Balinese is a lot of thing, but one thing for sure that they work efficiently when it is related to the documents. Gw selalu kasih tepuk tangan meriah kalau urus-urus dokumen di Bali tuh serba cepet banget. Di Denpasar ya terutama karena gw tinggal di sini. Nggak tau lagi kalau di daerah lain. Ini testimoni gw yang tiap tahun harus urus dokumen visa suami, tiap tahun harus ke Dukcapil, Polres, wira-wiri di desa urus printilan. Akhirnya tahun ini gw putuskan untuk pindah domisili ke Bali. Yeay. Bukan tanpa alasan, tapi karena untuk menjamin KITAP, gw harus domisili Bali. Suami gw udah terdaftar di Imigrasi Bali. Jadi daripada gw harus pindahin dia ke domisili asal gw, yang mana gw udah nggak tinggal di sana hampir 20 tahun, ya lebih baik gw yang pindah. Ternyata, pindah KTP tuh gampang banget ya. Gw kira gw harus pulang dulu ke domisili untuk cabut berkas. Setelah tanya langsung ke domisili asal gw (Pake WA dan jawabnya nunggu lama banget), mereka bilang untuk urus surat SKPWNI (Su
Sebagai pelaku kawin campur, meterai adalah hal kecil yang sering kali luput karena dikit-dikit tempel meterai untuk perihal pengajuan visa. Seringnya beli satu, dua taro dompet, eh nggak tau keselip di mana. Belum lagi kalau ternyata setelah dokumen dicetak - ditempel matere - lalu ditandatangani - kemudian discan, ini prosesnya kayak berulang banget dan bisa berkali-kali karena salah tanggal atau orang yang dituju atau dokumen udah keburu expired.
Udah kecil, nggak murah, sering ilang pula wkwkwk.
e-meterai mulai diluncurkan tahun 2021. Gw belum pernah coba karena jujur masih bingung apa iya ini imigrasi nanti nerima e-meterai gw? Hingga hari ini, Januari 2023 gw harus kirim dokumen bermeterai untuk update alamat gw sebagai penjamin visa. Iya, nggak bisa via website langsung, harus kirim permohonan via email yang dilengkapi dokumen permohonan dg tanda tangan di atas meterai.
Hah hoh karena nggak ada printer di rumah, kalau ngeprint cuma perlu sebiji. Meterai udah ga ada juga. Akhirnya memberanikan diri, "Yaudah coba pake e-meterai deh".
Hal pertama yang diperlukan adalah menyiapkan dokumen yang diperlukan. Jadi gw udah ketik dokumen gw dan siapin dalam bentuk pdf. Kemudian, sign up di e-meterai.co.id. Pertama yang muncul adalah scan KTP. Jadi pastikan punya KTP yang udah bentuk soft file. Ah ini mah, dah wajib punya. Lalu isi data nyontek KTP, isi juga nomer NPWP. NPWP meskipun udah bisa bundling sama KTP tapi tetep ya di beberapa tempat masih harus diisi nomer NPWP. NPWP ini juga ajaib karena kalau nggak punya, potongan pajak kita bisa di atas 20%.
Nah setelah selesai daftar tinggal lanjut aktivasi akun via email.
Setelah sukses pembayaran, jatah meterai ini masuk di kuota akun. Jadi ketahuan punya berapa meterai di situ. Sekalinya kepake, ya kuota berkurang otomatis. Kalau mau pake untuk dokumen, kita bisa klik PEMBUBUHAN yang ada di samping link PEMBELIAN. Pembubuhan ini gampang banget, tinggal isi keterangan dokumen yang diminta dan unggah dokumen yang kita mau.
Tinggal ikuti saja alur yang terpampang di atas, mulai dari unggah dokumen, pilih posisi meterai (ini bisa digeser-geser karena meterai akan muncul di bagian kiri atas dokumen, jadi jangan langsung diklik selanjutnya), lalu isi PIN sekali yang dipakai seterusnya, kemudian mulai pembubuhan dan terakhir download.
Jangan lupa untuk menggeser posisi meterai, jangan dibiarin di atas begitu.
Lalu lanjutkan dengan memasukkan PIN, ini hanya sekali saja. Kemudian yang terakhir tinggal diunduh saja. Dokumen akan tersimpan 48 jam setelah meterai dibubuhkan. Tapi jangan khawatir karena dokumen tersebut juga dikirimkan via email setelah selesai pembubuhan meterai.
Setelah selesai diunduh ya tinggal ditandatangani aja sesuai keperluan. Karena ini bentuk elektronik, jadi ya tandatangannya juga elektronik hehee. Enak ya simple.
Ternyata nggak ribet dan bagi gw ini jadi lebih praktis jujur, karena nggak perlu cetak dokumen - tempel meterai - scan dokumen lagi. Jadi ini sekali jalan di hadapan laptop aja. Secara hukum ya harusnya ini diterima ya, karena ini e-meterai juga terbitan negara. Jadi resmi nggak asal tempel meterai bohongan. Jauh lebih menarik dan gampang, terutama kalau lagi di luar negeri dan butuh meterai jadi nggak bingung cari toko Indonesia buat beli wkwkw.
Websitenya nggak lemot, nggak repot, nggak ribet dan nggak babibu. Gw suka banget e-meterai ini!
Btw, ini pengalaman gw akses e-meterai dari Indonesia ya. Kabarnya kalau dari luar negeri lebih lemot dan bingung bayarnya gimana karena nggak semua diaspora punya banking Indonesia yang bisa QRIS.
Comments
Post a Comment
Share your thoughts with me here