Skip to main content

Posts

Showing posts from May, 2021

Urus Pindah Domisili ke Denpasar - Bali

Balinese is a lot of thing, but one thing for sure that they work efficiently when it is related to the documents.  Gw selalu kasih tepuk tangan meriah kalau urus-urus dokumen di Bali tuh serba cepet banget. Di Denpasar ya terutama karena gw tinggal di sini. Nggak tau lagi kalau di daerah lain. Ini testimoni gw yang tiap tahun harus urus dokumen visa suami, tiap tahun harus ke Dukcapil, Polres, wira-wiri di desa urus printilan.  Akhirnya tahun ini gw putuskan untuk pindah domisili ke Bali. Yeay.   Bukan tanpa alasan, tapi karena untuk menjamin KITAP, gw harus domisili Bali. Suami gw udah terdaftar di Imigrasi Bali. Jadi daripada gw harus pindahin dia ke domisili asal gw, yang mana gw udah nggak tinggal di sana hampir 20 tahun, ya lebih baik gw yang pindah.  Ternyata, pindah KTP tuh gampang banget ya. Gw kira gw harus pulang dulu ke domisili untuk cabut berkas. Setelah tanya langsung ke domisili asal gw (Pake WA dan jawabnya nunggu lama banget), mereka bilang untuk urus surat SKPWNI (Su

Jakarta oh Jakarta!

Kuningan Nggak pernah tinggal di Jakarta, tapi Jakarta ini jadi kota yang gw nggak berharap banget buat datengin lagi dan lagi. Lucunya, dia jadi salah satu kota yang sering gw kunjungi demi satu hal penting entah dokumen, apapun itu.  Dulu waktu gw kecil, pertama kali diajak ke Jakarta sama mami papi (kakek nenek gw) naik bus malam. Seneng dong, wah akhirnya gw ke Jakarta! Ibukota! Sampai di Jakarta juga ya seneng-seneng aja tinggal di rumah saudara yang gede, makanan enak-enak, diajak jalan-jalan. Sekitar 2 mingguan gw di sana.  Rumahnya ada di Tebet Barat Dalam. Ah inget banget gw, rumah bangunan lama yang masih apik banget. Agak serem sih karena ya you know  rumah tipe-tipe Belanda gitu, ada juga foto yang menurut gw terlalu magis yang ditempatkan di tiap sudut ruangan termasuk kamar yang gw buat tidur. Agak susah tidur sih gw waktu itu.  Sebutek itu udaranya Tapi gw seneng karena bisa pamer ke temen-temen, "EH aku udah ke Jakarta lho!!!" Namanya juga anak SD guys. Btw, b

Netflix Series to Watch; Gilmore Girls

Gw baru-baru aja nonton series ini, baru masuk season 3 dan ini total ada 7 season plus season khusus. Udah masuk daftar tonton tapi baru bener-bener ditonton semingguan yang lalu. Gw demen binge watching ya jadi seminggu udah habis 3 season ya wajar 😅 Series ini tahun 2000an rilis ya, jadi tentu saja lawas sekali. Yang lucunya beberapa model baju mereka adalah model baju saat ini yang lagi in. Bisalah dijadiin referensi. Ini ceritanya tentang Lorelai Gilmore yang hamil anaknya usia 16 tahun yang diberi nama juga Lorelai, tapi panggilannya Rory. Si mamaknya masuk usia 30an, anaknya 16 tahun. Jadi kisah ketidakstabilan emosi remaja dengan mamaknya yang mulai masuk fase ingin berkeluarga.  Bapaknya Rory namanya Christoper. Kehidupan Chris dan Lorelai ini bisa dibilang putus nyambung. Ada yang namanya Luke yang diam-diam selalu ada buat Lorelai dan ya tentu saja Lorelai ini rada malu nganggep Luke ini spesial. Luke punya diner yang gw selalu pengen banget ke diner modelan gitu 😍 Lorel

Banting Setirnya Perhotelan

Artotel Beach Club yang nggak pernah sepi Pandemi udah lebih dari setahun dan masih aja nggak tau ini kita kapan bakalan usai. Gw tinggal di Bali dan gw tau gimana setahun setengah ini geliat pariwisata yang hidup segan matipun tak mau. Lingkungan gw lebih ke arah Sanur jadi gw tau gimana ngeliat sepinya Sanur di awal pandemi hingga sedikit ramainya Sanur saat ini.  3 bulan awal pandemi, hampir semua tutup. Sepi mamring kalo kata orang Jawa. Jalan kaki aja cuma mentok bertiga. Bahkan ada yang berendam di pantai pun masih pakai masker. Sepi banget. BANGET. Jadi kalau gw keluar rumah buat jalan-jalan pasti ke Sanur karena sepi dan ngerasa aman aja sih. Nggak bergerombol.  Memasuki masa 3-6 bulan pandemi, hotel-hotel mulai membuka sistem sewa jangka panjang. Harganya? Tutup mata deh, saking hancurnya. Hotel yang biasanya seminggu 7 juta, ini bisa sebulan 7 juta. Ada juga yang sewanya 3juta/bulan dan bener-bener di hotel bintang 4. Sewa dibikin mingguan dan bulanan. Saat itu masih banyak d

Abra Satu Dua Dirham

Abra 2 dirham Konon diambil dari Bahasa Arab, abara yg artinya nyebrang. Abra ini ada di area Bur Dubai, salah satu tempat favorit kami karena ya suka aja ada di kota tuanya.  Ada sungai kecil yg memisah daerah kecil di Dubai, yg ujungnya lari ke laut. Dulu sih gw nggak gitu suka naik Abra karena takut tenggelem wkwkw. Gw nggak bisa renang 😅 Trus kemarin ngide nyari tau seberapa dalam sih nih sungai. Ternyata 1-5 meteran kira-kira. Yang paling deg-degan ini pas naik turun abra karena goyang-goyang dan kadang masih ada jarak sekian cm dari abra ke apa sih sebutannya yang kayak jembatannya gitu. Kalau udah prosesi naik turun pasti gw fokus banget nggak bisa diganggu gugat. abra satu dirham lagi docking. Abra ini sekali nyebrang harganya 1 dirham aja, sekitar 4 ribuan lah. Sebenernya bisa aja nggak nyebrang sungai pake abra kalau mau ke tempat tujuan, tapi muter dan lama. Nyebrangnya juga sebentar aja kok, 5 - 10 menitan. Serunya naik abra ini bener-bener bisa menikmati gedung-gedung tin

Suka Naik MRT

ADCB Station - DXB Gw suka banget naik MRT. Pertama kali gw naik MRT waktu ke Singapore pertama kali. Waktu itu beli kartu yang sekali pakai karena pikirnya nggak bakalan lama di Singapore. Tapi ternyata mendekati hari pulang malah beli kartu gambarnya Thor dan gw tuker ke suami gw. Salah satu keputusan yg gw sesali. Gw tukar karena punya H gambarnya sesame street lucu. Padahal sekarang gw bucin sama Thor. Tentu saja karena Indonesia kala itu belum punya MRT. Jadi ya wajar dong gw seneng banget naik MRT. Lalu ke Dubai, pertama kalinya gw tau MRT mereka ada kelas gold dan rakyat jelata. Gw nyelonong aja di gerbong gold , ditarik H dan dia yang malu (karena gw gatau apa-apa jadi gw nggak malu).  Kalau ada cowo di gerbong wanita ini langsung diusir. Yang ngusir, ya penumpang wanita segerbong 😂 Ketika gw tau kalau MRT yang di Jakarta sudah beroperasi, gw bahkan berencana ke Jakarta untuk cobain MRT. Trus keturutan sih waktu bikin visa. Dibela-belain pkoknya harus naik MRT meskipun cuma s

Taman Kucing

Temennya kucing gendut Sebenernya bukan taman kucing tapi banyak banget kucing di taman itu. Lucunya, ada yang kasih makan. Taman ini letaknya di samping Rove City Center. Tamannya nggak gede banget tapi cukup asri. Lengkap dengan jogging track  sepanjang 400 m. Yang bikin unik adalah kucing-kucing di sini makin tambah banyak jumlahnya. Btw nama tamannya Port Saeed Plaza. bagus kan? Bapak yang kasih makan lainnya kalau belum musim panas gini, taman jadi tempat terasyik buat kongkow Kami biasanya tiap sore ke taman, H jogging, gw jalan kaki beberapa putaran atau sampai H selesai jogging. Dulu kucingnya satu dua, sekarang tiap sudut ada. Dan tiap sore (karena ga pernah ke taman pagi) ada dua orang yang bagian kasih makan. Mungkin satunya dibayar, mungkin satunya ya emang suka kasih makan kucing aja.  kucing gendut favoritku Mereka berdua keliling taman untuk mengisi pot-pot makan dan minum mereka. Oh Royal Canin dong makanannya. Ada satu mamak kucing warna putih beranak 5. Dalam waktu 2

Netflix Series to Watch; The Serpent

Kali ini gw masih kasi tau series yang agak psikopat. Ya nggak agak sih, emang psikopat beneran. Kemarenan kami nonton  The   Serpent  di netflix. Serpent ini kisahnya adalah kisah seorang psikopat dari Prancis yang membunuh  backpacker  untuk mengambil uangnya. Oh ya, ini kejadian tahun 70an ya. Bisa dibayangin nggak jaman segitu,  backpacking  keliling dunia, bawa duit satu tas. Satu tas karena ATM masih belum menjadi hal yang umum. Bisa sih nggak bawa duit tapi pake travel cek gitu.  Btw ini diambil dari kisah nyata ya. Gw nanya ke H, orang jaman dulu udah kaya banget ya, bisa  backpack  keliling dunia padahal pesawat aja masih mahal banget kan jaman dulu? Eh ternyata bisa dong jalur darat. Ada rute bis dari Eropa sampe India sampe Thailand. Gila kan! Kebayang nggak  road trip  jaman segitu, di jalan berminggu-minggu, tapi bisa stop di satu tempat berhari-hari juga. Keren sih menurut gw.  Pelaku asli Jadi si orang Prancis ini namanya Alain (bukan nama asli tentunya), setelah beberap

Why Women Bitching to Each Other?

The answer is I don't know.  My natural self is only letting me bitch people who bitch me first (directly). I don't bite first. My grandpa taught me to hit back someone who hit me first lol. I definitely listened to him. So, I really don't know why women bitching each other. Ok, because I am a woman, what happens in my case was mostly women bitching me, rarely men do that to me. Well, my best guess is they just don't like people being happy, or... they're just simply not happy with their lives 😊 I knew someone who always bitching about me behind my back. The thing is, she's not only bitching about me but everyone. Literally, everyone. Mostly women. I don't know why tho. She has a good job, family, house, cars, you name it. But it seems like it's not enough. When someone achieves something, she'll directly say a stupid and bad thing in front of them.  I only bitching people in front of them, personally. I try my best not to do that behind their back

Sunbathing, Why?

Sanur Growing up as an Asian, in a tropical country, make me want to avoid the sun as much as possible. Well... you obviously need the sunlight still, in the morning - but not during the hottest hour of the day.  We’re taught to cover our bodies under the sun lol. Doesn’t really matter how, but fully covered by a jacket, long sleeves, or long pants while driving a scooter is definitely a normal thing to do in Indonesia 😌😎.  On the other hand, foreigners find it funny. Because “It’s too hot to cover yourself like that under the sun”. Well... we have two things here in Indonesia. Humidity and high temperature. You’re so right about "it’s too hot to cover like that" because we have very high humidity. But when you don't cover yourself like that, the sunlight will “bite” you, and that way you'll get sunburn.  Moving to Bali, I see too many foreigners driving the scooter nakedly. Yes, well, in a bikini or topless and very short pants. Like, almost naked. It always makes

Thrifting Yuk!

Sanur Pernah nggak beli baju bekas? Yaa bahasa kerennya, pernah ga beli barang preloved di thrift shop ? Pertama kali gw beli baju bekas itu waktu gw pindah ke Bali. Tadinya gw kira baju bekas itu cuma yang modelan bentuk seadanya beli 20 ribu dapet 3, dengan kualitas yang yaaa gitu deh. Ternyata setelah gw beli di salah satu toko baju bekas di Sanur, eh barangnya bagus-bagus banget dan harganya murah banget. Kalau beruntung malah bisa dapet baju bermerek bagus nggak lebih dari 50 rb aja. Toko ini namanya Smile di Sanur. Hasil penjualan barang-barang bekas dari donasi ini akan digunakan untuk operasi bibir sumbing. Apakah tidak seperti menyuapi egoku? "Beli baju yuk, buat donasi!" Lama-lama makin banyak aja toko serupa. Maksudnya, lama-lama gw nemu toko serupa. Meskipun tidak dengan motif menyumbangkan hasil penjualan. Di Sanur tiap weekend, ada "pasar" dadakan di beberapa titik yang menjual barang preloved. Harganya bervariasi mulai dari 10 ribuan sampai 100 ribua