Skip to main content

Pakai eSIM Untuk 30 Hari di Belanda

Amsterdam Ini pertama kalinya beli eSIM. eSIM ini nggak semua ponsel bisa, kebetulan aja gw beli karena ya ponsel gw bisa dipake eSIM. Sebelumnya sih gw jarang banget beli kuota internet kalau ke luar Indonesia. Kalau dibilang mahal buanget sih tergantung negaranya ya, cuma kadang males. Jadi kalau lagi di luar dan nggak ada internet gw bisa bilang "Wah lagi nggak ada internet gw di luar" 😅 Nah, gw pilih eSIM karena mikir kalau pake alat   macem mifi begitu pasti harus pick up alatnya, kalau beli SIMCARD ribet harus kasih paspor, harus ganti kartunya juga. Lalu terbesitlah eSIM. Gw cari beberapa eSIM yang banyak beredar buat di Eropa. Tadinya mau milih Simyo tapi harus abonemen bulanan. Ah nggak dulu deh. Kalau lamaan di sana aja baru okelah.  Tiap kali ke luar negeri, gw nggak pernah pakai roaming dari kartu gw sendiri karena menakutkan harganya. Tidak  worth it.  Akhirnya gw nemu eSIM dari  Maya . Menurut gw, kartu ini termasuk bersaing harganya. Gw beli yang 3GB dengan ha

Catatan Kuliah (5) : Minor di jurusan matematika

Pemberontak

Hingga tahun ketiga atau semester 5 kita mulai untuk memilih penjurusan, disitulah kita mulai berpisah. Penjurusan ini sering gw sebut minor. Jadi kalo gw tulis di resume ya mayor gw matematika, minor gw komputasi.

Berikut adalah urutan minor dari yang paling rame sampe yang paling sepi :

Minor sejuta umat, Statistika

Kenapa sejuta umat? Karena katanya gampang. Gampang dari mana sih gw bingung, kerjanya ngolah data doang. Merekayasa data juga. Merekayasa ini ya nggak yang bohongi orang lah tentunya, nggak gitu. Yaaa paling dibuletin lah dikit-dikit. Minitab, SPSS itu sahabat mereka. Gatau lah data diolah gimana jadinya yang duh nggak nyampe di otak gw. Selain matakuliah statistik yang wajib, gw cuma ikut statistik pilihan dua matakuliah. Itupun terpaksa karena harus ada sekian persen (dibawah 50%) ambil matakuliah dari minor lain. Ada statistika terapan yang gw ambil (nyesel gw ambil ini) dan juga aktuaria. Nah aktuaria ini gw ambil karena dosennya murah nilai, tapi gw selese kuliah ini nggak paham apa-apa tapi dapet A. Karena dosennya nyuruh kita nulis nilai yang kita mau. Ya jelas A lah. Gw inget pertanyaan beliau ketika masuk kelas di hari pertama, "Sesuatu ini harus dibayarkan ketika ikut asuransi, disebut apa?" Satu kelas nggak ada yang bisa jawab. Kemudian beliau bilang "PREMI YA ALLAH, KALIAN KEBANGETAN BANGET SIH PREMI AJA GAK TAU" 😂 Ya emang gw nggak tau mau gimana dong 😆

Minor bagi pemberontak, Komputasi

Kenapa pemberontak? Karena kita merasa terjebak di matematika. Banyak dari kita yang ternyata lebih suka coding dan atur logika daripada pembuktian teorema. Apalagi setelah merasakan manisnya mengolah basis data dan mengkoneksikannya ke program buatan sendiri, woah. Itu rasanya ngerasa pinter kayak hacker. Minor ini juga sering diambil orang statistika karena katanya nggak semikir lainnya. Tapi ya mereka sama kek gw di kelas statistika, hanya memenuhi berapa persen tadi yang diwajibkan. Tanya aja ke anak komputasi gimana cara mereka menyelesaikan coding mampet? Dari mimpi. Biasanya coding yang ga bisa terpecahkan selalu kebawa mimpi dan di mimpi eh codingnya jadi. Kadang juga udah bener kodenya tapi tetep salah, solusinya adalah copy paste aja kode yang sama. Biasanya masalah terselesaikan. Aneh sih tapi sering begitu.

Sebenernya sih, kita pake banyak logika di pemrograman yang tentunya juga dipelajari di kelas matematika lainnya. Cuma nggak pembuktian teorema tetek bengek aja, lebih ke langsung penyelesaian masalah jadinya keliatan ada gunanya. 

Minor bagi orang yang berharap mampu menerapkan ilmu matematika dengan cepat, Matematika Terapan

Sesuai namanya, orang yang pilih minor ini adalah orang yang lempeng dan berharap bermanfaat bagi bangsa dan negara. Karena seperti yang udah gw tulis sebelumnya kalau matematika itu hanya "babu" dari ilmu eksakta lainnya, disini mereka bisa menemukan dunia mereka. Seperti pemanfaatan penjadwalan, penentuan rute tercepat dan terpendek, dll dll. Seru sih sebenernya, tapi males ikut lol.

Minor bagi orang yang suka dengan hal absurd, Aljabar

Sesuai namanya, minor ini itu terdengar nggak masuk akal banget buat gw. Gw dapet dasarnya aja udah pusing.

Minor bagi orang dengan idealisme tinggi dan nggak masuk akal, Analisis.

Jadi kalau aljabar itu absurd, analis itu lebih nggak masuk akal lagi. Tapi mereka bersaing dalam jumlah pendaftar kuliahnya. Kurang dari 5. Sedangkan kelas baru dibuka jika peminatnya minimal 5 orang. Sampe mohon-mohon yang niat ikut ini biar kelasnya dibuka walaupun kurang dari 5 orang.

Tapi secara keseluruhan, ilmu matematika itu dipake kok dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun nggak semudah fisika untuk menemukannya, tapi tetep dipake kok. Kelasnya aja yang beda 😉 Yang paling gampang adalah penjadwalan pegawai atau kelas, penentuan rute terpendek dan terjauh (yang level up yooo). Seru kalau kita tau seketika hasilnya. Tapi kalau diangan-angan itu cuma orang tertentu aja yang mampu menembusnya. Dan itu bukan aku 😂

Cerita sebelumnya disini ya

Comments

  1. Wah kayaknya kalo gue masuk jurusan matematik, gue bakalan masuk ke komputasi juga deh. Pemberontak mania. Huehehehe. *tapi untung nggak masuk matematika :p

    ReplyDelete
    Replies
    1. wahhhh tos sesama pemberontak harus bergandengan *ehh

      Delete
  2. Kunjungan perdana. Salam kenal neng geulis...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo salam kenal juga, trimakasih sudah berkunjung :)

      Delete
  3. Aku masuk matematika, sesuke mesti resign dadi mahasiswa

    Wkwkwkwk

    ReplyDelete
    Replies
    1. lho aku iki didukuni makane kuat dadi mahassiwa. kok yo coba ora diewangi dukun yo resign mben e dadi mahasiswa

      Delete

Post a Comment

Share your thoughts with me here

Popular posts from this blog

Romanticizing My Cooking

Bakso I have to admit that my love for cooking is growing. It's growing and I can't believe it myself. This feeling has been like this since probably two years ago. Before, cooking felt like a hard work that I had to fulfill. It still is, but the difference is I enjoy it now. So it does not feel like I am forcing myself.  Back then whenever I cooked, it's either wrong recipe or incorrect measurement. It never tasted right. So I gave up cooking just because I never found the right one. And then I started to feel that I wanna eat better. I don't want to just eat whatever, I want to know what goes into my body. If I prepare it myself, then I know it's good one.  I don't eat too much sugar, sometimes it is hard to buy one thing outside and has a lot of sugar in it. So cooking it myself will allow me to control the amount of sugar. So I found recipes and I tried to make them. As to my surprise, they taste right! Exactly how they should have tasted. That made me happy

Gojek ke bandara juanda

While waiting, jadi mending berbagi sedikit soal gojek. Karena saya adalah pengguna setia gojek, saya pengen cobain ke bandara pake gojek. Awalnya saya kira tidak bisa *itu emang sayanya aja sih yang menduga nggak bisa*, trus tanya temen katanya bisa karena dia sering ke bandara pakai motornya. Nah berarti gojek bisa dong?? Sebelum-sebelumnya kalo naek gojek selalu bayar cash, tapi kali ini pengen cobain top up go pay. Minimum top up 10ribu. Jadi saya cobain deh 30ribu dulu. Eh ternyata lagi ada promo 50% off kalo pake go pay. Haiyaaaaa kenapa ga dari dulu aja ngisi go pay hahaha. Dari kantor ke bandara juanda sekitar 8km. Kantor saya sih daerah rungkut industri. Penasarannn banget ini abang mau lewat mana ya. Tertera di layar 22ribu, tapi karena pakai go pay diskon 50% jadinya tinggal 11ribu. Bayangin tuhh... pake bis damri aja 30ribu hahaha. 11ribu udah nyampe bandara. Biasanya 15ribu ke royal plaza dari kantor haha. Lagi untung. Bagus deh. Nah sepanjang perjalanan, saya mikir ter

Pakai eSIM Untuk 30 Hari di Belanda

Amsterdam Ini pertama kalinya beli eSIM. eSIM ini nggak semua ponsel bisa, kebetulan aja gw beli karena ya ponsel gw bisa dipake eSIM. Sebelumnya sih gw jarang banget beli kuota internet kalau ke luar Indonesia. Kalau dibilang mahal buanget sih tergantung negaranya ya, cuma kadang males. Jadi kalau lagi di luar dan nggak ada internet gw bisa bilang "Wah lagi nggak ada internet gw di luar" 😅 Nah, gw pilih eSIM karena mikir kalau pake alat   macem mifi begitu pasti harus pick up alatnya, kalau beli SIMCARD ribet harus kasih paspor, harus ganti kartunya juga. Lalu terbesitlah eSIM. Gw cari beberapa eSIM yang banyak beredar buat di Eropa. Tadinya mau milih Simyo tapi harus abonemen bulanan. Ah nggak dulu deh. Kalau lamaan di sana aja baru okelah.  Tiap kali ke luar negeri, gw nggak pernah pakai roaming dari kartu gw sendiri karena menakutkan harganya. Tidak  worth it.  Akhirnya gw nemu eSIM dari  Maya . Menurut gw, kartu ini termasuk bersaing harganya. Gw beli yang 3GB dengan ha