kotak sumbangan Beberapa hari lalu ada twit yang menyebutkan kalau semuanya sudah serba cashless dan banyak tempat yang nggak menerima uang tunai sebagai pembayaran. Twitnya rame. Hal ini sudah beberapa kali gw amati, pernah waktu makan di kafe dekat rumah niat hati pengen bayar pakai tunai eh harus pakai QRIS atau cashless. Bikin gw agak heran karena kok gw pengen bayar tunai tapi malah gak bisa. Iya memang gw sering banget cashless untuk sehari-hari. Tapi bukan berarti kita nggak boleh atau nggak bisa bayar pakai tunai juga kan? Kenapa ya kesannya sekarang kita udah perlahan menghilangkan uang tunai untuk pembayaran? Bukannya uang tunai adalah alat pembayaran yang sah juga ya? Iya tau, praktis banget kalau cashless tuh, terutama untuk pembayaran yang berjuta-juta. Tapi di sisi lain, uang tunai tuh masih sama berharganya. Gw nggak tahu dari sisi pebisnis yang hanya mau terima cashless aja. Coba bayangin, orang-orang tua yang nggak paham gimana cara bayar cashless, atau ada turis
Kotal amal di ICRC museum, Geneva - 2019. Jangan pernah tergiur dengan ajakan, "Ayo sini invest ke gw, dapet return 10% lho perbulannya. Ntar gw beliin lu saham, nah lu tinggal tunggu aja pasti dapet return 10% tiap bulan. Enak kan? Nggak ngapa-ngapain tapi duitnya berkembang. Bukan investasi bodong ini. Serius kok, masa ga percaya sih? Kan gw temen lo, mana ada temen boongin temennya?" Temen boongin temennya itu... ya banyak . Apalagi masalah duit. Tidakkah anda familiar dengan skenario yang hutang lebih galak daripada yang ngasih pinjaman? Ngomong-ngomong nih, makin lama makin banyak orang yang investasi. Itu bagus banget. ORI07 aja kejual melampui target lho. Bukti bahwa kita udah lebih membuka mata dan diri terhadap investasi. Memulai investasi saham itu gampang kok, nggak seserem yang dibilang orang-orang. Tapi rawan terjungkal kalau nggak paham apa itu saham dan bagaimana cara saham bekerja. Iya betul, memang investasi saham bisa membawa untung yang bahkan lebih dari