Skip to main content

Cara Memilih Bacaan

Pulang - Leila Chudori Pengalaman gw mulai menyukai membaca karena bukunya yang bagus. Kata orang jangan judge buku dari sampulnya. Gw termasuk orang yang suka judge buku dari sampul. Tapi itu bukan hal yang utama dong tentunya. Itu hanya ekstra poin aja.  Pertama kali gw baca buku dan tiba-tiba suka adalah saat papa yang waktu itu pulang, bawain gw buku ensiklopedia yang isinya sejarah dan astronomi. Itu yang bikin gw langsung suka baca, karena materinya bikin gw berbinar. Itu juga awal mula gw suka astronomi.  Perjalanan sebagai pembaca tentu saja lama sekali. Beberapa genre gw coba baca, kadang suka, kadang nggak suka. Hingga akhirnya gw tau apa yang bikin gw akan baca buku itu.  "Halaman pertama tulisannya" Gaya menulis orang itu pasti selalu berbeda. Meskipun mirip dengan yang lain, pasti akan ada karakter pembedanya. Itu biasanya terlihat dari halaman pertama tulisannya. Bayangkan, meski materinya bagus tapi penyampainya nggak bagus juga nggak akan nyangkut di pemb...

BUKU

Ganesha - Ubud. Toko buku favorit, sering jual buku antik.

Benda yang gw sayang banget yaa buku-buku gw. Gw mau minjemin buku gw, tapi kalau buku gw diminta orang... hmmm... nggak dulu deh ya. Kalau minjemin pun pasti mikir-mikir dulu, orangnya bertanggungjawab apa nggak hehehee.

Dari kecil, orangtua gw selalu minta untuk berhemat ya karena kita memang dari keluarga yang biasa saja. Uang jajan gw biasanya setengah dari uang jajan temen-temen gw. Bukannya mereka pelit, ya emang dibiasain hidup gak foya-foya aja. Lagian juga gw nggak punya alasan kan, karena belum punya duit sendiri haha! 

Tapi kalau soal buku, nggak usah ditanya. Semahal apapun pasti dibeliin kalo emang perlu. Royal banget kalo soalan buku. Karena prinsip mereka, "Orangtua kamu ini nggak kaya, nggak mampu ngasih kamu duit banyak. Tapi kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk memberi kamu pendidikan terbaik yang kamu bisa dapatkan. Buku salah satunya. Jadi nggak boleh pelit."

Betul, nilai kehidupan tersebut didapatkan dari kakek gw yang punya anak 8 orang (atau 7, gw sendiri lupa). Beliau pernah bilang ke gw, "Mbah ini nggak kaya, mbah cuma mampu ngasih anak pendidikan buat bekal mereka cari uang sendiri nanti. Kalau mbah kasih uang, pasti bakal habis. Tapi kalau dikasih pendidikan, uang bakal ngikut mereka."

Di titik kehidupan gw, dengan tingkat kedewasaan gw yang belum matang, gw bersyukur banget terlahir di keluarga yang memegang prinsip bahwa pendidikan adalah hal yang paling utama. Jadi gw terbiasa banget tumbuh bareng buku. 

Karena tumbuh dengan buku yang harganya tidak murah bagi pasar Indonesia, akhirnya gw selalu sayangi buku gw. Pasti gw rawat buku gw. Ya kalau perkara warna buku berubah sih nggak terhindarkan ya. Tapi gw nggak pernah terlantarin buku gw. 

Kebetulan juga suami gw ini tukang beli dan baca buku. Kalau gw sempet jadi pembaca rutin sampai pernah berhenti membaca selama bertahun-tahun dan berubah hobi jadi tukang beli buku. Tapi sejak 2021 September gw ngerasain joy membaca buku yang sempat hilang. Suami gw, saking banyaknya bukunya, bener-bener BUANYAK banget bukunya, sekarang tiap habis beli - baca - tinggal. Tinggal dalam artian, di mana dia selesai membaca buku itu, ya buku itu akan ditinggal di tempat itu. Kan gw nggak gitu ya! Sayang banget harga buku tuh mahal bagi gw. Itu anggap aja sebesar 2-5% dari pendapatan bulanan. Sedangkan bagi suami gw, tiap beli buku hanya mengeluarkan 0.2% saja dari pendapatannya. KAN BEDA BANGET! 

Kemarin gw baca Percy Jackson habis dalam waktu 5 hari. Gw minta series keduanya. Pertanyaan suami gw, "Yaudah tinggal aja di sini, koper juga udah nggak muat dimasukin buku." Ya allah sayang banget, ini bisa jadi koleksi lho 😂 Jadi sekarang tiap gw liat buku bagusnya dia, pasti gw minta kalau dia udah selesai baca. Tentu saja biar gw tumpuk di rumah 😂

Ngomong-ngomong soal buku, gw sekarang baca buku diselang-seling satu fiksi satu non-fiksi dalam waktu bersamaan atau setiap habis baca satu fiksi, besoknya ke non-fiksi. Otak gw jadi lebih seger. Akhir-akhir ini banyak banget bacaan bagus buat gw yang menurut gw orang harus baca sih. Gw kasih rekomendasinya dikit-dikit ya, siapa tahu tertarik. 


The Things You Can See Only When You Slow Down - Haemin Sunim. Buku ini soal kita yang melulu "sibuk" tapi nggak pernah mikirin esensi kehidupan ini apa sih. Buku ini cocok buat yang lagi mengalami banyak pertanyaan dalam hidup. Coba dipahami, hidup ini lebih dari sekadar punya rumah, mobil mewah, status dan jabatan. It's deeper than that. 

Dunia Sophie - Jostein Gaarder. Gw penyuka tulisan Gaarder. Buku ini gw beli tahun 2016, tau buku ini dari sobat gw anak sastra yang dapat PR baca buku ini. Lama banget karena temen gw bilang kalau buku ini "berat" (literally - metaphorically). Ya memang nggak ringan, tapi ya nggak yang berat banget sampai nggak bisa ngabisin gitu. Selesai baca 3 mingguan. Isinya tentang filsafat kehidupan dari jaman Romawi kuno sampai yang terbaru di dunia kita.


Brief Answers to the Big Questions - Stephen Hawking. Ini buku wajib banget dibaca semua orang agar kita mencoba mengulik hal yang paling remeh dalam hidup, bisa menjadi hal paling dalam yang harus dijawab. Nggak kok, beliau nggak ngajarin buat jadi ateis. Beliau memang atheis, tapi tulisan dan otaknya sungguh brilian sekali. Kita beruntung memilikinya sebagai salah satu ilmuwan. 

The School of Life - Alain de Botton. Ini tentang yaaa... kehidupan. Mengenal diri sendiri, mengendalikan emosi diri, ego diri, melihat semua hal dari perspektif yang lain. BAGUS. Seperti tuntunan hidup.


The Alchemist - Paulo Choelho. This is my favorite ever! Karena gw ngerasain apa yang dia tulis. 

Loving the Wounded Soul - Regis Machdy. Cerita tentang Regis yang mengalami depresi tahunan. Gw nyelesein buku ini dalam waktu 3 hari. Kalau dirapel sih bisa cuma 4 jam kelar. Karena gw ngalamin apa yang ditulis Regis. Masa-masa krisis, depresif, meskipun nggak separah Regis tapi gw tahu gimana perasaan itu. Kebetulan gw udah mulai menuju ke arah yang lebih baik, secara mental. Makanya gw bisa baca cepet. Temen gw yang lagi mengalami masa ini, dia baca udah berbulan-bulan karena keadaan mentalnya sedang tidak baik-baik saja, mengerti apa yang dialami Regis dan akhirnya belum mampu menyelesaikannya. Karena memang berat buku ini. Menurut gw, ini buku wajib dibaca semua orang agar kita semua bisa berdamai dengan luka dari masa lalu yang mempengaruhi kehidupan sekarang. 

Yaudah itu aja dulu. Kalau fiksi mah, tergantung selera masing-masing ya. Kasih tahu dong buku rekomendasi kalian apa. Kali aja sesuai selera baca gw 😍


Comments

  1. Bacaannya berat2 banget ya Mbak , kalo saya malah bacaannya kebanyakan muter2 di genre horror sama komedi 😁

    Btw, saya juga tipe yang sayang banget sama buku, bahkan kalo lagi niat komik yang volumenya banyak itu saya plastikin lagi jadi satu biar lebih terawat dan aman dari debu, dulu juga suka nyampulin novel pake sampul bening. Tapi sekarang karena kebanyakan beli buku udah nggak sanggup lagi 😄

    Berarti Mbak Prisca ini koleksi bukunya pasti luar biasa ya 😄, apalagi walaupun harganya mahal nggak gentar kalau buat buku, ditambah suami juga hobi baca, ah surga banget 😄

    ReplyDelete
    Replies
    1. HAHA nggak juga mas. Kalau fiksi kan relatif yaa suka nggaknya, kalo non-fiksi kayaknya lebih bisa terukur deh. Mungkin ya wkwkw

      Rekomendasiin bacaan humor dong mas. Udah lama nih gak baca yg konyol2. Aku suka baca yg begituan juga, soalnya cepet banget sejam dua jam kelar dan bahagia ngakak trus. Eh yg horor deh sekalian. Terakhir baca yg horor kayaknya pas SMA deh.

      Tapi emang nyampulin buku, kek melindunginya dari debu dan jamur tuh nyenengin banget ya. Apalagi pas liat tumpukan rapi gitu, rasanya kayak pencapaian aja. Ku juga rajin nyampulin buku. Paling suka sih nyobek plastik buku baru. Tapi males nyampah plastik abisnya wkwk

      Koleksi bukunya suamiku sendiri udah bisa buat perpus. Sayang ada di negaranya sana, kalo di drop kesini semua bisa-bisa bayar pajak masuknya lebih gede dari ongkirnya hahaha!

      Delete

Post a Comment

Share your thoughts with me here

Popular posts from this blog

Write Down Your Dreams, They Said.

Moscow Yes, all things I have and I do right now is all the things that I have written down on papers, during my sleeps, in my consciousness, in my visions. So let's do that again here.  I have another dream that I really think of. It's the thing I want to do when I have so much money, or enough money, or when money doesn't matter anymore, or who knows!  I wanna build a school for kids who can't afford to go to school. I want them to pay nothing, and I want them to learn the basic things like how to respect others, how to tell people their ideas/opinions, familiarize them with being kind, how to think logically, how to solve problems, etc. All the basic survival things in life.  I think my passion is always in education, but I don't always like to follow the old-school rules. There are so many important things we don't learn at school that I think should be taught there. Once we graduate from school, we usually don't know how to navigate life. Who taught you...

Integrity and Honesty

Lembongan dan Ceningan Few days ago I picked up my husband from the airport. It was raining a lot so I had to go by taxi. We went through airport toll which I paid with my card. Then when we arrived, I gave him 20K for parking that cost actually 12k. Doesn't matter I give it with tip. So I didnt ask for change.  A few mins later I noticed a notification that said I got charged for 14K, the price for toll. I usually never notice any notification but that day was different. So I chatted him asking why am I being charged for toll that I paid myself. He said, and I quote, “oh that is automatically done by the app.” I checked on the app website it said that the app will automatically charge you toll price when the route it takes show that you’re going through a toll. Then I thought, “ah yea maybe he couldn’t change it.” So I told him, “alright sir then I will report it to the app so they can easily help me to refund the money.” You know what he said, “no please don’t mam. I will refund ...

Dapet Visa UAE (Dubai) Gampang Banget

Dubai creek Beberapa waktu yang lalu, kita pusing berat karena H dapet libur kali ini cuman 10 hari. 10 hari dari yang biasanya 14 hari. Akhrinya diputuskan untuk tetap mengambil libur tapi nggak ke Indonesia.  Ternyata, beberapa hari kemudian, dia bilang, kalau liburnya malah jadi 7-8 hari aja. Mau ga mau saya yang harus kesana. Maksudnya terbang mendekatinya. Udah milih-milih negara mana yang harganya rasional, yang ga banyak makan waktu buat terbangnya H, dan tentunya ga ribet urus visa buat pemegang paspor hijau yang ga sesakti paspornya H.  Btw warna paspor Indonesia jadi biru ya sekarang?? Pilihan jatuh ke Dubai. Pemegang paspor hijau harus bikin visa, ya pusing lagi deh cara bikin visa Dubai nih gimana. Apa iya sesusah bikin visa schengen, visa US, visa lainnya. dari persyaratan sih standar ya, termasuk  record  bank account selama 3 bulan. Emang nggak pernah bikin visa Dubai sebelumnya ya, apalagi H yang paspornya super sakti kemana-mana (hampir) ga perlu vis...