Skip to main content

Perpanjang ITAS (Spouse/Dependant visa) Via Online

Terasa seperti ini, Gunung Baturnya ada tapi nggak keliatan. Sistemnya ada, tapi masih berkabut. Katanya sih berlaku sejak tanggal 17 Desember 2024, bersamaan dengan semua perubahan seperti paspor dan biayanya.  Karena harus perpanjang ITAS di akhir tahun, gw sudah kontak mereka dan bilang "Oh bisa extend via website." Di websitenya agak membingungkan buat pemula karena ada beberapa bagian. Bagian yang paling mentereng adalah bagian APPLY , yang mana ini harus digunakan untuk orang yang belum pernah apply ITAS . Sejenis untuk mendapatkan TELEX visa dulu yang nantinya dikonversi ke ITAS.  Perlu dicatat ini adalah ITAS dengan pasangan Indonesia sebagai sponsor ya. Tentunya perlu penjamin yang apply VITAS dll sebelum ke ITAS. Apply sebagai penjamin bisa di website yang sama. Tapi kalau apply sendiri bisa dengan menggunakan "Personal". Setelah masuk ke website imigrasi dengan menggunakan ID Penjamin, bagian HOME akan tampil beberapa hal. Nah, bagian Extend ITAS tuh a...

Mengalahkan Rasa Takut akan Tenggelam

Makanan setelah renang di KOOD Sanur (serba vegan)

Dari dulu takut banget sama air dengan volume yang besar. Mungkin di kehidupan gw sebelumnya gw pernah tenggelem kali ya. Makanya nggak pernah bisa renang. Karena ya takut tenggelam. Bahkan sekedar kecipak kecipuk aja takut. Sampai pindah ke Bali.

Pindah ke Bali nggak berekspektasi setinggi itu sih. Ternyata, jadi lebih sering main air di pantai. Nggak renang, cuma berendam aja. Lama-lama jadi kebiasaan dan udah mulai terbiasa dengan air. Ternyata seru juga yaa.

Kemudian dilatih suami gw buat berani snorkeling. Iya takut awalnya, nggak percaya meskipun dia bilang nggak akan tenggelam karena pake fin. Hmm masaaaa~~ Ya tetep pake pelampung sih. Pertama kali nyemplung, tentu saja heboh takut tenggelam padahal udah pake pelampung, pake fin, mana dipegangin juga. Tapi heboh aja, takut tenggelem. Ada 3 spot waktu itu, gw cuma nyemplung satu spot aja belum juga 15 menit udah naik kapal.

Beberapa kali snorkeling akhirnya baru berani lepas pelampung dan langsung pake fin aja. Ternyata emang iya ngapung seenak itu segampang itu. Padahal semuanya serba fisika, dasar pula. Gw tau banget gimana caranya ina inu, tapi rasa takut terlalu besar yang menghalangi ilmu fisika terserap otak agar bisa dipraktekkan tangan dan kaki secara terkoordinasi. 

Nah setelah pelan-pelan mulai bisa menguasai air, nggak takut lagi dengan volume air yang banyak, puncaknya adalah ketika diving. Pas diving ehhhhh kok malah nggak takut tenggelem. Mantranya sih, "Gravitasi nggak ada di sini, ya emang gw harus tenggelem lah. Tenang aja tanknya penuh kok. Ada gurunya juga gak bakal kenapa-napa gw. Jadi apa yg dikhawatirkan? Nggak ada!" Hiu sih. Tapi ternyata mereka hobi kelonan. Kan jadi lucu, nggak serem lagi. 

Bener-bener bisa menikmati diving, selesai diving gw bertekat gw harus bisa renang. Iya agak kebalik sih ya, tapi kan diving nggak harus bisa renang. Yang penting bisa ngapung aja. Tapi gw masih heran sama gw yang nggak pernah bisa jalan tegak waktu gendong BCD yang berat banget. Kok orang-orang bisa bawa tank kayak enteng gitu. Gw bongkok-bongkok bawanya, jalan 3 menit aja rasanya kayak mendaki gunung Ijen 3 jam.

Diving bener-bener kayak titik balik gw yang ngilangin rasa takut tenggelam gw. Aneh sih tapi selesai diving gw bener-bener nggak takut tenggelam sama sekali.

Akhirnya gw ambil kelas renang dong Mei ini. Bener-bener belajar dari awal, cara nafas, cara pakai tangan dan kaki. Semuanya. Sejam pertama kek orang bego. Trus waktu dapet kliknya dan nggak takut tenggelem, eh langsung bisa dong. Gw bisa renang. Gw ternyata bisa renang dan PD banget nggak takut tenggelam. 

Iya sih masih sekali nafas, belom bisa yang ambil nafas berkali-kali itu. Karena ya baru pertama kali sih. Tapi gw udah bisa renang dan nggak tenggelam oh my god! Pertemuan pertama gw bisa renang sejauh 10 meter dengan kedalaman 1,5m menuju 5m dengan sekali nafas. Gatau ini hal yang patut dibanggain atau nggak tapi gw udah bisa renang wkwkwk. Gw bangga sama diri sendiri yang udah nggak lagi takut tenggelem. 

Lalu diajarin juga cara ambil nafas di tengah-tengah. Bagi gw sulit banget, tapi udah mulai bisa dan tau harus kapan ambilnya. Tinggal latihan aja lagi biar lebih terbiasa. 

Gw udah bisa renang 😂 Gatau, gw bangga banget sama diri gw yang udah nggak takut tenggelam. 

Well... goodbye to the fear of drowning. I won! 😛

Comments

Popular posts from this blog

Dapet Visa UAE (Dubai) Gampang Banget

Dubai creek Beberapa waktu yang lalu, kita pusing berat karena H dapet libur kali ini cuman 10 hari. 10 hari dari yang biasanya 14 hari. Akhrinya diputuskan untuk tetap mengambil libur tapi nggak ke Indonesia.  Ternyata, beberapa hari kemudian, dia bilang, kalau liburnya malah jadi 7-8 hari aja. Mau ga mau saya yang harus kesana. Maksudnya terbang mendekatinya. Udah milih-milih negara mana yang harganya rasional, yang ga banyak makan waktu buat terbangnya H, dan tentunya ga ribet urus visa buat pemegang paspor hijau yang ga sesakti paspornya H.  Btw warna paspor Indonesia jadi biru ya sekarang?? Pilihan jatuh ke Dubai. Pemegang paspor hijau harus bikin visa, ya pusing lagi deh cara bikin visa Dubai nih gimana. Apa iya sesusah bikin visa schengen, visa US, visa lainnya. dari persyaratan sih standar ya, termasuk  record  bank account selama 3 bulan. Emang nggak pernah bikin visa Dubai sebelumnya ya, apalagi H yang paspornya super sakti kemana-mana (hampir) ga perlu vis...

Perpanjang ITAS (Spouse/Dependant visa) Via Online

Terasa seperti ini, Gunung Baturnya ada tapi nggak keliatan. Sistemnya ada, tapi masih berkabut. Katanya sih berlaku sejak tanggal 17 Desember 2024, bersamaan dengan semua perubahan seperti paspor dan biayanya.  Karena harus perpanjang ITAS di akhir tahun, gw sudah kontak mereka dan bilang "Oh bisa extend via website." Di websitenya agak membingungkan buat pemula karena ada beberapa bagian. Bagian yang paling mentereng adalah bagian APPLY , yang mana ini harus digunakan untuk orang yang belum pernah apply ITAS . Sejenis untuk mendapatkan TELEX visa dulu yang nantinya dikonversi ke ITAS.  Perlu dicatat ini adalah ITAS dengan pasangan Indonesia sebagai sponsor ya. Tentunya perlu penjamin yang apply VITAS dll sebelum ke ITAS. Apply sebagai penjamin bisa di website yang sama. Tapi kalau apply sendiri bisa dengan menggunakan "Personal". Setelah masuk ke website imigrasi dengan menggunakan ID Penjamin, bagian HOME akan tampil beberapa hal. Nah, bagian Extend ITAS tuh a...

Pengalaman Bikin (Free) Schengen Visa di VFS Swiss

I know this is so normal but anyway I like to compare the experiences because people might have different cases and because I have nothing to lose so... here's my experience for applying Schengen Visa via Swiss (VFS). Kenapa nggak via Belanda? Karena rencana kita berkunjung lamanya ke Geneve - Swiss (ada urusan kerjaan suami gw) dan kami belum tau akan ke Belanda apa nggak saat itu (nggak jadi sih soalnya mepet banget).  Seperti yang sudah sering dibahas orang lain perihal syarat dan ketentuan apply Schengen visa, gw nggak akan nulis itu ya. Udah ada di website VFS, lengkap. Gw cuma tambahin dikit-dikit aja infonya yang mungkin sama seperti kasus yang baca kalo emang kebetulan sama sih 😂 "Ok jadi total pembayarannya 280 ribu rupiah ya" "HAH?? Cuma 200an mbak??? Visanya gratis???" "Suaminya masih WN Belanda kan mbak?" "Iya" "Oiya itu gratis, bisa pake visa tipe C. Jadi cuma bayar biaya admin aja" ...