Skip to main content

Book: The Midnight Library

It is one of the books that blown my mind. It's very well written and would probably relate with a lot of people who are in their journey to find themselves.  So many people are talking about it but I did not buy it until a few months ago where I read the preview on the first pages. Easy for me to see if I want to buy the book or not. When the first pages hook me right away, I don't need to think twice. This book is one of them.  This contains spoiler of course.  Nora, the main character, like many of us, fall into depression and decided to kill herself. But she's not dead right away. She went into a kind of limbo between life and death. In that library she met a librarian, this librarian is a kind of a guide. Our guide that probably tasked when we were born.    The librarian shows her lives that she could have had if she wants to. She is so depressed and thinks that no life will makes her happy enough to live it. I can totally understand her state. I was there....

Catatan Kuliah (6) : Masuk bareng, keluar bareng (?)


Sanur

Sebagai mahasiswa yang masih belum mengenal kerasnya kehidupan kala itu, kita berikrar "Kita masuk bareng kita juga harus keluar bareng."

Naif? Iya tentu. Maklumin aja namanya juga mahasiswa baru kan. Maunya yang flawless terus. Tapi apa salahnya sih berdoa baik kali aja malaikat mengamini lol. 

Ternyata, kenyataannya, tentu saja tidak. Iya kalau semua setting nya default semua mahasiswa tidak ada kesulitan yang berarti, dosen nggak resek, mahasiswa juga nggak resek, data nggak resek, pasti lulus bareng kita. Kehidupan perkuliahan keras di akhir hahaha

Gw dari awal masuk kampus ngerasa kalo gw nggak akan lulus tepat waktu. Aneh ya, harusnya orang mikir lulus tepat waktu tapi gw udah ada feeling. Dan gw berusaha keras buat nggak terlalu jatuh dalam angka. Ya maksudnyaaaa karena gw anak minor komputasi jadi gw udah bisa tebak lah data yang gw pake pasti agak makan waktu.

Jadi range kelulusan adalah 7 semester, 8 semester, 9 semester, diatas 9 semester. Temen gw yang lulus 7 semester adalah mahasiswa yang SUPER JENIUS (dan pelit). Yang mereka pikirin ya cuma diri mereka sendiri dan jarang berbagi ilmu (nggak semua lho ya, tapi ini pake kasus gw). Skripsi mereka diluar bayangan gw dan mereka ntah gimana caranya pokoknya selesai 7 semester. Ini kalo ada temen gw yang baca, ya jangan sakit hati ya, karena emang kalian begitu 😋 tapi tenang aja kalo kalian nggak begitu yaaa kita nggak akan punya cerita. Tapi satu yang gw yakin bener, kalian kerja keras untuk selesaikan itu untuk mengejar fase selanjutnya dalam timeline kalian.

Kemudian yang lulus tepat waktu 8 semester adalah mereka yang beruntung karena tipe skripsi mereka biasanya yang lempeng-lempeng aja dan harus yang aman serta dospem nggak terlalu resek biasanya. Mereka ini tipe kalem lah.

Nah kalo ada yang 9 semester bisa jadi skripsinya lempeng tapi dosennya nggak lempeng, bisa jadi juga datanya yang nggak lempeng (kek gw yang datanya harus nunggu 2 bulanan, ancik-ancik eri kalo kata Orang Jawa). Meskipun kalau 2 bulan sebenernya juga nggak lama banget, gw aja yang males sih 😆 Program gw juga belum jadi waktu itu. 

Kalau yang skripsinya selesai diatas 9 semester itu udah pasti orang-orang pinter idealis, kalo nggak gitu orang yang malessssssssssss banget karena dosen resek. Kebanyakan sih temen-temen gw yang lulus diatas 9 semester ini orang-orangnya tipe jenius semua. Tipe yang di kelas pasti dapet A tapi males skripsi karena yang dimau dosen tak sesuai dengan mau mereka. Idealis lah biasanya. Temen deket gw ada yang begini, trus gw bilang "LU KAPAN SIH SELESE SKRIPSI KEBURU GW MINGGAT KE EROPA GAK BISA DAPET FOTO WISUDA BARENG GW LHO!!! BURUAN KELARIN". Ngancem is lyfe

Biasanya mereka sih kurang motivasi aja karena makin lama kalian selesaikan tugas, makin banyak pula tantangannya. Kendalanya sih biasanya males, data, dosen. Padahal kalo udah bisa menangani males dan data itu udah pasti gampang menangani yang faktor penghalang ketiga ini. 

Karena inget ya, skripsi yang baik adalah skripsi yang selesai, bukan skripsi yang sempurna. Dan inget lagi, kapan lulusmu tidak menentukan masa depanmu. Yang menentukan masa depanmu hanyalah brain and behavior mu (beauty ini bagiannya privilege aja yang harusnya gw taro di nomer satu ya karena banyak kasus dapet kerja karena cakep ciyee). Satu lagi, soft skill nya ya, itu perlu dilatih. Good luck!

Comments

  1. Waaah samaan nih Mbak, dulu saya juga sok-sokan bilang ke temen sekelas, kalau kita masuk bareng keluar juga bareng... Tapi emang nyatanya banyak yang kehabisan bensin di tengah jalan 😆

    Itu temennya yang bisa lulus semester 7, emang pasti disiplin banget ya Mbak.. nggak terpengaruh hingar bingar kampus, bener2 tetep jalan lurus, salah satunya juga nggak nengok ke temen yang lagi kewalahan 😁
    Btw, sekarang orangnya jadi apa mbak? Udah sukses kali ya...

    Emang sebenernya skripsi cuma bagian kecil dari langkah kita ke depan ya.. nggak perlu harus sempurna, cukup selesai. Udah. Jangan terlalu idealis. Soalnya masih banyak hal besar di depan kita selepas wisuda nanti 😁

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha nggak berkabar lagi sama yg lulus duluan sih. Kabarnya ada yg jadi pegawai kantoran, ada juga yg masih struggle meskipun jenjang pendidikannya udah S2 juga.

      Semester 5 udah bisa bertahan aja sebenernya juga udah untung-untungan sih. Karena mulai kerasa beratnya dan mulai kepisah-pisah.

      Menjadi idealis itu gapapa tapi kl sampai mengganggu proses sih mending dilunturin dikit aja. Lagian juga, idealisme skripsi itu sampai kayak gimana sih 🤣

      Delete
  2. klo saya sdah gak percaya sih dengan kata2 gitu hihihi,,,

    ReplyDelete
    Replies
    1. hhahaha kata2 penyemangat di semester 1. kalo udah semester 6 udah bodo amat dah haha

      Delete

Post a Comment

Share your thoughts with me here

Popular posts from this blog

Pengalaman Bikin (Free) Schengen Visa di VFS Swiss

I know this is so normal but anyway I like to compare the experiences because people might have different cases and because I have nothing to lose so... here's my experience for applying Schengen Visa via Swiss (VFS). Kenapa nggak via Belanda? Karena rencana kita berkunjung lamanya ke Geneve - Swiss (ada urusan kerjaan suami gw) dan kami belum tau akan ke Belanda apa nggak saat itu (nggak jadi sih soalnya mepet banget).  Seperti yang sudah sering dibahas orang lain perihal syarat dan ketentuan apply Schengen visa, gw nggak akan nulis itu ya. Udah ada di website VFS, lengkap. Gw cuma tambahin dikit-dikit aja infonya yang mungkin sama seperti kasus yang baca kalo emang kebetulan sama sih 😂 "Ok jadi total pembayarannya 280 ribu rupiah ya" "HAH?? Cuma 200an mbak??? Visanya gratis???" "Suaminya masih WN Belanda kan mbak?" "Iya" "Oiya itu gratis, bisa pake visa tipe C. Jadi cuma bayar biaya admin aja" ...

Not A Robot

  There are so many things I did recently. It was all started since February. Not to complain about this, I just want to write it to release the stress. Because I know every choices has its own risks. Started from January, I commits to work on another blog of mine. Joining with another friend, we are committed to post at least one writing every week with different theme each week. This is still under construction *ahem, ini bukan bangunan* to make it good to read at. I will publish it here once it is ready to be published. We both are trying to be consistent. So far, I have been consistent and always post one every week. After decided to get married, I realize that it won't be that easy. No matter what, marrying someone never be easy. About the preparation and this and that. To be honest, I will not having a big feast for that. I will invite my close friends and family, although I still have to respect what my parents want to invite the neighbors (one block neighbors are tota...

[Book] Dunia Cecilia

'apakah kalian membicarakan hal semacam itu di surga?' 'tapi kami berusaha tidak membicarakannya dekat-dekat Tuhan. ia sangat sensitif terhadap kritik' Yap, sepenggal dialog antara Cecilia dan malaikat Ariel. Saya mengenal Jostein Gaarder sejak kuliah. Ehhhh 'mengenal' dalam artian kenal bukunya ya, kalo bisa kenal pribadi mah bisa seneng jingkrak-jingkrak hehehe. Jadi karena teman saya mendapat tugas kuliah membaca satu novel filsafat berjudul Dunia Sophie, saya jadi sedikit mengetahui si bapak Gaarder ini. Enak ya tugasnya anak sastra baca novel, tugas anak matematika ya baca sih, tapi pembuktian kalkulus -_- Dunia Cecilia ini buku pertama Jostein Gaarder yang saya baca, karena buku Dunia Shopie sangatlah berat berdasar review teman saya. Saya sih nggak perlu baca buku itu karena teman saya sudah benar-benar mahir bercerita. Jadilah saya sudah paham bener cerita Dunia Sophie tanpa membacanya. Novel ini atas rekomendasi teman saya, dia bilang kala...