Skip to main content

Book: The Midnight Library

It is one of the books that blown my mind. It's very well written and would probably relate with a lot of people who are in their journey to find themselves.  So many people are talking about it but I did not buy it until a few months ago where I read the preview on the first pages. Easy for me to see if I want to buy the book or not. When the first pages hook me right away, I don't need to think twice. This book is one of them.  This contains spoiler of course.  Nora, the main character, like many of us, fall into depression and decided to kill herself. But she's not dead right away. She went into a kind of limbo between life and death. In that library she met a librarian, this librarian is a kind of a guide. Our guide that probably tasked when we were born.    The librarian shows her lives that she could have had if she wants to. She is so depressed and thinks that no life will makes her happy enough to live it. I can totally understand her state. I was there....

Cara Agar Tidak Direkrut Teroris

Sanur

Usia 17 tahun, lepas dari SMA dan masuk ke kampus, salah satu pesan papa yang gw paling inget adalah "Kamu kesana kuliah, bukan gabung-gabung grup-grup ekstrimis. Gausah ikutan kalo diajak. Ada banyak macem-macem grup teroris yang mengatasnamakan agama lho. Hati-hati, kalo bisa kuliah pulang aja, gausah berorganisasi"

Well... papa gw mendapatkan apa yang diminta karena sampe luluspun gw nggak berorganisasi 😂 Tapi, nggak mahasiswa kupu-kupu juga sih. Kuliah pulang-kuliah pulang. Tidak dong 😚 Wajar bagi orangtua gw buat khawatir karena anak pertamanya bakalan jauh dari rumah, nggak 24/7 diawasi. Tapi yaaa ada untungnya gw nggak relijius banget dulu. Hmm sekarang juga nggak sih 😅 Bukan urusan manusia juga bisa bilang "Gw relijius! Gw lebih relijius dari lu!" Meh!

Lalu apa yang gw lakukan selama kuliah di luar kegiatan perkuliahan? Gw belajar Bahasa Korea dan jadi KPopers 😂😂😂 Awalnya sih gw Super Junior banget, tapi setelah bertahun-tahun mulai bisa jadi random aja. Dari menjadi Kpopers dan belajar Bahasa Korea bersama dengan pembicara asli sampe udah kayak jadi kakak sendiri lah pokoknya, ternyata gw dapetin banyak hal dari kegiatan gw tersebut. 

Apakah kuliah gw keteteran? Yaaa keteterannya bukan karena kegiatan tersebut tapi karena mata kuliahnya aja tambah sulit 😂 Pernah satu dua semester isinya banyak aljabar, sumpah bikin gw pengen keluar aja. Tapi langsung banting setir ke kelas pemrograman yang sampai lulus gw ternyata mampu bikin skripsi AI sederhana. 

Di sela-sela kuliah, gw inget banget, tiap hari Jumat di gerbang kampus, selalu ada orang yang membagi buletin mingguan. Buletin ini milik HTI. Gw selalu ambil kok buletinnya, buat kipas-kipas nanti di kelas 😉 Gw baca juga kok. Cuma karena isinya agak keras juga jadi yaudah nasibnya kalau nggak jadi kipas ya jadi bungkus makanan. 

Jaman gw kuliah dulu, gw masuk kuliah 2009, kegiatan mereka ini nggak terlalu terbuka. Nggak ada orang yang terang-terangan prospek orang untuk join grup mereka. Grup "jihad" mereka. Sejujurnya gw penasaran sih gimana cara mereka prospek, karena banyak banget adek tingkat gw yang cerita kalo mereka "diprospek". Diberikan berita-berita keutamaan jihad, mati syahid, dsb, dsb, lalu ketika dibantah, mereka akan membantah lagi. Apa karena muka gw udah ngeselin dan nggak meyakinkan ya? Makanya jarang diajak debat. 

Jadi kesimpulannya, kalau situ nggak mau diajak jadi teroris, pasang muka ngeselin - jangan muka yang iya iya oke oke aja. Muka polos tuh yang selalu diincar mereka. Muka yang penuh amarah juga biasanya yang jadi incaran. Punya muka belaga bego itu bagus (kadang), tapi punya ekspresi muka yang masa bodoh itu lebih penting 😏 Trus kalau udah terlanjur kena dan diajak "diskusi", ketika mereka menanyakan sesuatu, tanya balik aja pertanyaannya. Misal; tau nggak jihad yang utama itu apa? Jawab aja, "hmm apa ya kak, menurut kakak jihad yang paling utama itu apa? Gw yakin setelah 10 kali pertanyaan mereka kesel sendiri. 

Cara lain adalah, menyibukkan diri dengan kegiatan misal jadi Kpopers 😎 Fangirling itu ngabisin waktu banget lho. Selama gw fangirling, kehidupan gw cuma terbagi jadi kampus dan fangirling. Udah ga masuk lah itu join grup ekstrimis, ga ada waktu.  

Yang paling penting adalah tau apa yang kalian mau. Tau apa yang ada dalam diri kalian, kendalikan diri kalian. Kalau dalam diri kalian ingin melakukan hal yang bermanfaat untuk sesama, gampang! Cek aja janda dan anak yatim di sekitar kalian. Nggak usah ndakik-ndakik mau berjuang demi umat seluruh dunia dan melakukan pembalasan dengan bunuh diri. Itu goblog namanya! Inget, menjadi bermanfaat bagi sekitar adalah hal yang nggak kalah baik dari jihad yang mereka definisikan 😉

Menurut kalian, apa cara yang lebih efektif biar nggak direkrut teroris? Mending juga direkrut jadi komisaris perusahaan negara ya nggak 😎

Comments

Popular posts from this blog

Pengalaman Bikin (Free) Schengen Visa di VFS Swiss

I know this is so normal but anyway I like to compare the experiences because people might have different cases and because I have nothing to lose so... here's my experience for applying Schengen Visa via Swiss (VFS). Kenapa nggak via Belanda? Karena rencana kita berkunjung lamanya ke Geneve - Swiss (ada urusan kerjaan suami gw) dan kami belum tau akan ke Belanda apa nggak saat itu (nggak jadi sih soalnya mepet banget).  Seperti yang sudah sering dibahas orang lain perihal syarat dan ketentuan apply Schengen visa, gw nggak akan nulis itu ya. Udah ada di website VFS, lengkap. Gw cuma tambahin dikit-dikit aja infonya yang mungkin sama seperti kasus yang baca kalo emang kebetulan sama sih 😂 "Ok jadi total pembayarannya 280 ribu rupiah ya" "HAH?? Cuma 200an mbak??? Visanya gratis???" "Suaminya masih WN Belanda kan mbak?" "Iya" "Oiya itu gratis, bisa pake visa tipe C. Jadi cuma bayar biaya admin aja" ...

Not A Robot

  There are so many things I did recently. It was all started since February. Not to complain about this, I just want to write it to release the stress. Because I know every choices has its own risks. Started from January, I commits to work on another blog of mine. Joining with another friend, we are committed to post at least one writing every week with different theme each week. This is still under construction *ahem, ini bukan bangunan* to make it good to read at. I will publish it here once it is ready to be published. We both are trying to be consistent. So far, I have been consistent and always post one every week. After decided to get married, I realize that it won't be that easy. No matter what, marrying someone never be easy. About the preparation and this and that. To be honest, I will not having a big feast for that. I will invite my close friends and family, although I still have to respect what my parents want to invite the neighbors (one block neighbors are tota...

[Book] Dunia Cecilia

'apakah kalian membicarakan hal semacam itu di surga?' 'tapi kami berusaha tidak membicarakannya dekat-dekat Tuhan. ia sangat sensitif terhadap kritik' Yap, sepenggal dialog antara Cecilia dan malaikat Ariel. Saya mengenal Jostein Gaarder sejak kuliah. Ehhhh 'mengenal' dalam artian kenal bukunya ya, kalo bisa kenal pribadi mah bisa seneng jingkrak-jingkrak hehehe. Jadi karena teman saya mendapat tugas kuliah membaca satu novel filsafat berjudul Dunia Sophie, saya jadi sedikit mengetahui si bapak Gaarder ini. Enak ya tugasnya anak sastra baca novel, tugas anak matematika ya baca sih, tapi pembuktian kalkulus -_- Dunia Cecilia ini buku pertama Jostein Gaarder yang saya baca, karena buku Dunia Shopie sangatlah berat berdasar review teman saya. Saya sih nggak perlu baca buku itu karena teman saya sudah benar-benar mahir bercerita. Jadilah saya sudah paham bener cerita Dunia Sophie tanpa membacanya. Novel ini atas rekomendasi teman saya, dia bilang kala...