Skip to main content

Book: The Midnight Library

It is one of the books that blown my mind. It's very well written and would probably relate with a lot of people who are in their journey to find themselves.  So many people are talking about it but I did not buy it until a few months ago where I read the preview on the first pages. Easy for me to see if I want to buy the book or not. When the first pages hook me right away, I don't need to think twice. This book is one of them.  This contains spoiler of course.  Nora, the main character, like many of us, fall into depression and decided to kill herself. But she's not dead right away. She went into a kind of limbo between life and death. In that library she met a librarian, this librarian is a kind of a guide. Our guide that probably tasked when we were born.    The librarian shows her lives that she could have had if she wants to. She is so depressed and thinks that no life will makes her happy enough to live it. I can totally understand her state. I was there....

Mengunjungi Moscow Pertama Kali

Moscow

Bukan jadi negara yang ada di daftar kunjungan impian, but I did it anyway. 

Jujur waktu pertama kali dapat info ke Rusia, agak deg-degan banget. Kayaknya gara-gara gw terlalu banyak nonton film yang ada hubungan Rusia-nya. Tapi ya dijalani aja karena ke sana buat ketemu suami. 

Perjalanan gw mulai dari apply e-visa yang gampang banget itu, tentunya juga dengan tiket yang sudah di tangan. Di konter check in bandara Bali, pertanyaan yang gw dapatkan sedikit agak panjang. Gw bisa lihat di muka mbaknya, "Ngapain ke Rusia lu?" Kira-kira begitu, tapi tentu saja pertanyaan formal yang gw dapetin ya semacam apakah visanya udah pernah dipakai apa belum, ngapain ke Rusia, trus visanya minta difoto (ini nggak pernah terjadi di gw), krosceknya agak lama dikit. 

Masuk ke custom check, kita nggak bisa pakai autogate karena di Rusia akan diminta stempel keluar negara kita. Jadi harus manual minta stempel. Seperti biasa, perjalanan interaksi gw dengan orang imigrasi di bandara selalu unik sekali dengan banyak pertanyaan. Kemarin gw dapet pertanyaan gimana caranya apply e-visa Rusia ini. Mungkin beliau pengen ke Rusia juga. 

Lalu lanjut perjalanan ke Dubai, dan tiba di Moscow. Moscow punya beberapa bandara, gw turun di DME. Di sana antri imigrasi ditanyain;

"Student?"

"No, tourist."

"Group?"

"Alone"

Lalu diberi kartu dengan identitas kita yang harus diserahkan ke hotel untuk disalin. Dari bandara ke tengah kota Moscow butuh waktu sekitar 1 - 1,5 jam. Sampai di hotel, semua halaman paspor kita dikopi juga. Paspor akan dikembalikan saat itu juga setelah dikopi. 

Nggak banyak orang Rusia yang bisa Bahasa Inggris. Selain itu ketika kita beri salam seperti halo atau selamat pagi, boleh tanpa senyum karena senyum buat mereka itu nggak umum dilakukan. 2 hari pertama gw di sana, gw selalu senyum ke orang kayak orang tolol. 

Hari pertama gw di sana, suami kasih gw crash course gimana cara baca alfabetnya. Bagi gw, ini hal yang nggak sulit sama sekali. Apalagi buat beberapa kata yang adopsi Inggris, udah pasti lebih gampang lagi dipahami artinya. Gw nggak hafal semua huruf tapi udah kenal beberapa huruf aja. Tentunya kalau memahami keseluruhan ya pastinya nggak segampang ini ya. Gw cuma bisa baca beberapa alfabetnya aja. Yang mana itu tetep nggak cukup bikin gw mandiri buat jalan dan berinteraksi dengan orang sana.

Karena banyak hal-hal atau tempat-tempat yang bekas "sesuatu" di masa lalu, ada baiknya nggak random foto-foto. Gw suka banget motret, tapi gw harus nahan diri pas liat sesuatu yang cakep banget buat difoto. Mana gw ditinggal 3 hari kerja sama suami gw, jadi selama dia kerja ya gw keliling supermarket aja buat cek harga dan cek realita. 

Gw hampir nggak bisa kemana-mana sendirian karena nggak bisa bahasanya, nggak bisa sembarangan motret, semuanya serba bayar cash karena kartu internasional nggak bisa dipakai, kayak bayi yang nggak bisa ditinggal lah. Jadi nggak bisa los 100%. 

Yang mana itu juga nggak masalah juga sih. 

Selain itu, gw terpesona banget sama mereka yang well behaved in public. Gw tinggal di Bali yang banyak orang Rusia juga, tapi beda banget. Mereka yang di sini dan di sana. Jadi gw agak kaget gitu, beda dari ekspektasi gw. 

Lalu kotanya yang bersih banget, semua serba tertata rapi. Transportasi pakai metro yang harganya murah banget. Pakai metro cuma perlu tap kartu ketika masuk aja, waktu keluar nggak perlu tap kartu karena harganya sama aja jauh deket. Mau cuma satu stasiun atau sampe Siberia pun juga sama harganya 55 rubel (8ribu rupiah). 

Kartu transportasi, bisa beli yang sekali pakai, bisa juga yang refill seperti ini.

Mereka juga punya scooter elektrik yang bisa disewa, sepeda listrik pun juga. Harganya termasuk nggak mahal, tapi hitungannya per 5 menit pakai. Oh ya, mereka pakai Yandex untuk maps, pesan taksi online dan juga sewa scooter itu. Ada beberapa vendor scooter juga selain Yandex. Google maps agak jammed. Kadang di beberapa tempat yang esensial juga sinyal diblok. 

Scooter elektrik

Kalau kita pakai kartu SIM yang dibeli di sana, atau sambung ke wifi setempat, sosmed pasti diblokir. Karena gw pakai kartu travel internasional yang coverage Rusia, gw bisa akses sosmed gw. Beberapa hal memang diblokir mereka, jadi nggak bisa akses dengan bebas kecuali pakai VPN. Google masih bisa dipakai kok. Gw sempet ngajar beberapa kelas dari sana pakai Google Meet dan lancar banget aksesnya.

Ada salah satu toko buku yang besar banget di tengah kota, ada kali ribuan rak buku yang isinya buku berbahasa Rusia. Yaaa paling cuma 10% darinya yang berbahasa Inggris. Buku Bahasa Inggris juga mahal banget di sana. Kisaran $20 ke atas, kecuali beberapa buku klasik. Rasanya pengen beli tapi nggak bisa baca. Agak sebel. 

Buku seharga 40ribuan rupiah.

Untuk makanan, termasuk gampang banget nemuin Vietnamese food, makanan Asia juga banyak tapi nggak ada yang Indonesia. Paling-paling juga beberapa mi instan aja sih. Makanan Rusia termasuk berbumbu buat gw, rasanya nggak bland. Tapi gw nggak makan banyak makanan Rusia. Tipe restoran di sana juga ada banyak makanan ala Georgia, Azerbaijan juga, yang deket-deket sana lah. Makanan mereka setipe (dan gw pernah rasain juga, menurut gw masih bisa diterima di lidah orang Indonesia). 

Nggak nemu Indomie tapi gw bawa sendiri.

Es krimnya orang sana, nggak gitu manis banget jadi nggak eneg.

Borscht - makanan khas sana. Sup beet daging dan sour cream.

Brand terkenal sana.

Kami banyak eksplor katedral/gereja ortodox. Ini bikin gw agak kaget juga karena katedral mereka juga mengadopsi bentuk jaman Otoman. Gw kira masjid, ternyata katedral/gereja. Dan itu jumlahnya buanyak banget, ada banyak yang dibangun dari tahun 1600an. Hampir tiap blok ada, dan bagusnya masih terawat juga sampai sekarang. 

Cathedral of the Epiphany, built in 1296. Some things are last forever.

Satu hal lagi yang bikin gw agak speechless adalah gw ngeliat Lenin di mausoleum. Seeing his dead body being displayed there was never on my bingo card. But that was an awesome experience, though it left me feeling gloomy for the rest of the night (that day). And I learned that the team who embalmed him, was also doing the same for Vietnamese President, Kim Jong Il, and Bulgarian Leader. What an experience! 

Pengalaman gw ke Moscow ini bener-bener sesuatu di luar dugaan gw banget. 

Have you ever been to Moscow?

Comments

Popular posts from this blog

Pengalaman Bikin (Free) Schengen Visa di VFS Swiss

I know this is so normal but anyway I like to compare the experiences because people might have different cases and because I have nothing to lose so... here's my experience for applying Schengen Visa via Swiss (VFS). Kenapa nggak via Belanda? Karena rencana kita berkunjung lamanya ke Geneve - Swiss (ada urusan kerjaan suami gw) dan kami belum tau akan ke Belanda apa nggak saat itu (nggak jadi sih soalnya mepet banget).  Seperti yang sudah sering dibahas orang lain perihal syarat dan ketentuan apply Schengen visa, gw nggak akan nulis itu ya. Udah ada di website VFS, lengkap. Gw cuma tambahin dikit-dikit aja infonya yang mungkin sama seperti kasus yang baca kalo emang kebetulan sama sih 😂 "Ok jadi total pembayarannya 280 ribu rupiah ya" "HAH?? Cuma 200an mbak??? Visanya gratis???" "Suaminya masih WN Belanda kan mbak?" "Iya" "Oiya itu gratis, bisa pake visa tipe C. Jadi cuma bayar biaya admin aja" ...

Not A Robot

  There are so many things I did recently. It was all started since February. Not to complain about this, I just want to write it to release the stress. Because I know every choices has its own risks. Started from January, I commits to work on another blog of mine. Joining with another friend, we are committed to post at least one writing every week with different theme each week. This is still under construction *ahem, ini bukan bangunan* to make it good to read at. I will publish it here once it is ready to be published. We both are trying to be consistent. So far, I have been consistent and always post one every week. After decided to get married, I realize that it won't be that easy. No matter what, marrying someone never be easy. About the preparation and this and that. To be honest, I will not having a big feast for that. I will invite my close friends and family, although I still have to respect what my parents want to invite the neighbors (one block neighbors are tota...

[Book] Dunia Cecilia

'apakah kalian membicarakan hal semacam itu di surga?' 'tapi kami berusaha tidak membicarakannya dekat-dekat Tuhan. ia sangat sensitif terhadap kritik' Yap, sepenggal dialog antara Cecilia dan malaikat Ariel. Saya mengenal Jostein Gaarder sejak kuliah. Ehhhh 'mengenal' dalam artian kenal bukunya ya, kalo bisa kenal pribadi mah bisa seneng jingkrak-jingkrak hehehe. Jadi karena teman saya mendapat tugas kuliah membaca satu novel filsafat berjudul Dunia Sophie, saya jadi sedikit mengetahui si bapak Gaarder ini. Enak ya tugasnya anak sastra baca novel, tugas anak matematika ya baca sih, tapi pembuktian kalkulus -_- Dunia Cecilia ini buku pertama Jostein Gaarder yang saya baca, karena buku Dunia Shopie sangatlah berat berdasar review teman saya. Saya sih nggak perlu baca buku itu karena teman saya sudah benar-benar mahir bercerita. Jadilah saya sudah paham bener cerita Dunia Sophie tanpa membacanya. Novel ini atas rekomendasi teman saya, dia bilang kala...