Skip to main content

Write Down Your Dreams, They Said.

Moscow Yes, all things I have and I do right now is all the things that I have written down on papers, during my sleeps, in my consciousness, in my visions. So let's do that again here.  I have another dream that I really think of. It's the thing I want to do when I have so much money, or enough money, or when money doesn't matter anymore, or who knows!  I wanna build a school for kids who can't afford to go to school. I want them to pay nothing, and I want them to learn the basic things like how to respect others, how to tell people their ideas/opinions, familiarize them with being kind, how to think logically, how to solve problems, etc. All the basic survival things in life.  I think my passion is always in education, but I don't always like to follow the old-school rules. There are so many important things we don't learn at school that I think should be taught there. Once we graduate from school, we usually don't know how to navigate life. Who taught you...

Empat Kali Tes PCR dalam Sebulan

Rove Dubai

Thank god bukan karena sakit covid. Tes ini dilakukan sebelum gw melakukan perjalanan ke luar Indonesia untuk bertemu suami gw. Satu dan lain hal akhirnya diputuskan untuk bertemu di Dubai. Karena perlu PCR, bulan September awal kemarin menuju ke RS UNUD (Universitas Udayana) di Bali karena waktu itu dia jadi satu-satunya RS untuk PCR mandiri. Yang lain untuk rujukan aja. Nggak tau kalau sekarang, mungkin udah ada swasta yang melayani perjalanan mandiri. 

Harga tes 900 ribu dengan hasil akan didapatkan maksimal 3 hari (dulu). Waktu gw test ternyata hasil minimal keluar 3 hari karena RS Unud jadi lab utama untuk sample se-Bali (katanya) 😓 Dengan jadwal mepet waktu terbang (Dubai hanya menerima hasil tes yang maks diambil 96 jam sebelum perjalanan), akhirnya nekat ke Jakarta sehari sebelum jadwal penerbangan ke Dubai (yang akhirnya dimundurkan sehari lagi karena jadwal tes ulang). Terbang dari DPS ke CGK pakai rapid test, yang menurut gw nggak efektif. 

Setibanya di CGK, besoknya gw ambil tes di RS Mayapada Tangerang dg hasil test keluar dalam waktu 12 jam. Harganya 3 juta 😑 Tapi beneran 12 jam keluar. Negatif. Gw nggak tau hasil yang diambil di RS Unud karena nelpon pun harus jutaan kali baru kesambung. 

Esoknya gw terbang ke Dubai. 

Sebagai WNI yang masuk dalam zona merah versi Dubai, gw harus langsung test ulang saat tiba di bandara Dubai. Kali ini gratis. Terima kasih UAE. Hasilnya dikirim via sms, gw tunggu-tunggu ga masuk-masuk padahal gw selalu cek tiap beberapa jam sekali. Ternyata muncul di App Covid 19 yang harus diunduh ketika tiba di Dubai. Hasilnya not detected, nggak bilang negatif. Tapi kata suami gw ya negatif itu. 

App covid19 UAE

Tes di RS Unud menurut gw agak sakit karena efek nggak nyamannya terasa sampai seharian. Cukup di satu lubang hidung aja. Lalu di RS Mayapada sampel diambil di hidung dan kerongkongan, tapi after tastenya kerasa cuma 5 menit aja. Di Bandara Dubai, sampel diambil di dua lubang hidung dan nggak ada after taste.

Setelah sebulan, sebelum gw balik Indonesia gw harus test lagi. Kali ini di Emirates Specialties Hospital Dubai, harganya AED 220 (kira-kira 800 ribuan). Dubai sudah pasang harga maksimal untuk PCR harus AED 250. Sampel diambil di satu lubang hidung. Kami tes jam 10 malam untuk menghindari kerumunan dan panas. Hasil dikirimkan dalam bentuk SMS, lengkap dengan link untuk cetak hasilnya. Hasilnya, not detected, dikirimkan sms jam 4 pagi. Kurang dari 12 jam bahkan. Suami gw buka SMS jam 6 pagi dan kasih tau hasilnya ke gw, lalu kami lanjut tidur. 

Gw 10 bulan nggak ketemu suami gw. Sejak April 2020 rute gw cuma rumah - kantor - supermarket - pantai. Selebihnya, gw memilih untuk nggak pergi-pergi yang nggak penting. Bepergian selama pandemi ini buat gw nggak enak banget. Mahal di ongkos, berat di mental, capek di fisik. 

Tanggal 6 September gw berangkat dari Bali ke CGK, tanggal 7 September gw tes PCR, tanggal 8 September gw terbang dari CGK ke Dubai. Ketika pulangpun masih harus transit Jakarta yang jadi satu-satunya pintu masuk dari luar negeri. 

Tulisan ini ditulis sebagai bentuk dokumentasi (yaiyalah, apa lagi!). Sehingga, kondisi yang terjadi di lapangan kemungkinan besar berubah karena kejadian ini dialami bulan September awal. Semoga sih lebih baik. Tidak ada yang mengharapkan pandemi ini berlarut. Kurindu melihat senyum orang-orang di jalanan, ekspresi wajah mereka. Semoga segera usai.

Stay healthy folks!

Comments

  1. Kok meh ketemu bojo rekoso yah...

    Wkwkwkwk

    Selalu jaga kesehatan mbak'e. Mangan sing akeh gen orag setres.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Satu-satunya perjalanan yang sebelum-selama-hingga balikpun penuh derai air mata saking capeknya fisik dan mental.

      Wis yang penting semua jaga kesehatan untuk menyongsong 2021 wkwkw

      Delete
  2. iya nih semoga badai covid cepat berlalu, biar transportasi normal lagi

    ReplyDelete
  3. ya ampun perjuangan banget 10 bulan nggak ktmu suamik, dan mau ketemu pun ribet banget gara2 si covid ini, uhuhu
    semoga sehat2 di sana ya mbak sama suaminya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mau ngapa2in ribet deh ya sekarang.

      pokonya sama2 jaga kesehatan ya mbak. taun ini udah bisa tetep sehat aja udah syukuran ya :)

      Delete

Post a Comment

Share your thoughts with me here

Popular posts from this blog

Write Down Your Dreams, They Said.

Moscow Yes, all things I have and I do right now is all the things that I have written down on papers, during my sleeps, in my consciousness, in my visions. So let's do that again here.  I have another dream that I really think of. It's the thing I want to do when I have so much money, or enough money, or when money doesn't matter anymore, or who knows!  I wanna build a school for kids who can't afford to go to school. I want them to pay nothing, and I want them to learn the basic things like how to respect others, how to tell people their ideas/opinions, familiarize them with being kind, how to think logically, how to solve problems, etc. All the basic survival things in life.  I think my passion is always in education, but I don't always like to follow the old-school rules. There are so many important things we don't learn at school that I think should be taught there. Once we graduate from school, we usually don't know how to navigate life. Who taught you...

Jumat ceria

Hari ini memang bukan hari jumat, tapi cuman mau bilang aja sih kalo hari yang paling aku tunggu-tunggu itu hari jumat. Why?   Karena jumat itu selalu ceria, kalopun ada meeting besar pasti di hari jumat dan banyak cemilan, orang-orang pada berangkat sholat jumat, yang nasrani juga mengikuti misa di kantor, bisa pake baju bebas dan bebas berekspresi sepuas-puasnya, dan..... bisa video call sepuasnyaaaaaa kapanpun karena dia libur kerja 😍😍 gambarnya lucu 😁  taken from internet

Dapet Visa UAE (Dubai) Gampang Banget

Dubai creek Beberapa waktu yang lalu, kita pusing berat karena H dapet libur kali ini cuman 10 hari. 10 hari dari yang biasanya 14 hari. Akhrinya diputuskan untuk tetap mengambil libur tapi nggak ke Indonesia.  Ternyata, beberapa hari kemudian, dia bilang, kalau liburnya malah jadi 7-8 hari aja. Mau ga mau saya yang harus kesana. Maksudnya terbang mendekatinya. Udah milih-milih negara mana yang harganya rasional, yang ga banyak makan waktu buat terbangnya H, dan tentunya ga ribet urus visa buat pemegang paspor hijau yang ga sesakti paspornya H.  Btw warna paspor Indonesia jadi biru ya sekarang?? Pilihan jatuh ke Dubai. Pemegang paspor hijau harus bikin visa, ya pusing lagi deh cara bikin visa Dubai nih gimana. Apa iya sesusah bikin visa schengen, visa US, visa lainnya. dari persyaratan sih standar ya, termasuk  record  bank account selama 3 bulan. Emang nggak pernah bikin visa Dubai sebelumnya ya, apalagi H yang paspornya super sakti kemana-mana (hampir) ga perlu vis...