Skip to main content

Urus Pindah Domisili ke Denpasar - Bali

Balinese is a lot of thing, but one thing for sure that they work efficiently when it is related to the documents.  Gw selalu kasih tepuk tangan meriah kalau urus-urus dokumen di Bali tuh serba cepet banget. Di Denpasar ya terutama karena gw tinggal di sini. Nggak tau lagi kalau di daerah lain. Ini testimoni gw yang tiap tahun harus urus dokumen visa suami, tiap tahun harus ke Dukcapil, Polres, wira-wiri di desa urus printilan.  Akhirnya tahun ini gw putuskan untuk pindah domisili ke Bali. Yeay.   Bukan tanpa alasan, tapi karena untuk menjamin KITAP, gw harus domisili Bali. Suami gw udah terdaftar di Imigrasi Bali. Jadi daripada gw harus pindahin dia ke domisili asal gw, yang mana gw udah nggak tinggal di sana hampir 20 tahun, ya lebih baik gw yang pindah.  Ternyata, pindah KTP tuh gampang banget ya. Gw kira gw harus pulang dulu ke domisili untuk cabut berkas. Setelah tanya langsung ke domisili asal gw (Pake WA dan jawabnya nunggu lama banget), mereka bilang untuk urus surat SKPWNI (Su

Mengurus Visa C317 di KJRI Dubai

Disclaimer: tulisan ini tentang pengalaman mengurus visa C317 di luar negeri (konsuler/kedubes Indonesia), tulisan agak panjang dan tentang birokrasi, pun keadaan di lapangan bisa berubah setiap saat.

Setelah berbulan-bulan bergelut dengan imigrasi via DM di segala platform, akhirnya bulan September sekitar minggu kedua WNA yang memiliki keluarga di Indonesia boleh masuk Indonesia menggunakan visa index C317. Bukan hanya yang punya keluarga di sini tapi juga yang akan bekerja dll. Langkah awal mendapatkan KITAS dari sini. 

Sebenernya ini dari dulu jadi hal yang kurang mengasyikkan bagi keluarga campur. Bukan karena sulitnya tapi karena ketidakjelasan informasi tentang dokumen apa saja yang harus dipersiapkan serta timeline yang bisa direncanakan. Nggak ada informasi di satu tempat yang terintegrasi antara satu dengan yang lainnya. Pengambilan vitas yang ada di konsuler maupun kedutaan besar Indonesia pun memiliki syarat yang berbeda. Why tho?

Selalu ingat untuk menanyakan syarat & dokumen tambahan ke KBRI/KJRI tujuan via email/telpon (kalau diangkat sih 😆).

Belum lagi tentang berapa lama visa harus digunakan sebelum expired (atau harus mengajukan ulang dan tentu saja harus membayar ulang). Ada yang dapat 60 hari, ada yang dapat 90 hari. Sebelum dapat visa ini, gw sempet tanya imigrasi karena penasaran aja ini sebetulnya udah ditentukan di satu tempat atau terserah yang ngasih jangka waktu. Tapi jawaban imigrasi via DM Instagram cuma bilang "Nanti ada kok kak di situ tertulis". Yaah.. gw juga tau kalo itu. 

Okay, timeline pengajuan visa adalah:

17 September 2020 (kamis): 

Pengajuan telex. Ini gw udah daftar di websitenya berbulan-bulan lalu jadi gw tinggal login aja. Login dan isi data semuanya pagi jam 9 Dubai (kira-kira 13.00 WIB). Pengisian ini hanya tersedia jam 09.00-16.00 aja. Selain jam itu, website nggak bisa diapa-apain. Siapkan dulu semua dokumen yang diminta. Ini ada guideline untuk mengisi yang bisa diunduh dari websitenya. Jangan lupa resize ukuran JPEG. Surat permohonannya pakai materai 6000. Penting untuk membawa materai 6000 kemanapun. 

Website: https://visa-online.imigrasi.go.id  

Untuk telex, persyaratannya sama ya karena diajukan online ke pusat. Nggak ada perbedaan disini. Jangan sampai salah tulis nama sponsor atau ketidaksingkronan hal-hal lainnya. Gw ajuin visa bareng WNA yang mau kerja di Indonesia, telex dia atas nama kantornya tapi sponsornya personal atas nama pribadi. Agak riweh jadinya. 

Agak deg-degan juga karena surat permohonan gw tulis kalau suami gw kerja (di luar Indonesia) tapi di aplikasi telex gw tulis tidak bekerja (karena emang sbg pemegang visa keluarga dia ga bisa kerja di Indonesia). Selain itu juga ada banyak banget pilihan pekerjaan yang bikin gw bingung pilihnya. Kira-kira 80+ jenis pekerjaan dan nggak ada opsi "Lainnya".

Catatan tambahan: registrasi sponsor untuk telex memakan waktu 24 jam biasanya. Pertimbangkan hal ini sebelum daftar semuanya serba mepet. Waktu gw registrasi jadi sponsor telex, data gw disetujui setelah seminggu (di bulan-bulan awal pandemi).

22 September 2020 (selasa):

Gw dapat email untuk bayar telex sebesar 200 ribu. Email ini masuk jam 4 sore waktu UAE (sekitar pukul 7 malam WIB). Bingung juga harus bayarnya gimana ini, kalo minta tolong orang yang di Indonesia berarti baru bisa besoknya bayar. Tapi setelah gw cek lagi, ada satu poin "Pembayaran PNBP persetujuan visa dilakukan di Bank/pos Persepsi Simponi dengan menginformasikan kode billing tercantum di atas". Secara nggak sengaja, paginya gw bayar obligasi via Mandiri yang dibayarkan online dan masuk ke pos PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak). Gw cek masukin kode billing visa, ternyata bener dan bisa dibayar. Akhirnya gw bayar online saat itu juga kira-kira jam 10 malem WIB. 

Gw yakin nggak semua orang tau apa itu Bank/Pos Persepsi Simponi. Cek kilat sih, yang bisa pake bayar online itu di bank BRI, BNI, Mandiri, BCA. 

25 September 2020 (jumat):

Telex disetujui. Kami siapkan dokumen pendukung tambahan. Email ke Konjen RI Dubai seminggu sebelumnya dibales tapi agak bingungin. Jd gw telpon, jutaan kali nggak diangkat. Nggak heran sih 😅 Gw jarang banget bisa nyambung telpon ke kantor pemerintahan. 

Syarat-syarat yang dikirimkan konsuler via email. Untuk nomer 8 khusus untuk yang bekerja di Indonesia.

27 September 2020 (minggu):

Rencananya submit dokumen hari ini karena Minggu adalah working day di Dubai. Tapi ternyata kami kelupaan dummy ticket. Satu dan lain hal akhirnya kami submit dokumen hari Senin saja. 

28 September 2020 (senin):

Dokumen berikut adalah yang diminta di KJRI Dubai. Tentunya tanyakan ke KJRI/KBRI setempat tentang apa yang harus dibawa. Dokumen lengkap antara lain: 

1. Formulir visa (bisa diunduh sendiri di sini), 

2. Paspor suami dan copy,

3. Foto 3x4 (dua lembar), 

4. Print out telex, 

5. Surat undangan sponsor untuk pemohon visa yang ditujukan ke KJRI/KBRI setempat, 

6. Copy tabungan (kami pakai milik suami), 

7. Copy KTP sponsor, 

8. Copy dummy ticket

9. Copy surat nikah (harusnya opsional karena nggak disebutkan di persyaratan tapi nggak dibalikin juga). 

Bayar AED605. Nggak murah juga untuk visa yang single entry untuk nantinya dikonversi ke KITAS yang juga bayar lagi.

Dummy ticket biasanya gw bikin dari Thai Air karena gratis, tapi karena pandemi jadi nggak banyak opsi penerbangan jadi kami pakai Emirates, pakai hold fare bayar sekitar $30.

Karena kondisi sedang pandemi, dokumen tambahannya yaitu Surat kesediaan karantina setibanya di Indonesia. Selain itu, harus bikin appointment untuk submit dokumen yang kami ketauhi setibanya di depan KJRI. Oh tentu saja kami tidak tau dan tidak mau balik dengan tangan kosong. Akhirnya langsung WA bikin appointment untuk hari itu. Belum juga dibalas WA gw, ternyata dibolehin masuk bapak penjaganya. Begini kira-kira yang gw bilang, "Pak ini kami nggak tau kalau harus bikin perjanjian dulu, kemarin sudah telpon berkali-kali tapi nggak ada yang angkat pak. Ini mau submit untuk vitas pak". Bapaknya dengan santai bilang, "Oh telex? Yaudah situ masuk pos itu dulu nanti saya cek dokumennya ya. Tunggu dulu". Di pos pemeriksaan (suhu dan dokumen), beliau bilang kurang surat kesediaan karantina setibanya di Indonesia. Kemudian beliau bantu dengan, "Mbak coba bilang ke dalam, minta pinjam komputernya untuk ngetik trus emailin ke situ. Nanti kalo nggak boleh saya bantu ngomong deh. Cobain aja dulu". Ternyata dibolehin, langsung gw email juga. Gw kira bakal diprint trus suami gw ttd gitu, ternyata waktu verifikasi dokumen gw bilang kalo gw udah email, si bapaknya bilang yaudah gapapa, pokoknya mau karantina nantinya. 

KJRI Dubai additional info 

Bapak yang ngecek dokumen di pos depan nanya gw dokumen telex yang diajuin apa aja, gw kira mau verifikasi ternyata beliau nggak begitu tau karena cukup terheran waktu pengajuan telex gw seminggu udah approve. Beliau sempet nanya lagi waktu kita ambil paspor, ternyata karena teman beliau nggak bisa apply telex, katanya.

1 Oktober 2020 (kamis):

Ambil paspor biasanya pukul 14.00-16.00, tapi bapak yang terima dokumen bilang "Kalau mau ambil jam 10an juga boleh kok mbak, gapapa dateng aja" yang mana itu juga satu keuntungan karena paspor suami akan dikirimkan ke dubes lain untuk visa kerjanya. Kami datang jam 10, nunggu antrian 15 menitan, vitaspun disetujui dengan jangka waktu 1 tahun, single entry, dengan masa expiration: 90 hari. Vitas harus digunakan dalam waktu 90 hari dan tentunya harus segera dikonversi ke KITAS setibanya di Indonesia.

Gw berterimakasih banget sama KJRI Dubai yang bener-bener membantu banget dalam kondisi pandemi begini semuanya dimudahkan. Cuma yaaa, masih bertanya-tanya kenapa si telpon itu susah banget nyambungnya 😅 Selain itu, bener-bener berterimakasih banget terutama ke bapak yang bukain gerbang dan cek dokumen kami yang gw nggak tau namanya. Makasih banget.

Mungkin tulisan ini tidak 100% plek ketiplek dengan KBRI/KJRI tujuan kamu. Tapi gw harap, tulisan ini bisa memberikan gambaran tentang proses pengurusan dari telex hingga pengambilan vitas. Gambaran tentang apa yang harus kamu lakukan 1-2 minggu kedepan setelah apply telex. 

Semoga ada yang terbantu dari tulisan ini. Good luck!

Update: Saat ini e-visa sudah mulai diterapkan, hingga tak perlu lagi datang ke KBRI/KJRI sesuai dengan pengumuman dari Imigrasi (https://twitter.com/ditjen_imigrasi/status/1321050401957945344?s=20)

Comments

  1. wah pastinya post ini sangat membantu sekali tuk yang sedang mencari info bagaimana mengurus visa C317 di luar negeri di Dubai..
    lumayan juga ya, prosesnya ada kiranya makan semingguan, tapi alhamdulilah lancar

    walaupun memang kalau telepon faailitas publik kadang sibuk terus ya, dimana mana kayaknya rata rata gitu deh ihihi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yang selalu menjadi misteri hingga kini. Telpon yang selalu sibuk hahaha

      Delete
  2. Ngurus dokumen apapun kalo udah berhubungan sama pemerintahan itu pasti gak jelas. Gak jelas syaratnya, gak jelas waktunya dan gak jelas orangnya. Jangankan ngurus visa, ngurus paspor aja kadang bisa beda syaratnya antar kantor imigrasi. Aku cuma bisa sabar kalo ngurus begituh....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Haha beneran itu paspor beda kanwil aja beda aturan. Anehnya, kalo ke KBRI itu pelayanannya super banget dan efisien. Udah pernah urus visa di KBRI Singapore & Dubai, bener-bener top banget.

      Tapi si kanim ini udah termasuk pelayanannya bagus kalo dibandingin sama lembaga pemerintah lainnya yang pernah bersentuhan denganku wkwk

      Delete

Post a Comment

Share your thoughts with me here

Popular posts from this blog

Ujian hari senin

Kejadian ini terjadi tepat senin minggu lalu. Baru kali itu aku merasa 'WOW.. ini senin yeay'. Karena biasanya 'haduhh udah senen lagi'. Kebayang kan kalo seneng begitu dihari senen menyambut pagi dan hari itu rasanya langka banget. Otomatis pengennya hari itu berlangsung indah. Jam setengah 9 pagi, seperti biasa ke pantry ambil minum bareng sama temen sebangku. Dia bikin teh, aku nyuci botol sekalian ngisi dong. Seperti biasa juga, kadang aku males sih nyuci botol dengan ritual lengkapnya, akhirnya cuman bilas pake air panas. Ya mungkin nggak sampe 50 ml juga. Dikit banget deh. Temen juga selalu bersihin gitu gelasnya pake air panas. Pic source is here Eh lakok lakok... si bapak pantry yang serem itu tiba-tiba bilang 'Gak bisa ya gak nyuci botol pake air panas? Tiap sore itu banyak komplain gara-gara airnya abis'. Yakaliii air abis tinggal isi aja, ibu yang dulu aja nggak pernah ada komplain. Ya aku bilang lah ini cuman dikit, lagian yang ngelakuin ini

Gojek ke bandara juanda

While waiting, jadi mending berbagi sedikit soal gojek. Karena saya adalah pengguna setia gojek, saya pengen cobain ke bandara pake gojek. Awalnya saya kira tidak bisa *itu emang sayanya aja sih yang menduga nggak bisa*, trus tanya temen katanya bisa karena dia sering ke bandara pakai motornya. Nah berarti gojek bisa dong?? Sebelum-sebelumnya kalo naek gojek selalu bayar cash, tapi kali ini pengen cobain top up go pay. Minimum top up 10ribu. Jadi saya cobain deh 30ribu dulu. Eh ternyata lagi ada promo 50% off kalo pake go pay. Haiyaaaaa kenapa ga dari dulu aja ngisi go pay hahaha. Dari kantor ke bandara juanda sekitar 8km. Kantor saya sih daerah rungkut industri. Penasarannn banget ini abang mau lewat mana ya. Tertera di layar 22ribu, tapi karena pakai go pay diskon 50% jadinya tinggal 11ribu. Bayangin tuhh... pake bis damri aja 30ribu hahaha. 11ribu udah nyampe bandara. Biasanya 15ribu ke royal plaza dari kantor haha. Lagi untung. Bagus deh. Nah sepanjang perjalanan, saya mikir ter

Dapet Visa UAE (Dubai) Gampang Banget

Dubai creek Beberapa waktu yang lalu, kita pusing berat karena H dapet libur kali ini cuman 10 hari. 10 hari dari yang biasanya 14 hari. Akhrinya diputuskan untuk tetap mengambil libur tapi nggak ke Indonesia.  Ternyata, beberapa hari kemudian, dia bilang, kalau liburnya malah jadi 7-8 hari aja. Mau ga mau saya yang harus kesana. Maksudnya terbang mendekatinya. Udah milih-milih negara mana yang harganya rasional, yang ga banyak makan waktu buat terbangnya H, dan tentunya ga ribet urus visa buat pemegang paspor hijau yang ga sesakti paspornya H.  Btw warna paspor Indonesia jadi biru ya sekarang?? Pilihan jatuh ke Dubai. Pemegang paspor hijau harus bikin visa, ya pusing lagi deh cara bikin visa Dubai nih gimana. Apa iya sesusah bikin visa schengen, visa US, visa lainnya. dari persyaratan sih standar ya, termasuk  record  bank account selama 3 bulan. Emang nggak pernah bikin visa Dubai sebelumnya ya, apalagi H yang paspornya super sakti kemana-mana (hampir) ga perlu visa, dia ga pernah ad