to live it. I can totally understand her state. I was there....

Catatan Kuliah (3) : Matematika ternyata begini



Resmilah kusandang jabatan sebagai mahasiswa matematika selama periode 2009 hingga 2014 Januari. Trus mikirnya, gimana ya, masa ngitung terus-terusan sih? Masa sih cuma berkelut di bidang perkalkulatoran, integral, kali kalian, bagi bagian??

Ternyata oh tidak saudara tidakkkk. Beberapa matakuliah sangat absurd hingga tiap kali kuliah selalu mikir "Ah ini gw salah banget nih masuk jurusan nih". Begitu aja melulu sampe semester 4. Nilai C adalah sahabatku. Kalkulus itu berat. Trus ketemu matakuliah yang isinya cuma pembuktian ajaaaaa sampe basi. Pernah lho disuruh membuktikan 1+1 = 2 itu gimana. Teoremanya macem-macem, conjecture nya begitu, gak selembar dua lembar kertas folio. Ada pula matakuliah yang isinya pembuktian dan satu soal abis 4 lembar folio. Capek ngerjainnya serius, nyontek yang ga mikir aja capek.

Matematika murni itu sangat murni sekali tanpa campuran boraks dan kawan-kawannya. Jadi kuliahnya lebih berat. Materi yang dibebankan pun lebih dari matematika pendidikan. Satu bab di matematika murni bisa selesai 1-3 kali pertemuan, sedangkan untuk matematika pendidikan bisa selesainya diatas 4 kali pertemuan. Bedanya apa? Matematika pendidikan dituntut untuk menjelaskan ulang materi mereka sedangkan  yang murni untuk diri sendiri. Jadi kalau ada pahit-pahitnya ya ditelan sendiri.

Karena gw sering banget dapet nilai C, akhirnya gw ambil kuliah ikut kelas pendidikan (itulah sebabnya temen gw lebih banyak jenisnya karena hampir semua kelas gw masukin lol). Kenapa? Karena mereka slow, meskipun dosennya sama tapi pace nya beda. Serius kek liat dosen bipolar aja jadinya. Mereka menyesuaikan tempaan materi ke penerimanya.

Nilai gw cuma bagus di matakuliah programming dan sahabatnya. Ini ternyata gw emang punya passion di utek-utek code, karena hasilnya langsung keliatan mata. Nilai terjelek kuliah pemrograman itu B itupun emang gw kurang mampu banget di bagian itu. Jadi gw ambil minornya programming.

Lah matematika, lu belajar integral ya nanyalah ke fisika, kimia sana hasilnya. Nggak akan keliatan di matematiknya. Ketika gw frustasi gw bilang "Apa sih ini ngitung doang tapi nggak tau bentuk hasilnya gimana". Temen gw dari fisika jawab "Itu buat ngitung di mesin XXX buat nentuin XXX yang mengakibatkan kemampuan XXX berkembang secara XXX jadi nanti kita bisa tau XXX ..." Mereka jelasin panjang kemudian gw mikir "Lah kita babu lu semua dong". Dengan kompak mereka jawab "TIDAK SALAH LAGI". 

Positifnya apa masuk jurusan matematika? Mereka mendidik kita untuk doing things in order. Berurutan. Ga ada ceritanya pembuktian melompat-lompat. Bisa digampar. Menyederhanakan masalah besar menjadi kecil, dan menghilangkan masalah kecil yang nggak penting. Ini yang akhirnya membentuk mindset berpikir dan bertindak dalam hidup termasuk ngomong NOL delapan satu bukan KOSONG delapan satu dalam penyebutan nomer HP.

Apakah itu aja yang gw dapet selama kuliah matematika? Sepertinya iya 😂

Buat yang pengen masuk matematika, murni terutama, kalian persiapkan diri mendalami matematika yang super abstrak. Yang ingin masuk pendidikan matematika, persiapkan mental dan kertas untuk menuliskan hal bertele-tele birokrasi tentang pendidikan.

Ada yang minat masuk matematika?

Cerita selanjutnya di sini ya...

Comments

  1. Bapak ibu ku matematika kabeh. Nek anake sinau soal matematika, walaupun soal pilihan ganda, HARUS DITULIS CARANYA. Entuk seko endi jawaban kui, wkwkwkwk

    Mergo dilatih ngono, gak sempet jenenge nyontek nek ulangan matematika, wkwkwkwk

    Mulakne anake do pinter logika matematika. Soale terbiasa menyelesaikan sesuatu dari diketahui, dirinci, dijawab secara gamblang sesederhana mungkin.

    ReplyDelete
    Replies
    1. nah betul itu. akhirnya membentuk mindset matematika yang terperinci. Yg paling penting adalah menyederhanakan mslh besar jd kecil, mslh kecil jd hilang hahahaha.

      satu lagi, kalo ga tau caranya kita akan blg "ah soalnya salah itu" LOL

      Delete
    2. Bener

      Pas rumuse dilebokke jawabane ora ketemu


      HAHAHA

      Delete

Post a Comment

Share your thoughts with me here

Popular posts from this blog

Pengalaman Bikin (Free) Schengen Visa di VFS Swiss

I know this is so normal but anyway I like to compare the experiences because people might have different cases and because I have nothing to lose so... here's my experience for applying Schengen Visa via Swiss (VFS). Kenapa nggak via Belanda? Karena rencana kita berkunjung lamanya ke Geneve - Swiss (ada urusan kerjaan suami gw) dan kami belum tau akan ke Belanda apa nggak saat itu (nggak jadi sih soalnya mepet banget).  Seperti yang sudah sering dibahas orang lain perihal syarat dan ketentuan apply Schengen visa, gw nggak akan nulis itu ya. Udah ada di website VFS, lengkap. Gw cuma tambahin dikit-dikit aja infonya yang mungkin sama seperti kasus yang baca kalo emang kebetulan sama sih 😂 "Ok jadi total pembayarannya 280 ribu rupiah ya" "HAH?? Cuma 200an mbak??? Visanya gratis???" "Suaminya masih WN Belanda kan mbak?" "Iya" "Oiya itu gratis, bisa pake visa tipe C. Jadi cuma bayar biaya admin aja" ...

[Book] Dunia Cecilia

'apakah kalian membicarakan hal semacam itu di surga?' 'tapi kami berusaha tidak membicarakannya dekat-dekat Tuhan. ia sangat sensitif terhadap kritik' Yap, sepenggal dialog antara Cecilia dan malaikat Ariel. Saya mengenal Jostein Gaarder sejak kuliah. Ehhhh 'mengenal' dalam artian kenal bukunya ya, kalo bisa kenal pribadi mah bisa seneng jingkrak-jingkrak hehehe. Jadi karena teman saya mendapat tugas kuliah membaca satu novel filsafat berjudul Dunia Sophie, saya jadi sedikit mengetahui si bapak Gaarder ini. Enak ya tugasnya anak sastra baca novel, tugas anak matematika ya baca sih, tapi pembuktian kalkulus -_- Dunia Cecilia ini buku pertama Jostein Gaarder yang saya baca, karena buku Dunia Shopie sangatlah berat berdasar review teman saya. Saya sih nggak perlu baca buku itu karena teman saya sudah benar-benar mahir bercerita. Jadilah saya sudah paham bener cerita Dunia Sophie tanpa membacanya. Novel ini atas rekomendasi teman saya, dia bilang kala...

Not A Robot

  There are so many things I did recently. It was all started since February. Not to complain about this, I just want to write it to release the stress. Because I know every choices has its own risks. Started from January, I commits to work on another blog of mine. Joining with another friend, we are committed to post at least one writing every week with different theme each week. This is still under construction *ahem, ini bukan bangunan* to make it good to read at. I will publish it here once it is ready to be published. We both are trying to be consistent. So far, I have been consistent and always post one every week. After decided to get married, I realize that it won't be that easy. No matter what, marrying someone never be easy. About the preparation and this and that. To be honest, I will not having a big feast for that. I will invite my close friends and family, although I still have to respect what my parents want to invite the neighbors (one block neighbors are tota...